Menyambut launching buku: Jalan Wadas Politik dan Pendidikan Indonesia Kontemporer (Depok: Herya Media, 2014), penulis mengambil tema untuk permenungan pribadi sebagaimana terpampang dalam judul artikel ini: "Menulis Buku, Mengkonstruksikan Gagasan". Â Itu artinya mengkonstruksikan gagasan membuat pemikiran manusia lebih bernas. Kata, kalimat dan Wacana bahasa yang sarat makna yang dikemas dalam bahasa yang sedap dalam buku itu, merupakan tampilan sprit penulis yang di dalamnya gagasan tentang Jalan Wadas Politik dan Pendidikan Indonesia Kontemporer terkonstruksi dengan baik dengan keunikan yang tiada taranya, merupakan kekayaan intelektual penulis.
Dengan judul di atas dapat juga penulis berpikir sebaliknya tentang bahwa tanpa mengkonstruksikan gagasan, pikiran kita bisa terbang dan melayang tak tentu dan karena itu ia bisa tenggelam dalam ilusi yang sering selalu diwarnai situasi khaos dan bisa membawa orang kepada alienasi. Pada sisi lainnya, mengkonstruksikan gagasan harus membantu pembentukan pribadi manusia untuk lebih humanis. Tulisan-tulisan dalam buku ini ialah cerminan gagasan yang terbentuk dan terbangun dari pergumulan diri. Serentak penulis mengajak pembacanya untuk mengakui kebenaran bahwa buku ini merupakan hasil dari upaya untuk berani berpikir dengan mengandalkan kemahiran penguasaan sarana Teknologi dan Informatika Komunikasi (TIK) saat ini serta sebagai salah satu cerminan untuk upaya mengkonstruksikan pembentukan diri sendiri dan menjadi diri yang lebih unik dan kaya demi pencerahan manusia dan dunia.
Judul buku merupakan inti yang merangkum bangunan gagasan itu yang terkonstruksi dalam pengalaman, pengetahuan dan atas kesadaran bahwa Indonesia merupakan prestasi sejarah, prestasi kemanusiaan dan prestasi gagasan manusia Indonesia, tak dipungkiri telah menjadi perhatian utama dalam buku berjudul: Jalan Wadas Politik dan Pendidikan Indonesia Kontemporer. Dua Tema besar pembangunan mendominasi Indonesia kontemporer yakni pendidikan dan politik. Hal-hal kontemporer memang bukan saja terlahir dari proses dan sejarah yang utama. Namun juga diartikan sebagai Jalan Wadas karena ia selalu berproses dalam sejarah masa lampau, kini dan akan datang yang terus mengalir, ia searti jalan penuh tantangan yang mengundang usaha, ketekunan dan pantang menyerah.
Judul buku ini sedikit banyak telah ikut mempertegas pandangan penulis akan konstruksi gagasan tentang Keindonesiaan di tengah peristiwa pendidikan dan politik bersejarah masa kini di Indonesia, yang telah melibatkan seluruh kemanusiaan penulis: yakni indera-indera penulis yang meliputi kemampuan mendengar, merasakan, melihat, mengintuisi, mensikapi, membandingkan, mendalami, merenung atau merefleksikan dan berpikir. Itulah konstruksi gagasan yang utuh dan penuh.
Di dalam buku ini, persoalan politik dan pendidikan itu bagi penulis ibarat bola panas yang perlu dinormalkan suhunya oleh penulis demi membangun kehidupan bersama yang penuh kebahagiaan. Di dalamnya, penulis mengemukakan gagasan dalam format pikiran sederhana dan gampang dipahami oleh para pembaca dalam segala umur dengan mengandalkan kekuatan penguasaan teknologi informasi online.
Syukur kepada Tuhan atas selesainya buku ini, serta ucapan limpah terima kasih kepada Kang Pepih Nugraha selaku pendiri Kompasiana yang kepadanya penulis pernah sampaikan melalui Email permohonan untuk ijinan bagi proses kodifikasi dan lay out langsung dari Blog Kompasianaku, juga ucapan terima kasih yang sama patut penulis sampaikan kepada para Admin Kompasiana serta semua sahabat Kompasianer yang telah ikut berkontribusi memberikan usul saran dan perhatian dalam setiap artikel.
Terima kasih berlimpah patut penulis sampaikan juga bagi Penerbit dan Percetakan CV Herya Media dan Team Herya Media yang telah dengan penuh ketekunan, kesabaran dan kerja keras melakukan proses-proses desain dan pengerjaan yang rumit dari pagi hingga larut malam, hingga telah menjadi sebuah buku yang indah dan bermutu. Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas semua kerja keras dan budi baikmu semua.
__________________________
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H