Mohon tunggu...
Blasius Mengkaka
Blasius Mengkaka Mohon Tunggu... Guru - Guru.

Alumnus Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) di Universitas Negeri Nusa Cendana Kupang Tahun 2008. Pemenang Topik Pilihan Kolaborasi "Era Kolonial: Pengalaman Mahal untuk Indonesia yang Lebih Kuat" dan Pemenang Konten Kompetisi KlasMiting Periode Juli-September 2022.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Kompetisi Oligarki dan Ironisme Demokrasi di Indonesia

21 Juli 2018   22:15 Diperbarui: 21 Juli 2018   22:32 917
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi kaum oligarki (gambar: retoric.blogspot.com)

Ilustrasi kaum oligarki (Gambar: retoric.blogspot.com)

Berbagai argumen telah menunjukkan bahwa bahwa tahun 2017 adalah tahun kemunduran demokrasi di Indonesia. Bisa jadi kondisi ini tidak berhenti di tahun 2017 itu saja. Ada kekuatiran bahwa kemunduran demokrasi mungkin akan berlanjut akibat semakin kuatnya pengaruh nilai-nilai moral Islam konservatif dan hiper-nasionalisme reaksioner dalam praktik dan diskursus politik di Indonesia.

Hal ini menyebabkan kaum oligarki dalam bahasa politik dinasti mungkin akan kembali berkuasa. Sejak lama kaum oligarki di Indonesia dibahasakan dengan politik dinasti. Dinasti-dinasti politik dari tingkat pusat hingga daerah terus bersaing untuk mendapatkan kekuasaan. Oligarki adalah suatu bentuk dari struktur kekuasaan di mana kekuasaan efektif ini berada di tangan kaum minoritas orang.

Orang yang dimaksudkan adalah orang yang dibedakan berdasarkan kepemilikan royalti, kekayaan, pendidikan, ikatan keluarga, kontrol militer, atau perusahaan. Kekuasaan negara di tingkat pusat dan daerah ini sering kali dikendalikan oleh keluarga yang terkemuka dan beberapa yang berhasil akan mewariskan politik ke generasi-generasinya yang akan datang.

Jadi mendekati Pemilu, terdapat banyak kelompok orang yang digolongkan dalam oligaki, kelompok-kelompok itu saling berkompetisi. Terjadilah apa yang diungkapkan oleh peribahasa: gajah bertarung lawan gajah, pelanduk mati di tengah-tengah. Tetapi pelanduk di sini dapat diartikan sangat luas.

Ketika kaum oligarki di Indonesia bertarung untuk memainkan peranan sentral dalam kehidupan politik di Indonesia terjadilah suatu hal yakni semakin menguatnya nilai-nilai kekuasaan. Semuanya ini tidak terlepas dari kompetisi oligarki di Indonesia---sebagai salah satu dampaknya, sikap anti-kebebasan yang sudah lama ada dalam demokrasi Indonesia kembali menonjol.

Berkaca dari Pilkada Jakarta 2017

Konflik-konflik seputar Pilkada DKI Jakarta tahun 2017 lalu secara jelas mengakibatkan politik Indonesia semakin terpolarisasi dalam politik oligarki dan sarat dengan emosi. Diskusi politik Indonesia akan semakin meluas dewasa ini dalam konteks kompetisi oligarkhi ini. Terlebih lagi terjadi kontroversi lain, termasuk isu pemberantasan korupsi dan terhalangnya proses 'rekonsiliasi' nasional dengan sejumlah pihak yang pada masa lalu mendukung komunisme di Indonesia.

Pembangunan di Indonesia dewasa ini dilatarbelakangi gerakan secara global yakni bangkitnya perlawanan terhadap demokrasi liberal serta munculnya dorongan-dorongan politik anti-pluralis di berbagai lingkungan masyarakat. Itu adalah kondisi dan situasi politik di Indonesia hingga tahun 2018 dengan gerakan anti kebebasan, politik identitas dengan berbagai atributnya yang makin hari makin tinggi.

Reformasi kelembagaan, termasuk yang berkaitan dengan pemilu dan desentralisasi, telah mengubah keseimbangan kekuatan antara kekuatan sosial. Tetapi ada kemunduran yang mencolok selama setahun terakhir ini, khususnya dalam kaitannya dengan kapasitas demokrasi Indonesia untuk melindungi banyak hak sosial --- termasuk anggota masyarakat yang lebih rentan. 

Ironisme

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun