Mohon tunggu...
Blasius Mengkaka
Blasius Mengkaka Mohon Tunggu... Guru - Guru.

Alumnus Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) di Universitas Negeri Nusa Cendana Kupang Tahun 2008. Pemenang Topik Pilihan Kolaborasi "Era Kolonial: Pengalaman Mahal untuk Indonesia yang Lebih Kuat" dan Pemenang Konten Kompetisi KlasMiting Periode Juli-September 2022.

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Indahnya Hidup, Kalau Kita Selalu Berbagi (Sharing) dan Terhubung (Conecting)

27 April 2014   20:22 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:08 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya menemukan berbagai tulisan di Internet tentang Sharing and conecting. Sharing artinya berbagi, Conecting artinya terhubung. Meskipun masing-masing orang memiliki pengertian tentang arti berbagi dan terhubung itu, namun yang pasti bahwa Tema ini mengingatkan kita untuk selalu mau menolong dan membagi apa yang menjadi kelebihan kita, juga bersedia untuk membagi sesuatu yang kita miliki bagi sesama yang membutuhkannya. Sesama di sini diartikan bukan hanya saudara-saudari sekandung, namun juga sesama saudara/i sebangsa juga negara-negara lain yang sedang kurang beruntung nasibnya.

Dewasa ini kemauan untuk sharing atau melakukan tindakan sosial telah mewarnai sistem ekonomi dan pendidikan negara-negara maju di Eropa. Semangat untuk membagikan kekayaan dan kelebihan diri, juga semangat untuk terhubung dan melakukan komunikasi membuat korupsi, kolusi dan nepotisme semakin diperkurang atau dinihilkan.

Kita tentu masih ingat Etika Protestan di Jerman yang membuat negara-negara itu memiliki kekayaan yang berlimpah setiap tahun. Etika Protestan membuat kapitalisme berkembang di Eropa sebab Etika Protestan mewajibkan orang untuk hidup hemat dan tidak menggunakan kekayaannya untuk berfoya-foya. Oleh karena itu keuntungan ekonomi orang Jerman berlipat ganda, lalu hasilnya ditabung untuk kemduian membentuk industri baru. Akibatnya industri terus bertumbuh setiap tahun bahkan berlipat ganda dari tahun ke tahun, kekayaan Eropapun mengalami peningkatan drastis, sedangkan hasilnya juga tidak digunakan untuk berfoya-foya sebab orang Eropa beragama Protestan mewajibkan umatnya untuk hidup hemat, gemar menabung dan hasilnya digunakan untuk memberikan derma atau sharing ekonomi ke negara-negara berkembang atau negera-negara yang belum merdeka.

Oleh karena hidup bermurah hati, hemat dan terus memberikan derma atau sharing, orang Eropa terlihat tetap menarik hingga saat ini. Kebudayaan Eropapun meraja di seluruh dunia. Kebudayaan Eropa terus digemari hingga hari ini. Sifat suka memberi, berderma, sharing membuat kebudayaan Eropa berkembang dan digemari di seluruh dunia. Semua ilmu pengetahuan Eropa terus berkembang dan bertumbuh melalui sharing ilmu pengetahuan, juga ekonomi, kebudayaan, politik, demokrasi, dll. Orang Eropa dan para sarjananya juga para imam/biarawan/i/pendeta selalu melakukan sharing dan bermurah hati dalam menghidupi semua orang di seluruh dunia.

Kalau kita mau berbagi apa yang kita miliki bagi sesama yang berkekurangan saya yakin, kita bangsa yang besar ini pasti akan hidup bagus dan tetap menarik sepanjang masa. Keindahan hidup hanya bisa terjadi bila kita bermurah hati, paling pertama bermurah hati bagi sesama di sekitar kita masing-masing. Lalu dengan adanya kemajuan ilmu dan teknologi, kita bisa juga bermurah hati bagi sesama di daerah atau kawasan lain yang tertimpah kemalangan.

Sikap bermurah hati yang kita lakukan bukan supaya untuk dipuji atau diagungkan, namun demi keadilan dan cinta kasih. Sebaiknya kita bermurah hati tanpa ingin menonjolkan diri atau tanpa mau dipuji orang lain. Bermurah hatilah dalam ketenangan, dalam waktu yang terus mengalir deras. Saya ingin meringkaskan apa yang Yesus katakan dalam salah satu nas Injil, "Kalau kalian memberikan sesuatu kepada sesamamu dengan tangan kanan, hendaknya tangan kirimu tidak mengetahui apa yang diperbuat oleh tangan kananmu. Hanya Tuhanlah yang tahu".

Oleh karena  kemauan untuk melakuakn sharing dan conecting di antara masyarakat agak lemah dan tidak bisa dilakukan maka negara mulai mengambil alih kegiatan sharing dan conection itu. Dalam kasu-kasu besar terlibat negara telah menolong begitu banyak orang yang susah, baik dengan cara bantuan tuani langsung mapun bantuan-bantuan lainnya, antara lain terlihat dalam pertiwa kecelakaan atau musibah. Wujud bantuan bisa berupa besarnya dana-dana tunai, pengurangan biaya dan lain-lainnya. Patut diakui bahwa dewasa ini semua negara di dunia berupaya untuk mengambil alih aktivitas tolong-menolong tersebut.

Kini agaknya sistem ekonomi negara-negara di seluruh dunia telah bergeser dari sistem ekonomi pasar yang berbau kapitalistis ke arah sistem ekonomi pasar yang berorientasi sosial dan tolong menolong. Orang yang kaya atau pemilik modal dalam hal ini pemerintah harus menolong orang lemah dan menderita dalam hal ini rakyat. Dengan kedaan sepertti itu betapa indahnya hidup ini sebab kita semua telah dipertemukan kembali oleh rasa saling cinta, saling berkorban, saling menolong, solider, dan saling membagi apa yang kita miliki bagi sesama demi cinta kasih. Dengan cinta, maka manusia akan dipertemukan kembali. Alangkah indahnya hidup penuh cinta.

______________________________________

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun