Mohon tunggu...
john brata
john brata Mohon Tunggu... Captain Pilot / Purnawirawan Perwira Penerbang POLRI - .

Lahir di Bogor tanggal 08 Februari 1941

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Always Fasten Your Seatbelt!

6 Februari 2016   18:14 Diperbarui: 6 Februari 2016   22:26 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Sumber: express.co.uk"][/caption]Selama on the air, selama dalam penerbangan, seat belt atau sabuk pengaman harus selalu terkancing! Kurang enak sih. Not comfortable! Tetapi ya harus dilakukan bila ingin selamat. Bila tidak mau tersedot keluar pesawat bila terjadi dinding cabin pesawat bolong!

Demi kepentingan operasional pesawat yang disebut pressurerized system harus terbang setinggi mungkin. Maksudnya agar bahan bakar bisa dipergunakan seeffisien mungkin. Makin tinggi mudahnya udara sekitar makin tipis. Terbang di udara tinggi penggunanaan bahan bakar atau bahan bakar motor mampu diirit. Sudah barang tentu optimalisasi ketinggian terbang disesuaikan dengan kemampuan design dari pabrik. Biasa disebut secara teknologi penerbang, service ceiling pesawat buatan pabrik A ini jenis X adalah 50 ribu kaki (50.000 feet). Di atas itu pesawat tidak memiliki kemapuan untuk mencapainya.

Di samping kemampuan mesin perlu diperhitungkan juga kemampuan pemampatan tekanan udara di cabin. Kemampuan rata-rata manusia untuk bisa bernapas di udara rata-rata di bawah sebuluh ribu kaki. Di atas altitude 10.000 feet udara, oksigen sudah terlalu tipis. Bila tanpa bantuan oksigen (oxygen bottle) kita bisa hypoxia. Kekurangan oksigen, lambat laun akan pingsan. Cepat atau tidaknya tergantung dari daya tahan fisik seseorang. Bukan itu saja. Bila sering mengalami kekurangan oksigen, supply ke otak bisa terganggu. Ini berbahaya. Bahkan, bagi lelaki, ia bisa kehilangan kejantanan.

Di Lakespra (Lembaga Kesehatan Angkasa), penerbang TNI (dulu ABRI), sering di-test. Sekian orang dimasukkan dalam chamber kedap udara dan diatur mengangkasa, yang mengakibatkan oksigen makin tinggi makin tipis, lewat 10.000 feet, terus ke belasan ribu feet. Exercise-nya, peserta diberi "kerjaan" matematik, yakni menghitung tambah atau kurang. Soalnya gampang, misalnya 5+6, 4+3, 4+7, dst, dst . Di bawah altitude 10.000 feet gampang. Tetapi dengan kenaikan altitude dan penipisan oksigen mulai otak "blank" menghitung 5-3 lama banget jawabnya. Tiba tiba "klepek" keblenger. Tapi biasanya para pengawas yang jeli sudah memberikan oksigen hingga peserta tidak keburu pingsan.

Karena itu, untuk mengimbangi terbang tinggi, cabin ruang penumpang dan cokcpit diberi pressureized system. Gampangnya, udara dimampatkan hingga sekian atmosfer (umumnya ukurannya PSI misalnya rata rata 7,2 psi). Artinya, keadaan ruang cabin diatur seakan pesawat hanya berada pada ketinggian 7000, tujuh ribu kaki. Penumpang yang sehat biasanya mampu bernapas normal pada ketinggian ini.

Bagi penumpang yang punya penyakit bengek akut kudu bawa botol oksigen sendiri yang sesuai dengan standar penerbangan. Sewanya muuahal, sekitar US$ 2500. Di dalam pesawat memang tersedia oksigen bottle, tapi dipergunakan bila terjadi abnormal operation. Tidak disediakan khusus bagi penumpang yang bengek. SOP-nya begitu sih!

Sekian paragraf tulisan ini maksudnya khusus memberi informasi bahwa bila sedang mengudara, udara pada cabin pesawat dimampatkan dengan tekanan yang jauh lebih besar dari tekanan udara di luar. Lha itu dimaksudkan agar pesawat dapat memelihara ketersediaan oksigen.

Tndakan untuk tetap menggunakan seat belt diperlukan karena, apabila cabin pesawat atau dinding pesawat bolong diakibatkan oleh sesuatu, segala yang ada di dalam cabin pesawat akan tersedot keluar. Menyeramkan. Berapa besar tepatnya daya sedot tersebut, penulis tidak tahu. Cuma yang jelas, manusia akan mudah sekali disedot melayang keluar. Mungkin sih manusia tersebut tidak akan menderita karena begitu tersedot keluar gak sempat teriak sudah hilang nyawanya. Maaf, jangan percaya film. Di situ, penjahat (biasanya sih bukan jagoan) tersedot keluar sempat teriak: oh my God atau help help!

Karena itu awak cabin akan selalu menyarankan para penumpangnya untuk selalu mengenakan sabuk pengaman atau seat belt on, walaupun tandanya sudah di OFF kan cockpit crew. Posisi OFF seatbelt itu cuma memberi kesempatn penumpang untuk melakukan hajatnya di toilet.

Posting ini dibuat setelah kita menngetahui telah terjadi peledakan bom jenis TNT oleh teroris jahanam di perusahaan penerbangan luar negeri yang menyebabkan jatuh korban seorang penumpang tersedot keluar, melalui lubang dinding pesawat.

Biasakanlah selalu mengenakan sabuk pengawan bila anda sedang berada di udara. Demi keselamatan! Emangnya enak "is dead" melayang di udara tanpa ketahuan jatuhnya di mana?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun