Mohon tunggu...
Blasius Mengkaka
Blasius Mengkaka Mohon Tunggu... Guru - Guru.

Alumnus Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) di Universitas Negeri Nusa Cendana Kupang Tahun 2008. Pemenang Topik Pilihan Kolaborasi "Era Kolonial: Pengalaman Mahal untuk Indonesia yang Lebih Kuat" dan Pemenang Konten Kompetisi KlasMiting Periode Juli-September 2022.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Mencermati Kelompok Teroris yang Tewas di Tanggerang Selatan

1 Januari 2014   23:17 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:15 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13885950471758452588

Para teroris yang tewas ditembak petugas Densus 88, diduga merupakan kelompok yang dikendalikan oleh kelompok yang intelek, hal itu terbukti melalui temuan di tempat di mana anggota teroris itu ditembak. Sebagaimana diwartakan oleh Media Kompas.com bahwa petugas menemukan buku berjudul:  Visi Politik Gerakan Jihad, ditemukan juga tulisan tangan cara merangkai bom dan sejumlah buku lainnya, 6 rangkaian bom pipa, pistol, revolver, golok panjang, dll. Polisi menduga bahwa kelompok teroris yang ditewaskan itu merupakan bagian kelompok yang telah melakukan pembunuhan seorang Brimob beberapa waktu yang lalu. Pendeknyanya menurut Polisi, kelompok teroris itu merupakan kelompok yang siap melakukan aksi dan konsolidasi.

Buku berjudul Visi Politik Gerakan Jihad yang ditemukan Polisi di rumah kontrakan para terduga teroris (Foto: Kompas.com)

Buku berjudul Visi Politik Gerakan Jihad sebagaimana tampak dalam gambar ini diperlihatkan Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Mabes Polri, Brigjen (Pol) Boy Rafli Amar kepada rombongan wartawan. Buku ini menunjukan kepada kita bahwa kelompok teroris ini rupanya selama ini mencoba untuk berlindung di dalam konsep jihad agama Muslim. Konsep jihad agama Muslim telah ditafsir secara keliru yakni demi tujuan-tujuan sesat untuk melakukan pembunuhan, teror, intimidasi dan peledakan bom yang menghancurkan sasaran yang dituju. Menurut saya agama manapun, termasuk Muslim selalu mengajarkan cinta kasih sebagai hukum tertinggi, demikianpun keempat agama lainnya di Indonesia. Agama Islam tidak mengajarkan penganutnya melakukan teror, membunuh, menculik, kekerasan, peledakan bom, dll.

Nampaknya kelompok-kelompok teroris ini telah mengembangkan pengetahuan yang keliru dan telah melenceng dari norma agama Muslim yang sehat. Hal ini muncul dari sifat egoismenya yang tinggi dalam berpikir dan menganalisis kebenaran agama Muslim. Mereka tidak bisa diajak bekerja sama karena sifat egoisme telah begitu tinggi. Mereka telah sesat dan dalam situasi kesesatan itu mereka  mengambil cara mereka yang keliru yakni dengan melakukan pembunuhan dan penghancuran.  Ini hendaknya menjadi pembelajaran bagi semua kita bahwa sebaiknya semua penganut agama, teristimewa Muslim jangan membenarkan pendapatnya sendiri sebab dalam situasi demikian, bibit-bibit egoisme dan kesesatan akan menang. Selalu berupaya untuk  mencoba dan berjuang berkonsultasi dan mau belajar dari tokoh-tokoh pendidikan agama Muslim yang diakui dan direstui negara untuk mengajar nilai-nilai agama yang sah dan dikontrol secara cermat dan berkala. Prinsipnya ialah kebenaran agama yang kita terima merupakan nilai-nilai agama yang kebenarannya diakui dan telah diterima secara universal.

Nilai-nilai luhur dalam agama Muslim tidak mengajarkan visi politik Jihad yang sesat, namun ajaran luhur agama Muslim selalu mengutamakan keselarasan dalam praktek norma-norma yang amat dijunjung tinggi di Indonesia yakni: norma moral, norma adat istiadat, norma kesopanan, norma teknologi, norma norma agama, norma kesusilaan, norma hukum dan norma transendensi. Norma-norma ini selalu berjalan beriringan dan saling mendukung. Bila orang melawan salah satu norma, maka norma-norma yang lain juga akan dilanggarnya. Oleh karena yang salah ialah pemahaman atau pengetahuan yang dianut para teroris maka sebaiknya perlu usaha keras dari para intelektual agama yang masih sadar dan sehat untuk berusaha terus dalam memperbaiki pemahaman tentang hukum agama yang benar kapada para penganutnya yang telah keliru dan sesat seperti para teroris. Bahwa membunuh dan merencanakan pembunuhan sama sekali tidak dibenarkan agama-agama. Janganlah membunuh! Hiduplah dengan cinta kasih sebab cinta kasih merupakan norma tertinggi dalam agama-agama.

_______________________________________________________________

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun