Mohon tunggu...
Blasius Mengkaka
Blasius Mengkaka Mohon Tunggu... Guru - Guru.

Alumnus Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) di Universitas Negeri Nusa Cendana Kupang Tahun 2008. (1). Pemenang Topik Pilihan Kolaborasi "Era Kolonial: Pengalaman Mahal untuk Indonesia yang Lebih Kuat", (2). A Winner of Class Miting Content Competition for Teachers Period July-September 2022. (3). The 3rd Winner of Expat. Roasters Giveaway 2024.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Militerdienst di Jerman

4 Maret 2014   18:15 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:15 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="" align="alignnone" width="448" caption="Suasana latihan militer pada era Militerdienst di Jerman (Foto: Spiegel.de)"][/caption]

Militerdienst ialah program wajib militer di Jerman. Program Militerdienst mulai dilaksanakan pada tanggal 1 April 1957 dan berakhir pada bulan Juli 2011. Program wajib militer (Militerdienst) juga dikenal dengan nama Wehrphflich yang dikhususkan bagi warga sipil berjenis kelamin laki-laki selama 9 bulan. Militerdienst tidak berlaku bagi anggota keluarga yang mengalami operasi militer pada rezim Nazi Jerman. Pada zaman Nazi Jerman, penguasa Nazi pernah mewajibkan wajib militer bagi penduduk usia 18 hingga 45 tahun, meskipun menurut perjanjian Versailles, Jerman dilarang memberlakukan wajib militer.

Sejak pemberlakuan program wajib militer oleh pemerintah Jerman pada 1 April 1957, para siswa tamatan Gymnasium, Berufschule dan Beruffachschule telah diwajibkan mengikuti program ini sekali seumur hidup. Wajib militer biasanya diadakan guna meningkatkan ketangguhan, keberanian, kemandirian, kedisiplinan dan karakter manusia. Setelah masa 9 bulan mengikuti Wehrphflich, para siswa boleh memilih untuk masuk menjadi anggota tetap militer, bekerja di luar lingkungan militer atau melanjutkan study mereka di luar lingkungan militer Jerman.

Dalam era Militerdienst, para anggota program wajib militer meliputi semua kalangan dengan keragaman latar belakangnya masing-masing, entah anak pejabat, anak orang kaya atau anak rakyat biasa, kecuali bila orang kemudian memilih program kerja sosial (Civildienst) dengan demikian mereka dapat menghindari Militerdienst. Dalam suasana keragaman peserta Militerdienst, semua orang merasa lebih kompak dan memiliki tanggung jawab yang sama besar bagi kepentingan bela negara.

Sejak peraturan wajib militer berlaku 1 April 1951 di Jerman, banyak juga muncul ketidakpuasan dari para peserta Militerdienst sendiri teristimewa datang dari kalangan orang Jerman yang oleh kemampuan pertimbangan rasionalnya, mereka lebih suka memilih untuk terlibat dalam kampanye gerakan anti perang, gerakan cinta perdamaian, cinta kebersihan dan cinta kelestarian lingkungan hidup, di mana mereka menghendaki agar orang yang tidak ikut Militerdienst dapat mengambil program Civildienst. Program Civildienst ialah program kegiatan pengabdian sosial, kegiatan kebersihan lingkungan dan pengabdian lingkungan hidup selama 9 bulan. Pemerintah Jerman kemudian menggantikan Militerdienst dengan kegiatan Civildienst selama 9 bulan bagi orang yang tidak ikut program Militerdienst sebagai bentuk rekonsiliasi nasional.

Oleh karena tuntutan zaman, gerakan cinta perdamaian, cinta kerja sosial, gerakan antiperang, penghematan anggaran militer dan perubahan cara berpikir orang Jerman tentang perang, maka sejak bulan Juli 2011, pemerintah Jerman telah menghapus program wajib militer (Militerdienst atau Wehrpflich) secara resmi bagi semua warga Jerman. Dewasa ini karena kemajuan ekonomi yang makin tinggi di Jerman, maka para sukarelawan pekerja sosial (Civildienst) dapat saja didatangkan dari negara lain selain orang Jerman sendiri. Sekarang ini kerja sosial (Civildienst) mendominasi semua aktivitas orang Jerman. Bahkan ekonomi Jermanpun lebih berorientasi kepada sistem ekonomi pasar dengan warna sosial yang lebih jelas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun