Mohon tunggu...
Blasius Mengkaka
Blasius Mengkaka Mohon Tunggu... Guru - Guru.

Alumnus Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) di Universitas Negeri Nusa Cendana Kupang Tahun 2008. Pemenang Topik Pilihan Kolaborasi "Era Kolonial: Pengalaman Mahal untuk Indonesia yang Lebih Kuat" dan Pemenang Konten Kompetisi KlasMiting Periode Juli-September 2022.

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Teknologi Telepromter, Salah Satu Daya Tarik Prabowo

25 Februari 2019   20:02 Diperbarui: 25 Februari 2019   20:53 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Capres Prabowo akan tampil canggih. Ia menerima teknologi canggih dalam memudahkan tugas-tugasnya kelak. Hal ini nanti menjadi daya tarik Prabowo dalam memimpin Indonesia.

Sekitar pertengahan bulan Januari 2019 lalu, dunia maya Facebook Indonesia pernah heboh saat seorang Facebooker yang juga salah satu pendukung Jokowi bernama Ienas Tsuroiya membahas di beranda Facebooknya bahwa Capres Prabowo menggunakan Teleprompter saat berpidato dalam Pidato Kebangsaan dengan tema Indonesia Menang di Plenary Hall JCC , Jakarta pada 14/01/2019. Orasi kebangsaan ini untuk menyampaikan visi misi Capres Prabowo.

Semenjak postingan Ienas Tsuroiya diperbincangan publik, baik para pendukung Prabowo maupun Jokowi tidak ada yang menyalahkan Capres Prabowo. Bahkan mereka semua mendukung. Penggunaan Teleprompter amat membantu baik pemberi pidato maupun para pendengar sehingga bukan merupakan hal yang aib. Sepertinya tidak ada keberatan terhadap penggunaan Teleprompter oleh tokoh penting untuk berpidato.

Bukan hanya Capres Prabowo saja yang menggunakan Telepromter, tetapi tokoh-tokoh seperti Aburizal Bakrie, bahkan Barach Obama juga gunakan Teleprompter saat menyampaikan beberapa pidatonya.

Lord Giddens adalah sosiolog dunia asal Inggris yang selalu membahas tentang penggunaan alat dan otomatisasi pekerjaan di masa depan. Giddens mengatakan catatan sejarah dunia mencatat bahwa pada awal abad XIX terjadi pemberontakan Luddite di Inggris. 

Luddite mengadu nasib para buruh pabrik tekstil Inggris ke Pengadilan karena para buruh Inggris merasa dirugikan akibat sejumlah besar mesin telah mengambilalih pekerjaan mereka. Pengadilan Inggris memutuskan bahwa mesin keluar sebagai pemenang.

Menurut Giddens, belum jelas, apakah umat manusia akan menghadapi adegan pergolakan yang serupa yang terjadi pada awal abad XIX di Inggris. Tetapi jelas bahwa jika mesin dapat menghemat waktu manusia dan membuka jenis peran baru, maka tentunya, manusia harus menerima dan merangkul perubahan.

Untuk merangkul perubahan penggunaan alat harus mengikuti beberapa pedoman, seperti: dipakai demi kebaikan bersama, berprinsip pada kejelasan dan keadilan, hormati hak-hak privasi, didasarkan pada perubahan yang luas dalam pendidikan, tidak melukai, menghancurkan dan menipu manusia.****

Sumber:

  1. Mengkaka, Blasius, Pro-Kontra Manusia Terhadap Robot AI: Membantu atau Mereduksi Hidup Manusia? (UC News, 14/02/2019), diakses pada 24/02/2019.
  2. Mengkaka, Blasius, Perspektif Giddens tentang Perlunya Magna Carta untuk Era Digital (UC News, 20/02/2019), diakses pada 24/02/2019.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun