Mohon tunggu...
john brata
john brata Mohon Tunggu... Captain Pilot / Purnawirawan Perwira Penerbang POLRI - .

Lahir di Bogor tanggal 08 Februari 1941

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Ke Halim kita kembali !

19 Januari 2014   15:45 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:41 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suara IAW.

Dulu sebelum Kemayoran Airport ditutup dan SHIA Soekarno Hatta International Airport jadi sekitar tahun 1986 , Pangkalan Utama Halim Perdana Kusumah dipergunakan sebagai Internationan Airport . Boing 747 masih serie 200 wara wiri Halim PK ke manca negara . Concorde yang super sonic pernah mampir di bandara ini. Terus ditolak beroperasi lantaran saat " open power " ke take off power suaranya bising banget .Tdak tahu berapa decibel yang jelas pasti lewat 110 decibel .Bisa bikin telinga " congean " kaleee hahahahaha. Tapi bisa juga lantaran pesawat patungan Perancis Inggris ini gak ajak ajak Paman Sam . Ya namanya bisnis !

Lalu setelah Cengkareng biasa orang dunia penerbangan sebut maka Halim PK diceraikan untuk penerbangan komersial . Bandara Kemayoran ditutup .Bukan dipensiun atau jelasnya dinonaktifkan seperti misalnya Bandara Paya Lebar di Singapura setelah Changgi Airport beroperasi .Pemerintah Singapura pemimpinnya cerdas.Mereka tahu biaya bikin airport apalagi runway landasan pacu itu muaaahal .Jadi ya tidak ditutup habis seperti Bandara KMO . Tahun 2000 an bandara Charles de Gaule masih diopersionalkan paling tidak untuk generak Aviation walau Orly International Airport sudah operasioanal penuh . Kurang jelas John Foster Dules Airport di Washington DC masih dioperasionalkan walau John F Kennedy Airport sudah dioperasikan juga .

Nah lain dengan KMO Kemayoran Airport yang blasss ditutup dimatikan komplit sebagai Bandara walau Indonesia itu luas negaranya sekian ratus kali Singapura . Tetapi memang katanya Bandara Soekarno Hatta yang mulanya disebut Cengkareng Jakarta International Airport dibangun karena memang dimaksudkan mengganti KMO Airport yang harus " mati " /Alasannya sudah tidak pantas jadiAirport lantaran letaknya sudah ditengah kota .Memang di negara indonesia ini terutama di P Jawa ada daerah yang bukan kawasan kota . Coba jalan dari Jakarta ke Bogor lewat jalan lama wah rumah rumah nyambung .Juga yang jauh jalan Jakarta Bandung lama , bahkan Jakarta Surabaya juga nyambung terus. Nah Cengkareng yang sekarang ditarik paksa yang punya daerah yaitu Tanggerang dari pengadopsinya Jakarta juga sudah ditengah kota juga . Dilingkari jalan sekelilingnya yang muaaaacet .,

Maksud tulisan diatas itu misalnya KMO Airport itu tidak ditutup , dimatikan oleh para pejabat kelas " dodol " jaman Orba , ya masih bisa tuh dijadikan Bandara muntahan SHIA . Kawasan KMO dulu sekarang bagaimana kondisinya ? Yang jelas lantaran KMO ditutup , general Aviation tidak ada , maintenace facility lenyap hingga kehilangan devisa akibat semua pesawat pesawat yang perlu dirawat ngacir ke Singapura atau Malaysia . Apa yang ada di kawasan KMO dulu , ya beberapa gedung yang mengalami abortus , keguguran kehabisan dana ( katanya sih ada kaitan dengan kasus BLBI juga ?) , pemandangan tidak sedap sarang hantu  ! Sekarang ada lapangan golf , Arena Pekan raya yang sudah dipindah Jokowi ke Monas lagi .

SHIA padat ! Padat benar atau salah operasional karena pengelolaan tidak effisien ?

Kata Capt . M Rafdi Samin eks Captain Boing 707 , Vickers vanguard 4 egines aircraft , eks Chief Pilot API , Eks Dir Ops , Dir Produksi MNA yang tidak dilirik Men BUMN jaman dulu yang karena menteri kelas dodol untuk dijadikan Dirut MNA : apa benar SHIA itu sudah padat ? Capt Rafdi aktivis IAW , mengatakan : " lihat tuh Heathrow yang sama sama punya dua runway seperti SHIA bisa mengakomasi 90 kali take off landings perjam .ATC Air Traffic Controller kita juga gak kalah dengan ATC di London sana .Bedanya ATC di London dibayar Ratu Elizabeth jauh gede dibanding ATC kita dibayar Sby hahahahaha . Di Heathrow interval pendaratan 4 nautical miles atau kira kira 7,3 KM.Sementara di SHIA mempegunakan interval 7 nautical miles , yang kira kira pesawat yang approach speednya 150 knots ( 270 KM ) dan berkurang terus sehingga mencapai TTS threshold target speed 50 kaki diujung runway dan " gabrus " menyentuh runway ,akan ditempuh 2 menit .Dengan interval 7 nms ini maka akomodasa takeoff landings di SHIA " cuma " 70 kali . Apa bisa ditingkatkan seperti di London ? ya kenapa tidak !

Problem kepadatan itu sebetulnya terpublikasi sebenarnya karena terjadi banyak delay bahkan pembatalan penerbangan . Delay didunia penerbangan ya sebenarnya biasa biasa aza. Penerbangan itu terlaksana bisa terselenggara dengan memadukan pelbagai situasi kondisi . Pesawat harus bagus , cuaca di rute penerbangan ciaaamik , ada yang mau naik pesawat , ada yang mengatur lalu lintasnya  tugas ATC dan lain lain . Delay juga dipaksa terjadi lantaran terjadi  pabaliyutnya " slot " jam pemberangkatan atau etd estimate time depature . bayangkan karena mengejar " coan " yang gede semua operator penerbangan membuat schedule di waktu yang namanya golden time . Misalnya pukul 0600 WIB . Maka terjadwallah sekian belas maskapai penerbangan membuat etd kenama saja dalam waktu yang bersamaan itu. Nah misalnya pada saat jam yang sama terdapat duapuluh schedule flight yang sama , dengan berpatokan 2 mnit interval take off berarti bila ada 20 flight schedule yang sama, penerbangan paling akhir akan mendapat giliran  20 x 2 menit = 40 menit kemudian . Nah bila flight pertama sudah terlambat pasti flight berikutnya akan mengalami kelambatan juga .Mengapa hal ini bsai terjadi ya karena antara regulator , pemerintah yang memberi uizin bahkan mengatur jadwal kurang mampu mengkoordinir maskapai maskapai penerbangan . Infi dari Capt ,Arief Budiman mantan Perwira TNI AL ,mantan flight instructor API , mantan Atas Perhubungan di Canada , di luarnegeri slot flight schedule itu dilelang . Siapa berani bayar tinggi boleh mendapat  golden time .Cukup fair. Di DKI Jaya saja Gub Jokowi melelang jabatan camat dan Kepala sekolah .

Capt Soenarjo Y yang mantan Dirjen Perhub Udara , mantan Naval Aviator , mantan flight instructor API , sekarang kepala Sekolah penerbangan pernah memberikan gagasan pada th 2010 , diulang 4 bulan yang lalu , bagaimana mengatasi  kepadatan lalu lintas udara di SHIA dengan membuat exit taxy way yang bisa menghubungkan Runway 1 dan 2 dan memberi kesempatan dua pesawat bersamaan dengan sequence tertentu  melakukan take off dan landibng sehingga seperti di Heathrow London , SHIA pun akan mampu mengakomodfasi 90 x pesawat take 0ff landing per jam . Dan menurut kabar terakhir Men BUMN akan melaksanakannya katimbang membuat Runway 3 , yang lahannya sdudah jadi komoiditas permainan para spekulan para calo tengkulak tanah .

Saat ini mulai bulan January 2014 Halim PK secara defacto dan dejure sudah diputuskan Pemerintah Pusat sebagai Bandfara muntahan , luberan kepadatan lalu lintas udara di SHIA. Persoalannya sekarang bukan setuju a=atu tidak setuju , tetapi bagaimana pelaksanaan penggunaaan  LANUMA , Pangkalan Utama TNI AU Halim Perdana Kusuma bisa dioptimalkan , dieffisienkan di effektifkan sebagai bandara penyelamat .

Barang sudah tentu baik secara teknis perlu perbaikan perbaikan .Misalnya upgrading taxy way dan exit gate yang akan mempercepat pesawat " clear " dari Runway yang cuma satu yang koordinatnya 06 / 24 .Rw 06 arah ketimur  laut dan RW 24 arah ke Barat daya .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun