Mohon tunggu...
Blasius Mengkaka
Blasius Mengkaka Mohon Tunggu... Guru - Guru.

Guru profesional Bahasa Jerman di SMA Kristen Atambua dan SMA Suria Atambua, Kab. Belu, Prov. NTT. Pemenang Topik Pilihan Kolaborasi "Era Kolonial: Pengalaman Mahal untuk Indonesia yang Lebih Kuat" dan Pemenang Konten Kompetisi KlasMiting Periode Juli-September 2022.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menyimak Centang Biru Konten Kompasianaku

7 Agustus 2017   13:27 Diperbarui: 29 Agustus 2017   15:39 451
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Berpikir Dengan Nurani

     Enam (6) hari baru saja lewat, sejak dua pesan yang masuk di alamat Email pribadiku hanya berselang 1 hari  itu telah membuat saya berpikir keras sampai kepalaku rasanya mau picah saja sampai sekarang saat artikel ini kutulis. Pesan Email Aminef tiba pada 1 Agustus 2017 membuat saya merasa cukup sedih. 

     Sedangkan pesan Tim Admin Kompasiana memberikan saya kebahagiaan atas keberhasilan masuk centang biru Kompasiana. Perasaan-perasaan ini saya rasakan secara psikologis dan secara bathin-kerohanian. Saya mengingat selama berkiprah di Kompasiana saya tidak pernah menerima hadiah uang dari lomba-lomba blog yang pernah saya ikuti.

    Dua pesan Email ini memang punya pesan substansial berbeda namun berdampak sangat penting bagi nasib hidup dan masa depan saya ke depan. Pesan Email kedua datang hanya selisih 1 hari saja setelah pesan Email pertama. Pesan Email pertama dari Tim Aminef di Jakarta, sedangkan pesan Email kedua berasal dari Tim Kompasiana di Jakarta. Pada 1 dan 2 Agustus 2017 lalu, 2 pesan itu masuk ke Email saya.

    Pesan Email untuk saya pertama tiba di alamat Email saya pada 1 Agustus dari Tim Aminef Indonesia. Tim Aminef Indonesia mengabarkan bahwa nama saya tidak masuk dalam list nama-nama interviewer para guru yang dinominasikan ke ILEP 2017-2018. Berita ini segera membuat saya sedih dan lemas. Mengapa saya merasa sedih dan lemas? Karena saya belum banyak membayangkan akan gagal saat interview ILEP 2017-2018. Halitu dibuktikan bahwa pada 14 Juni 2017 lalu, Aminef sempat membalas pesanku yang saya kirim lewat Fanspage Facebook Aminef. Selengkapnya dialog dalam pesan itu sebagai berikut*):

Blasius Mengkaka Terima kasih buat Aminef yang sudah memberikan kesempatan kepada saya untuk ikut interview dan test ITP di Jakarta untuk ILEP 2017-2018 dari 08-11 Mei 2017 berupa tiket Atambua -Jakarta pp, akomodasi dan hotel. Sekarang kami sedang menanti hasil interview, salam hormat, Blasius Mengkaka

AMINEF/Fulbright Indonesia Sukses untuk hasil wawancara ILEPnya, PakBlasius Mengkaka

Blasius Mengkaka Syukurlah Pak Alan, saya rasa very excited. Tapi saya masih menunggu pengumuman resmi melalui email saya. Semoga saya bisa sukses tahabselanjutnya, salam hormat, Blasius Mengkaka

     Dalam balasan pesan dan dialog dalam Fanspage Facebook ini saya baca secara jelas ada kemungkinan Aminef telah menyatakan bahwa saya sukses dalam sesi Interview pada 10 Mei 2017 lalu itu. Isi kalimatnya jelas seolah-seolah ingin menyatakan bahwa saya sukses saat interview itu. Jadi saya langsung merasa senang. Jelas bahwa jawaban dan isi pesan Email ini terbaca positif. Sekian positifnya isi pesan Email dari Aminef ini sehingga saya memahami bahwa adanya ketipisan pesan Email ini kegagalan saya untuk keikutsertaan saya dalam ILEP 2017-2018.

Tidak Masuk List Nominasi, Bukan Berarti Gagal 100%      

     Tidak masuk daftar list Nominasi, bukan berarti saya gagal 100%. Masuk dalam tahab interview saja adalah sebuah prestasi kerena saat itu status peserta interview ialah top candidate ILEP 2017-2018. Masalahnya Aminef memiliki kuota yang terbatas atau tidak banyak sedangkan peserta interviewnya banyak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun