Timor Gab Dikendalikan Para Kapitalis
   Beberapa tahun  sebelum insiden Montara terjadi, insiden Lapindo telah terjadi mulai pada 26 Mei 2006 yang hingga saat ini sudah menimbulkan banyak dampak negatif bagi warga Sidoardjo. Insiden Montara terjadi sesudah 3 tahun dari insiden Lumpur Lapindo hanya berbeda alam dengan insiden Lapindo. Insiden Montara terjadi di lautan cela Timor tidak berdampak langsung bagi penduduk yang tinggal di daratan tetapi hanya akan berdampak negatif bagi para nelayan dan biota laut secara permanen.
   Kasus Lapindo terjadi di daratan dekat pemukiman penduduk Sidoardjo yang mengakibatkan korban di pihak para warga. Jika diteliti secara cermat, terdapat nama raja minyak Indonesia Aburizal Bakrie secara tidak langsung adalah bagian penting dari konspirasi dalam insiden Montara 2009. Dalam grup korporasi Lapindo Brantas terdapat nama Santos Ltd. Santos Ltd adalah salah satu dari 3  perusahaan multinasional utama asal Australia yang selama ini sangat aktif dalam eksplorasi migas di lautan cela Timor.
   Dalam rencana eksplorasi mutakhir di cela Timor terbaru (2019), Santos Ltd.  atau Santos Offshore adalah pemegang saham ketiga terbesar di Barossa-Timor Leste. Susunan Perusahaan-Perusahaan korporasi migas penguasa saham 3 besar di Proyek Barossa-Timor Leste secara lengkap ialah ConocoPhillips Australia Exploration (37,5%), SK E&S Australia (37,5%) dan Santos Offshore (25%). Menurut rilis terbaru pada tahun 2020, kontrak pertama proyek Barossa di Timor Leste berlaku hingga tahun 2023 dengan produksi tahunan mencapai 3,7 juta ton (Mt) gas alam cair.
   Dalam catatan sejarah perminyakan Indonesia, Presiden Direktur Santos Ltd. bergabung secara aktif dalam grup korporasi Lapindo Brantas. Dia tidak lain adalah Christopher Basil Newton, seorang korporat terkemuka migas asal Australia. Dalam grup korporasi Lapindo Brantas, Christopher Basil Newton menjabat sebagai Presiden Directur PT Energi Mega Persada. Dia bergabung dalam korporasi Lapindo Brantas melalui Santos Ltd. sejak bulan Mei 2005.
   Saat bergabung dengan Lapindo Brantas pada bulan Mei 2005, Christopher Basil Newton telah memiliki pengalaman selama lebih dari 8 tahun malang melintang dalam dunia perminyakan di Indonesia. Kini Santos Ltd. adalah salah satu dari 3 Perusahaan utama pemegang beberapa eksplorasi sumur migas di lautan cela Timor. Ia adalah orang paling penting dalam jaringan para korporat migas di cela Timor.
   Melalui Santos Ltd. raja migas Indonesia Aburizal Bakrie secara tidak langsung terlibat dalam konspirasi Montara dan eksplorasi migas cela Timor umumnya. Untuk produksi casing di Indonesia, konglomerat dan raja migas Indonesia Aburizal Bakrie adalah pemilik Bakrie & Brothers. Bakrie & Brothers memiliki PT Seamless Pipe Indonesia Jaya  yang didirikan tahun 1996. PT Seamless Pipe Indonesia Jaya berlokasi di kawasan industri Krakatau, Cilegon. Perusahaan ini memproduksi pipa baja yang berfungsi sebagai casing yakni rangkaian pipa pemboran migas dan geothermal. Selain itu Aburizal Bakrie memiliki PT South East Asian Pipe Industries. PT South East Asian Pipe Industries adalah pabrik baja yang difungsikan untuk memenuhi transmisi migas.
   Insiden Montara dan Lapindo terjadi saat pimpinan pemerintahan Indonesia adalah Presiden Susilo Bambang Yudoyono (SBY). Meskipun dikenal dengan gebrakan anti korupsi dengan slogan memerangi korupsi, saat itu Presiden SBY sibuk dalam gurita kekuasaan di lingkaran kekuasaannya sendiri yakni lingkaran puri Cikeas.Â
 Pelajaran Insiden Montara
   Pergerakan kuat para korporat di cela Timor dan di Indonesia dengan pelbagai skandalnya harus mendewasakan pemikiran bangsa Indonesia. Semangat materialisme dalam insiden Lapindo dan Montara 2009, menggugah kita untuk merefleksikan esensi kemerdekaan Indonesia yang pada tahun 2020 ini menginjak usia 75 tahun. Sesuai semangat para proklamator RI yakni Soekarno-Hatta, tugas kita adalah mempertahankan Keindonesiaan. Keindonesiaan berdiri di atas norma-norma seperti norma adat, kesopanan, kesusilaan, agama dan teknologi.
   Peranan kuat kaum materialisme dalam insiden Lapindo dan Montara mengingatkan kita akan pentingnya kemajuan material, sains, teknologi maju dan dinamika pembuktian a priori pada ilmu-ilmu Fisika dan Matematika sekaligus betapa pentingnya penghargaan terhadap martabat kemanusiaan.