Model transportasi ON LINE ( OL ) itu adalah tuntutan masyarakat . Sebab utamanya ya harus kita sadari tranportasi yang disebut konvensional dinegara kita ini termasuk katagori buruk. Selain itu masa sih kita bisa menghalangi tuntutan zaman. Coba ingat-ingat dulu tranportasi darat itu dimeriahkan dengan yang dinamakan OPLET. Improvisasi kendaraan bermotor ( ranmor ) model MORRIS , OPEL Ya muat sepuluh penumpang plus seorang dekat sopir. Oplet disukai sebab sopirnya sopan taat peraturan .Berhenti menurunbkan penumpang ditempat yang aman. Tidak sembarangan , ditikungan ditengah jalan.
Masih patuh pada rambu rambu yang dipasang. Jangan harap opelet mau berehenti bila penumpangnya berdiri dibawah tanda S . Polisi jaman itu masih rajin menegur bahkan menangkap pelanggar . Tilang belum ada. Traffick light juga belum ada tapi tidak ada serobotan menang menangan. Pengamen brengsek belum ada, pereman yang sering menakut nakuti penumpang dengan mengatakan barukeluar dari penjara belum ada. Orang jaman dulu malah malu bila diketahui baru keluar dari bui.Banyak yang buang sial dengan menggunduli kepalanya. Jaman sekarang malah gak tau malu jadi sampah masyarakat kok malah bangga!
Delman, becak juga masih banyak . Lama lama masuk;lah alat transportasi lain yang disebut Bus kota , angkot yang di jakarta disebut Metro mini atau apa saja. MaSUK JUGA moda tra nsportasi seperti COLT lanjut Kijang dll. Yang perlu di cermati : tidak ada tuh sopir oplet pengemudi becak m sais delman yang protes apalagi demo dan dengan tidak tahu malu mengatakan : wah rezeki kita jadi berkurang lantaran kalah saing dengan transportasi baru.Lha sekarang kok malah golomngamn transportasi yang dinamakan kovensional itu ribut marah berbuat konyol dengan klehadiran ta tansportasi ON LINE . Logika orang waras begitu muncul transportasi OL dan merebut pasaran , maka publik atau masyarakat jatuh cinta dengan moda transportasi ini ya karena dapat memenuhi kebutuhan orang banyak donk ! Mengapa harus dimusuhi. Jangan iri donk.Perbaiki diri.
Memang transportasiOL pasang tarif lebih rendah dari tarif angkit ? Bila lebih murah dari taxy biasa ya memang. Pertanyaannya mengapa transportasi OL yang kondisinya bagus bisa menerapkan ongkos lebih murah dibanding taxy biasa. !? Soal KIR lha KIR itu apa sih ? Memamng dilaksanakan dengan kosekwen. Masa lulus KIR masih ada ranmor umum yang di start dorongan. Jewndela pecah.pintu Rusak.Lsampu mati. Jangan dikatakan kotornya bukan main.Â
Transportasi OL itu tuntutan kebutuhan masyarakat. Pakai logika lagi masa YANG BAIK HARUS KALAH DARI YANG BURUK. Justru transportasi konvensionAL yang harus mengikuti kondisi transportasi OL. Upgrade penegmudinya, Didik sopan santunnya, Jangan jorok, Hormati publik pengguna alat transportasi.
Masyarakat Indonesia sebagai manusia manusia yang beragama mestinya harus menjadi manusia MANUSIA YANG CINTA KEBERSIHAN SOPAN .Katanya harus amanah. Jangan berpakaian sembarangan , necis , rapih , bersih smpatik. Jangan ngupil sembarangan jangan buang ingus seenaknya. Meludxah sembarangan m,enjijikan .Kelakuan yang dituntut kan gak sulit sulit amat .Yang jelas juga sang sopir harus punya SIM .Patuh peraturan. Kasiahan donk sama penumpang diturunkan ditengah jalan, diperempatan.Â
Celakanya kok penumpangnya mau juga dirurunkan ditempat yang membahayakan dirinya. Bahkan penumpang yang seyogyanya disebut intelek, pakai jaket almamataer Mahasiswa dodol banget menghentikan angkot ditemnpat terlarang seperti di tikungan, di tengah jalan, di bawah rambu rambu larangan. Yang lebih meprihatinkan para petugas lapangan Polantas seperti LLAJR amat baik sekali : jangankan menindak , mengingatkan ,menegurpun gak mau. Ya mungkin takut menyinggung perasaan para sopir yang gombal itu.
Inti postingan ini semoga Kementerian perhubungan dan instansi terkait jangan mengalah kepada tuntutan gak berdasar orang-orang yang tidak menyadari kekurangannya!
Bila transportasi OL bisa lebih bagus lebih murah dan disukai masyarakat, menagapa transportasi konvensional tidak bisa atau tidak mau mencontohnya???
( John Brata )
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H