Medsos dan ponsel pintar mengubah cara masyarakat Jerman berkomunikasi. Di tahun 2020 ke atas, Jerman menginjak periode gerakan sosial yang besar di masa depan, pencairan pengaruh politik, populisme dan pembubaran partai-partai klasik.
Selain itu terdapat 17.000 warga sipil AS. Kehadiran militer AS dalam jumlah banyak ini memicu konflik yang semakin memanas antara Jerman-Rusia. Di samping itu kehadiran tentara AS di Jerman membuat pemerintah Jerman harus mengeluarkan anggaran bantuan hingga $ 900 juta.
Agaknya para elite politik Berlin tetap menganggap pentingnya penempatan militer AS di Jerman dan tetap mempertahankan pangkalan AS di Jerman. Bersamaan dengan kenyataan ini juga terdapat adanya semakin tinggi jumlah imigran asing yang masuk Jerman.
Masalah imigran yang tinggi dan ketergantungan warga Jerman terhadap kaum imigran membuat identitas Jerman semakin hari agak kabur.
Boleh dikatakan bahwa kebutuhan akan imigran asing adalah harga mati bagi Jerman saat ini. Jumlah lansia yang tinggi tanpa disokong oleh jumlah kelahiran baru menimbulkan masalah ketergantungan terhadap kaum imigran. Selain imigran adalah robot-robot akan mengancam identitas warga Jerman
Jika para imigran sudah menjadi semakin orang Jerman akan menimbulkan ancaman terhadap identitas Jerman. Identitas Jerman sesungguh ialah produk hasil perjalanan sejarah yang sangat panjang. Hal itu tidak bisa tidak ada dan berkembang, jika tidak ada kehadiran militer AS di Jerman.
Tetapi di atas semuanya sejarah Jerman adalah Jerman kristen. Hal itu tak dapat dihindari ketika pada akhir tahun 2019, sekelompok orang Jerman membuat gerakan untuk memulihkan ajaran-ajaran kristen boleh dikatakan sebagai satu kebangkitan identitas Jerman yang kristen.
Sumber:
- Mueller, Hendrik, (29 Dezember 2019), diakses pada 31 Dezember 2019
- Supernews, Krautock Invasi Musik Rock Dingin dari Jerman (15 November 2017), diakses pada 31 Dezember 2019
- Jerman Habiskan Jutaan Euro untuk Pangkalan Militer Amerika Serikat Agustus 2019), diakses pada 31 Dezember 2019
- Berlianto, Anggota Parlemen Jerman 'Usir" Tentara ASÂ (26 Oktober 2019), diakses pada 31 Dezember 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H