HarukaEdu sebagai model pembelajaran berbasis E-Learning telah resmi ‘dilaunching” beberapa waktu lalu. Bagi insan pendidik, program ini patut disambut secara antusias. Bagaimanapun program ini menandakan adanya langkah maju dalam bidang pendidikan di tanah air. Pendidikan kita mau berubah. Itu berarti esensi HarukaEdu perlahan-lahan mulai dicerna dan mulai ‘dicintai’ oleh masyarakat pembelajar utamanya para mahasiswa/i S1 dan bahkan S2.
Tentunya kebijakan pembelajaran berbasis online ini mestinya dibicarakan, ditelaah dan dianalisis baik buruknya oleh para ahli dan para pemerhati pendidikan secara saksama agar kita benar-benar nantinya hanya akan melihat dan selanjutnya menikmati kebaikan-kebaikan dan keunggulan-keunggulan dari sistem pembelajaran HarukaEdu. Dalam artikel ini, saya akan menyoroti HarukaEdu dari 3 segi yakni seputar problematika, proyek dan Discovery/temuan, yang tentunya akan menghasilkan hal-hal bernilai tambah bagi ilmu pengetahuan dan teknologi serta bagi nilai-nilai moral, kemanusiaan dan agama.
Seputar Problematika HarukaEdu
Problematika paling pertama ialah soal sosialisasi di mana hingga kini pembelajaran berbasis online masih belum terlalu diterima merata oleh banyak kalangan di Indonesia. Pembelajaran berbasis online dirasa masih asing ditelinga apalagi dilaksanakan. Memang pemancar-pemancar Telkomsel telah hampir merata di seluruh tanah air namun masih banyak orang-orang kita enggan membuka Internet dan melakukan akses online secara sistematis. Ada 3 problema paling mencolok yakni problema ketaatan terhadap tradisi, problema warisan kemiskinan dan problema kepenguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang masih belum bagus.
Pada berbagai pelosok tanah air, listrik sebagai penggerak utama Internet hanyalah digunakan pokok sebagai suplay penerangan, belum sebagai sumber energi penggerak internet. Masih ada jurang yang cukup lebar antara kepenguasaan ilmu internet. Para cendikiawan yang tinggal di kota-kota umumnya memiliki pengetahuan Internet yang bagus hal mana berbeda dengan kepenguasaan Internet di kalangan masyarakat desa.
Dengan demikian, bisa jadi out put yang akan dihasilkan oleh pendidikan dengan berbasis e-learning atau HarukaEdu hanya akan melahirkan jurang-jurang yang semakin lebar seputar tingkat pendidikan dalam masyarakat sebangsa dan setanah air. Masalah lain ialah masalah sampah, kekurangan sumber energi untuk menggerakkan internet dan bahaya rusaknya lingkungan hidup akibat menumpuknya sampah Digital. Tentunya ini musti menjadi pokok perhatian juga bagi para pengelola HarukaEdu di masa depan.
HarukaEdu Ialah Proyek
Berbicara tentang proyek artinya berbicara tentang struktur, dana-dana besar dan mahal, tenaga-tenaga kerja, perlindungan yuridis, kepemimpinan, dll. Sebagai sebuah proyek berskala ekonomi besar karena ada transaksi ekonomi berbiaya tinggi di dalamnya mau atau tidak berwarna kapitalistis juga. Sebagai proyek kapitalistis, tentu akan ada persaingan-persaingan, pada akhirnya akan membuat dunia pendidikan hanyalah bagaikan sebuah perusahaan kapitalistis besar yang melenceng dari tujuan utama pendidikan itu sendiri. Akhirnya menjurus kepada kekurangtahuan dalam pengelolaan dan pengambilan sikap untuk keputusan: mengejar nilai-nilai ilmu pengetahuan atau mengejar keuntungan atau profit, hal mana tercermin dalam pengelolaan PT/Universitas baik negeri maupun swasta dewasa ini yang cenderung kapitalistis, namun mulai lalai menonjolkan ciri sebagai lembaga ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan demikian jelas bahwa sebagai sebuah proyek berskala ekonomi besar di masa depan, HarukaEdu tidak bisa menghindarkan dirinya dari godaan-godaan untuk meraih profit dan bisa-bisa berpotensi akan melalaikan fungsinya sebagai lembaga ilmu pengetahuan dan teknologi.
HarukaEdu Sebagai Discovery/Penemuan
Sebagai sebuah discovery, HarukaEdu dalam dirinya sendiri merupakan hasil penemuan pertama-tama ialah milik lembaga yang melaunchingnya, namun juga memberikan prospek bagi penyempurnaan-penyempurnaan di masa depan, bagi para pembelajarnya. Fungsi Discovery tentu akan ditunjang oleh kemampuan mandiri para pembelajar untuk menemukan nilai-nilai dan alat-alat baru yang hemat energi, nihil racun, dll dari teknologi Digital yang bermanfaat bagi umat manusia di masa depan.
Discovery bukan hanya penemuan teknologi Digital yang baru sama sekali, namun dia bisa saja merupakan penyempurnaan-penyempurnaan yang sudah ada demi kebaikan dan kebahagiaan umat manusia universal. Semoga akan selalu ada karya-karya penyempurnaan dan karya-karya inovatif yang berguna di masa depan dalam teknologi Digital di tangan para generasi penerus bangsa Indonesia. Marilah kita terus berjuang, semoga sukses!