Sekarang bicara Air Asia QZ 8501 yang ditayangkan di beberapa stasiun TV menaik hingga 11100 ( sebelas ribu seratus ) feet permenit selama sekian puluh detik dan mencapai ketinggian 37000 feet lebih, analisa penulis adalah seperti di bawah.( Tidak jelas data itu diterima dari mana dan dari siapa ?).
Menurut analisa penulis saat setelah 0611 Capt. Irianto request climb to 380 dan sebelum dijawab sudah lost contact . Dari ditemukannya  sekian  jazad korban yang terapung di laut dan rata-rata tidak terikat seat belt maka mungkin saja pada saat itu pesawat masih terbang dalam cuaca yang relatif masih  baik .Sebab bila sudah  'in bad weather " hampir semua penumpang " on seat " dengan seatbelt fastened . Seatbelt itu amat kuat dan bila dibanding dengan kekuatan tubuh manusia . Tidak mungkin seatbelt diputuskan tubuh manusia. Pasti sebaliknya .
Sesuai peredaran matahari maka dalam musim seperti ini, Â sebut saja di bulan-bulan yang ada ber ber nya biasanya cuaca buruk sepanjang Laut Jawa yang secara teknis dinamakan ITCZ inter turbulence convergenze zone . Disebut juga " shear line " ya gampangnya sepanjang area itu CB kumpul ngerumpi tahunan . QZ 8501 diperkirakan terbang di antara clear area gumpalan awan .
Ada yang perlu diketahui di angkasa yang terang benderang sering terjadi apa yang dinamakan CAT clear air turbulence . Artinya terjadi goncangan di angkasa yang terang . Pernah penulis terbang dari Padang , saat masih disebut Tabing menyeberang Bukit Barisan pada ketinggian 17500 feet . Sekian menit setelah melintasi Bukit Barisan dalam keadaan cuaca yang terang pesawat kena down draft , dijatuhkan tanpa terkendali setinggi 2000 feet . Bisa dibayangkan para penumpang yang tidak mengenakan seat belt terhempas dicabin . Dan kenyataan nya beberapa penumpang mengalami cedera.
Sekali penulis menerbangkan Pesawt DHC 6 Twin Otter bermesin ganda dari P Rote ke Bandara Eltari Kupang . Cuaca " very clear " ketinggian 7500 feet .Tetapi diutara SP Sawu pesawat terlempar ke bawah down draft hampir 2000 feet juga. Saat itu penulis masih meng ON kan seatbelt . Ada dua penumpang yang terlempar ke atas atap cabin menyebabkan bagian atas cabin pecah . Dua penumpang yang terlempar semaput .
Dugaan penulis setelah Capt Irianto request climb, QZ 8501 terkena up draft yang luar biasa dengan posisi angle of attack pesawat ( sudut pesawat terukur dari arah angin haluan ) menuju vertical ke atas tanpa terkendali , auto pilot lepas sendiri . Karena pesawat meluncur vertical ke atas menyebabkan masukkan dara yang dibutuhkan mesin untuk tetap hidup , hilang . Dalam keadaan mesin OFF pesawat naik vertical tak terkendali menyebabkan kecepatan pesawat turun melewati " stalling speed " .MENURUT cerita pesawat meluncur vertical ke atas di luar kontrol pilot dengan kecepatan naik 11600 feet per minute . Naik setinggi lebih dari 7000 feet  lebih sekian detik .Menurut dugaan kecepatan pesawat tinggal 106 kts . Dalam posisi vertical , kedua mesin mati , maka dengan sendirinya pesawat akan jatuh ke kiri masuk apa yang disebut spin.Spiral dive. Pesawat menghujam kebawah tidak terkendali berputar . Menurut keyakinan penulis mungkin saat menghujam gara gravitasi mencapai negatif 10 G membuat semua penumpang termasuk pilot " black out " darah di otak turun kebawah tubuh. Setengah sadar . Tetapi  jangan dilupakan Capt Irianto itu mantan fighter pilot yang biasa melakukan aerobatis udara. Instiknya otomatis membuat gerakan merecover spiral dive yang dialaminya, bahkan dalam keadaan blackout setengah sadar .
Karena pesawat terlalu besar kemungkinan efek negatif G melebihi 10 G , dan dengan berkat Tuhan pesawat melayang stabil ke kanan dari route Surabaya Singapura. Saksi nelayan mereka tidak mendengar suara mesin sebelum mendengar suara benturan di laut yang ternyata disebabkan QZ 8501. Pesawat menyentuh laut dengan sayap kiri terlebih dulu meninggalkan pecahan bagian ekor dan bagian fuselage dari ujung belakan sayap kanan yang relatif masih menempel dari badan pesawat . Sementara para penumpang yang belum mengenakan seatbelt terlempar keluar
Sepanjang yang diketahui penulis tidak ada atau belum ada sdebuah pesawat yang mampu naik dengan rate of climb melebihi 10.000 feet per minute . Mungkin jenis fighter aircraft ada yang mampu !
Uraian ini hanya sekedar analisa dengan melihat fakta  fakta pecahan pesawat dan penemuan jenazah yang telah ditemukan team BASARNAS yang telah melaksanakan tugas dan panggilan  dengan sangat luar biasa .
Semoga seluruh korban ditemukan demi ketenangan dan kedamaian keluarga . Semoga pula blackbox ,cvr bisa cepat di analisa dan terungkap misteri QH 8501 untuk mencegah terjadinya musibah yang memilukan ini yang tidak pernah diharapkan siapapun juga oleh manusia yang sehat dan waras.
Capt.John Brata ATPL 760 IAW