Mohon tunggu...
Blasius Mengkaka
Blasius Mengkaka Mohon Tunggu... Guru - Guru.

Alumnus Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) di Universitas Negeri Nusa Cendana Kupang Tahun 2008. (1). Pemenang Topik Pilihan Kolaborasi "Era Kolonial: Pengalaman Mahal untuk Indonesia yang Lebih Kuat", (2). A Winner of Class Miting Content Competition for Teachers Period July-September 2022. (3). The 3rd Winner of Expat.Roasters Giveaway 2024.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kuil Aesculap, Rumah Sakit Yunani Kuno

24 Juni 2020   23:34 Diperbarui: 25 Juni 2020   09:57 1397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para orang sakit Yunani kuno datang ke rumah sakit Kuil Aesculap. (Foto: Istimewa).

Foto di atas adalah lukisan karya John William Waterhause. Lukisan terkenal ini menceriterakan kuil Aesculap sebagai rumah sakit tertua di zaman Yunani kuno. Di dalam kuil Aescula, orang-orang sakit menjalani serangkaian ritus penyembuhan. Orang-orang sakit dilayani oleh para Aesculapidae atau para imam-dokter pengikut Aesculap. 

Aesculap, Dewa Penyembuhan Yunani Kuno

Aesculap atau Asclepius adalah dewa penyembuhan Yunani-Romawi kuno. Banyak mitologi telah membahas tentang dewa Aesculap. Pada masa kejayaan Yunani kuno, 300 kuil Asclepius didirikan. Kuil utama terletak di Epidaurus. Kuil Aesculap merupakan salah satu dari 3 kuil terbesar yang paling ramai dikunjungi orang-orang zaman Yunani-Romawi kuno setelah kuil Zeus di Olimpia dan kuil Apollo di Delphy. Pada tahun 289 SM, sebuah kuil Aesculap didirikan di Pulau Tiber.

Kuil-kuil Aesculap dibangun pada abad ke-4 SM dan ditutup setelah Kaiser Romawi kristen melarang kultus kafir. Kaiser Romawi kristen memerintahkan penganiayaan terhadap orang non-kristen. Catatan di sebuah prasasti di salah satu bagian bangunan kuil Aescula menyebutkan nama Theodotus sebagai arsiteknya yang membangun kuil Aesculap selama 5 tahun.

Ular berwarna kuning adalah hewan suci bagi pemuja Aesculap.  Kuil dirancang bukan hanya sebagai tempat pemujaan namun sebagai tempat berlindung bagi para wanita, pengobatan dan tempat orang-orang sakit menghembuskan nafas terakhir mereka dalam keadaan suci, tanpa dosa. Di sebelah kuil, ada kuil pemujaan untuk dewa tidur atau Tholos.

Riwayat Hidup Aesculap

Literatur tua Yunani kuno mencatat bahwa Aesculap adalah putera Apollo dan Koronis. Ketika Koronis hamil ia terlibat kasus dengan dengan Ischys, sebagai hukumannya Koronis dibakar. Namun saat hendak dibakar, datang Hermes dan memotong tali pusar Aesculap dari rahim Koronis. Aesculap yang baru lahir dibawa Hermes ke Chiron. Saat itu Chiron adalah seorang ahli penyembuhan yang terkenal karena kebaikan dan kebijaksanaannya. Chiron tinggal di gunung Pelion di Tesalonika Tenggara. Chiron mengajarkan Aesculap tata cara pengobatan tapi ilmu itu didapatkan Chiron dari Apollo. Tubuh Aescula bersinar sebagai anak dewa.

Semasa hidupnya, Aesculap adalah ahli pengobatan yang tak tertandingi. Aesculap mampu membangkitkan orang mati. Aesculap menguasai segala jenis operasi dan obat-obatan. Perawatan penyembuhan di kuil Aesculap disebut kultus Asklepios. Kultus Asklepios terdiri dari beberapa langkah yakni menidurkan pasien di salah satu bagian kuil Asklepios. Lalu imam dokter bermimpi di mana dalam mimpi, Aescula menampakkan diri kepadanya dan memberikan diet pasien atau obat. Aesculap memiliki 3 puteri yakni Meditrine, Hygieia dan Panakeia. Hingga kini ketiganya bersama Aesculap dianggap sebagai tonggak penting dalam ilmu kedokteran

Kematian Aesculap

Kematian Aesculap diakibatkan oleh sambaran petir yang dikirim oleh dewa Zeus. Ayah Aeculap yakni Apollo marah dan membunuh semua orang yang membantu dewa Zeus untuk mengirimkan petir ke Aesculap. Aeskulap digambarkan sebagai pria serius berjanggut yang dihiasi laurel dan bersandar pada tongkat  yang dibentuk oleh ular dalam bentuk yang pernah berubah pada tahun 293 SM. (*).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun