Selain sebagai tempat ziarah untuk berdoa rosario di gua Maria Bitauni-NTT, gua Bitauni juga merupakan tempat di mana terdapat jalan salib peringatan sengsara Tuhan Yesus. Mengunjungi gua Bitauni, tak puas rasanya kalau kita tidak meneruskan perjalanan melalui jalan setapak berwadas menuju gua tempat makam Yesus di ujung bukit. Jalanan setapak itu penuh susunan lempengan bebatuan alam. Hanya sekitar 5 Menit perjalanan di atas puncak bukit Bitauni itu, kitapun tiba pada mulut gua makam Yesus.
Sebuah tulisan di dinding gua kecil yang merupakan gua makam Yesus itu menggambarkan pemahaman kita tentang makam Yesus yaitu: Perhentian XIV, Yesus Dimakamkan. Di samping gua makam Yesus itu terdapat sebuah patung malaikat Tuhan yang sedang merentangkan tangannya. Dari gerakan tubuh sang malaikat Tuhan itu, kita dapat memahami bahwa malaikat Tuhan yang selalu digambarkan berpakaian putih dan bercahaya itu sedang mengatakan sesuatu kepada pengunjung makam Yesus. Perkataan malaikat Tuhan itu menggambarkan peristiwa yang sedang terjadi ketika itu, sekitar 1981 tahun yang lalu.
Kalau kita memakai perhitungan tahun Masehi, maka tahun 1 M sama dengan tahun ketika Yesus Kristus lahir ke dunia. Menurut perhitungan Masehi pula, ketika Yesus wafat di salib, saat itu Dia berumur 33 tahun. Maka kita mendapati perhitungan 2014-33 = 1981. Jadi peristiwa penampakan malaikat dari surga itu terjadi pada 1981 tahun yang lalu, pada zaman sejarah. Penginjil Yohanes dan penginjil Lukas menuliskan bahwa ada 2 malaikat Tuhan yang menampakan diri ketika peristiwa itu (Bdk Yoh.20:12, Luk.24:4).
Penginjil Markus menuliskan dalam Markus 16:5-6 bahwa ketika Maria Magdalena, Maria Ibu Yakobus serta Salome masuk ke dalam kubur Yesus mereka melihat seorang muda yang memakai jubah putih duduk di sebelah kanan. Orang muda itu berkata,"...Ia telah bangkit. Ia tidak ada di sini...". Dalam Injil Lukas dituliskan bahwa kedua orang itu (malaikat) berkata, ".....Ia tidak ada di sini. Ia telah bangkit...".
Dalam Injil Yohanes kedua malaikat itu hanya menampakkan diri kepada Maria ibu Yohanes. Kedua malaikat Tuhan itu malahan duduk di dalam makam (gua) yang satu di sebelah kepala dan yang lain di sebelah kaki jenasah Yesus. Melihat Maria menangis, malaikat Tuhan itu berkata, "Ibu, mengapa engkau menangis?" dan ketika Maria menoleh ke belakang Maria melihat seseorang, yang ternyata Yesus, namun mula-mula dia mengira bahwa itu seorang penjaga taman (Lihat Yohanes 20:13-17).
Secara eksistensial-imanen, kebenaran seperti yang digambarkan dalam gua makam Yesus ini ialah pada Injil Matius 28:1-10. Dan perikop Injil inilah yang dipakai sang pematung untuk mengabadikan peristiwa dalam Injil Matius: 28:1-10. Seperti diceriterakan penginjil Matius bahwa setelah hari sabat lewat, menjelang fajar menyingsing, pergilah Maria Magdalena dan Maria yang lain menengok kubur itu. Maka terjadilah gempa bumi yang hebat sebab seorang malaikat Tuhan turun dari langit dan datang ke batu itu dan menggulingkannya lalu duduk di atasnya. Wajahnya bagaikan kilat dan pakaiannya putih bagaikan salju. Malaikat itu berkata, "Janganlah kamu takut sebab aku tahu kamu mencari Yesus yang disalibkan itu. Ia tidak ada di sini sebab Ia telah bangkit sama seperti yang telah dikatakanNya. Mari dan lihatlah tempat di mana Ia berbaring..."
Patung malaikat Tuhan dari surga pembawa warta kebenaran di makam Yesus (Foto: Dokpri)


Saya sempat berfoto bersama patung penampakan malaikat Tuhan dari surga pada makam Yesus di gua Bitauni. Sayang hanya kepalaku saja yang tampak (Foto: Dokpri)
Kehadiran Malaikat Tuhan dalam hidup kita memang terasa begitu lemah, namun sebagai seorang beriman kita percaya bahwa malaikat Tuhan sering harus datang untuk menyadarkan dan memberikan kepastian akan kehadiran Tuhan dalam kehidupan manusia. Mungkin malaikat Tuhan tidak hadir secara nyata dalam kehidupan kita seperti yang terjadi di makam Yesus 1981 tahun yang lalu. Namun ia selalu hadir apabila manusia merasa bimbang dan ragu akan kehadiran Tuhan dalam hidup manusia. Malaikat Tuhan selalu membisikkan kebenaran itu ke mata hati dan mata iman manusia. Ia menyadarkan manusia akan iman kepada Tuhan tanpa ada keraguan dan kebimbangan. Ia mengingatkan manusia akan sabda dan perkataan Tuhan sendiri. Malaikat Tuhan selalu melayani Tuhan siang dan malam tanpa henti. Malaikat Tuhan selalu berkanjang dalam kesiapsiagaan sepanjang masa untuk Tuhan.