APAKAH juga pilot yang menerbangkan pesawat yang canggih dan bahkan super canggih dengan sekian banyak push button akan cenderung kena syndrome automation addiction pilot ( istilah yang diperkenalkan Chappy Hakim ) , bisa ya bisa tidak !
Sesungguhnya dengan SOP atau procedure yang jelas dan konsistent kecenderungan ini bisa diantissipasi .Bila tidak ada perubahan yang ssignificant , operation autopilot di on kan setelah tinggal landas , setelah roda pendarat , all landing gears up and lock , climb power set ,control pesawat di trim , diseimbangkan, paling tidak pada ketinggian 2500 feet !
Mungkin on final approach leg, in good weather and good vissibility and runway in sight , auto pilot off, continue carry on with manual landing.
Memang kebiasaan kebiasaan baik atau buruk bisa terjadi dijaman sekarang .Seoang bocah 6 tahunan yang bisa ngotak ngatik button IPAD ATAU COMPUTER yang tidak berhasil mendaratkan pesawat , bisa berhasil mendaratkan pesawatnya setelah diberi tahu bahwa tidak mungkin mendaratkan pesawat kecilnya dengan kecepatan 190 mph . " Coba kamu kurangi speed psawatnya menjadi 50 mph !" Dan mantap pesawatnya mencium landasan .
Kata Air Vice Marshal J.E " Johnnie" Johnsson , RAF Ace Pilot Inggris yang berhasil menembak sekian pesawat Jerman Hitler saat PD II : " Great pilots are made not born....A man may posses good eyesight, sensitives hand,and perfect coordination, but at the end the product is only fashioned by steady coaching, much practice, and experience. ( Dikutip dari buku FIGHTER COMBAT Tatics and Maneuvering Robert L. Shaw
Capt John Brata ATPL 760 Kolektor 25,000 .- jam terbang
IAW IndonesiaAviation Watch
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H