Pemerintah , dalam hal ini Kementerian Perhubungan perlu bijak sana banget .Kita kan negara PancaSila .Negara gotong royong.Masa berbagi rezeki dengan saudara sebangsanya gak mau. Permasalahan transport konvensional dan transport on line itu sebenarnya persoalan iman , hati dan logika .Â
Mikir donk bila ada orang lain gak suka sama kita ya ngaca .ya mawas diri . Saat cari pacar gak laku kan ngaca.Gimana tampang gue dibanding saingan gue. Gimana penampilan gue gimana modfal gue dibanding saingan . Ya bila penampilan gue seperti kucing baru dimandiin sementara saingan licin baru keluar dari salon ya sadar aza. Saingan gue apel pacar pake Mercy sementara gue naek ojek ! Sudah begitu saingan gue bawa martabak sefang gue bawa comro lha mana imbang !??>
Balik ke transport on line , bandingkan penampilan pengemudi on line bersih , kesan sopan , kendaraannya baik dan rapih terutama bersih . andingkan dengan penampilan pengemudi angkutan lama konvensional ,tampang lecek , rokok selalu nyempil dimulut ( pADAHal ada larangan }. Yang paling menjijikan melidah seenaknya , ngupil bersihkan sisa makan yang nyangkut digigi , bahkan ada yang buang air kecil , ceeeerrr dipinggir pintu kendaraannya. Yang menakutkan bawa kendaraannya gak mau ikutaturan.,Serobot sanaserobot sini.
Sering lawan arus >Menaikkan menurunkanpenumpangdimana saja.Diperempatan jalan ditikungan disemua tempat yang adarambu larangan!Masa kita mau naik kendaraan yang sopir dan kendaraannya berantakan.Jadi amat sangat logis bila parapenumpang memilih transport on line.Jadi bila ingin kepengen jADI FAVORIT YA Rubah donkmulai dari penampilan maupun sopansantun dan ikut aturan lalu lintas yangberlaku.Tidak ada jalan lain.Jangan cengeng!Jangan mau enak sendiri!Jangan malu maluin diri sendiri!
Mohon Kementerian PerhubungAN dan jajarannya mengakomodasi tuntutan yang egoist mau enak diri sendiri saja . Tanamkan donk semangat berjuang yang gigih tanpa minta minta mengemis di istimewakan !
Boxes | Ayo kita #UnlockJakarta - YouTube
https://www.youtube.com/watch?v=YOUUwkCQLUo&feature=youtu.be
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H