Pada 12 Maret 2017, saya menyerahkan Buku berjudul Pendidikan, Keindonesiaan dan Potensi Domestik, kini berada di tangan Sie Publikasi dan Dokumentasi Panitia 100 Tahun Paroki Roh Kudus Halilulik, Keuskupan Atambua-Belu-NTT. Buku ber-ISBN 978-602-1032-55-8 tersebut diterbitkan oleh Penerbit CV Herya Media di depok Jawa Barat tahun 2016. Dalam buku itu terdapat 2 tulisan tentang paroki Halilulik yakni artikel berjudul: (1). Paroki Roh Kudus Halilulik Menjelang Usia 1 Abad (1918-2018) dan (2). Gua Maria Alam Fatukiik: Tempat Doa Katolik Bersuasana Prasejarah Dalam Kawasan Bersejarah.
Saya menyerahkan 1 buah buku kepada Sie Publikasi dalam sebuah sidang Panitia di aula Paroki di hadiri dan dipimpin oleh pastor paroki Halilulik, Rm. Febronius Fenat, Pr. Menurut rencana, buku itu akan diperbanyak oleh panitia perayaan 100 tahun paroki Halilulik. Saat ini panitia sedang sibuk dengan usaha pengumpulan dana untuk renovasi gedung gereja. Selain Romo Paroki Halilulik, hadiri juga Kepala Bapedda Belu, Frans Manafe dan camat Tasbar dan anggota DPRD Belu.
Pemerintah Belu menurut Kepala Bappeda Belu, Frans Manafe, S.IP akan mengucurkan dana lebih dari Rp 300 juta untuk biaya renovasi gedung dan pastoran paroki Roh Kudus Haliluliksebagai persiapan perayaan agung 100 tahun berdirinya paroki itu. “Kami telah membentuk team koordinasi antara instansi untuk melakukan pengkajian intensif atas gedung gereja Halilulik sebelum memutuskan apa yang harus dilaksanakan.
Tim telah turun ke lokasi dan telah melakukan pemetaan lokasi dan pemotretan sebagai bahan pendalaman. Hasilnya: kami memutuskan bahwa gedung gereja Halilulik termasuk salah satu situs gereja tua yang patut dipertahankan keaslian yang klasik dari gedung gereja. Kami memutuskan hanya bagian-bagian tertentu dari gedung akan dibongkar dan dipasang baru.
Bagian-bagian itu ialah atap, lantai dan beberapa tembok yang telah keropos. Lantai jubin akan tetap dipertahankan hanya akan diberikan sentuhan dan pembenahan menjadi semakin kuat. Pada bagian-bagian tertentu cata-catnya akan dipertajam. Juga gedung pastoran dan dapur pastoran. Intinya kami tetap mempertahankan keaslian gedung tua bersejarah itu, kami akan memperkuat citra gedung yang tua dengan sentuhan baru agar dapat siap pada saat hari pelaksanaan perayaan agung 100 tahun paroki Roh Kudus Halilulik pada tahun 2018 nanti”.
Saat itu, menurut kepala Bappeda Belu, Frans Manafe, S.IP yang juga ketua tim renovasi gereja Halilulik, dana renovasi gedung gereja Roh Kudus Halilulik akan menghabiskan sekitar Rp 300 juta. ”Tetapi jumlah itu akan bertambah, tergantung dari kebutuhan”.
Saat ini tim kabupaten sedang bekerja sama dengan pastor paroki Halilulik untuk melakukan pemugaran gedung dan akan mulai bekerja apabila semuanya telah siap. Tim paroki Roh Kudus Halilulik juga telah melakukan kegiatan pengumpulan dana untuk pembangunan gereja antara lain melalui penempatan kotak derma di pintu gerbang gereja Halilulik. Kotak-kotak derma itu bertuliskan: kotak derma untuk pembangunan gereja”.
Selain itu, kini sedang digiatkan pengumpulan derma untuk semua kategori umat di paroki Halilulik melalui ketua-ketua lingkungan. Diharapkan, umat dapat mengumpulkan sejumlah uang untuk biaya perbaikan gedung gereja menyongsong pesta 100 tahun paroki Halilulik pada bulan Mei tahun 2018 yang akan datang. Selain melalui pengumpulan derma, tim juga mengundang para penonton agar menghadiri pementasan orkestra bagi penggalangan dana untuk renovasi gedung gereja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H