Mohon tunggu...
Blasius Mengkaka
Blasius Mengkaka Mohon Tunggu... Guru - Guru.

Alumnus Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) di Universitas Negeri Nusa Cendana Kupang Tahun 2008. Pemenang Topik Pilihan Kolaborasi "Era Kolonial: Pengalaman Mahal untuk Indonesia yang Lebih Kuat" dan Pemenang Konten Kompetisi KlasMiting Periode Juli-September 2022.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengenang Ben Mang Reng Say, Putera Umauta-NTT yang Mendunia

10 Januari 2019   12:42 Diperbarui: 10 Januari 2019   15:38 603
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ben Mang Reng Say (Foto: Atmajaya.ac.cit)

Tentu saja ia tidak menyukai tata cara militer dalam merebut Timor-Timur karena hanya akan membawa korban dan penderitaan. Enam bulan sebelum pindah ke Mexico sebagai Dubes RI di Mexico, Ben Mang Reng membuat laporan berani kepada PBB. Ia melaporkan adanya pelanggaran HAM di Timor-Timur akibat serbuan militer yang menyebabkan 200 orang Timor-Timur tewas. Akibat laporan berani itu, sejumlah perwira militer TNI dihadapkan ke Mahmilub.

Seperti dirilis Media Atmajaya.ac.id (11/11/2017), Ben Mang Reng Say terus memfokuskan diri untuk melakukan penelitian pada insiden Dili, 12 November 1991. Beliau melakukan penyelidikan terhadap kasus tersebut karena beliau merasa hak asasi manusia para mahasiswa tersebut telah dirampas secara tidak adil dan berlebihan. Pasti ada jalan untuk menenangkan para mahasiswa yang melakukan unjuk rasa tersebut tanpa harus menembaki mereka. Selain memiliki rasa kepedulian terhadap hak asasi manusia dan bangsa Indonesia.

Laporan Berani ke PBB Tahun 1976

Laporan korban 200 orang Timor-Timur tewas ke PBB pada tahun 1976 adalah laporan berani. Ini menunjukkan komitmen seorang Ben Mang Reng Say bagi penegakkan HAM di Timor-Timur. Tentu saja ia mencela pembunuhan itu karena melanggar HAM dan persetujuan Integrasi  Damai Timor-Timor di Roma tahun 1976. Nama Ben Mang Reng Say patut  dikenang. Seandainya militer menahan diri dengan berpedoman pada Persetujuan Damai Roma tahun 1976, sejarah di Timor-Timur mungkin tidak seperti sekarang.

Selain sebagai politikus nasional, nama Ben Mang Reng Say dikenal sebagai pembela HAM seharusnya lebih dahulu eksis dari pada penerima hadiah Nobel Ramos Horta dan Uskup Belo. Untuk itulah ia patut ditampilkan ke depan untuk mengapresiasi ketokohan salah satu pencetus Integrasi Damai Timor-Timur.***

Sumber:

1.Ben Mang Reng Say di Wikipedia.org (Diakses pada 10 Januari 2019)

2.Ben Mang Reng Say: Pendiri Unika Atma Jaya yang Peduli HAM dan Indonesia Serta Produktif di Situs Atmajaya.ac.id (11/11/2017)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun