Nanoteknologi, teknologi hebat perancang material pada skala atom dan molekul, telah membuka peluang besar di berbagai bidang, hingga dunia kesehatan. Nanoteknologi adalah metode yang membuat bahan atau struktur dengan fitur yang dirancang dalam kisaran ukuran 1 sampai 100nm (Niemeyer, 2002). Secara garis besar, nanoteknologi adalah ilmu dan teknologi yang digunakan untuk mengolah bahan dan struktur pada ukuran yang sangat kecil, sekitar 1 hingga 100 nanometer. Dalam bidang kesehatan, nanoteknologi telah memberikan sejumlah pendekatan yang menjanjikan untuk pengobatan, pemantauan, diagnosis dan pengelolaan penyakit (Bisht, 2007). Dalam dunia medis nanoteknologi disebut sebagai nanomedicine. Dengan menggunakan nanoteknologi, kita bisa membuat benda yang lebih kuat, lebih ringan, lebih efisien, atau memiliki kemampuan khusus, seperti pembuatan obat yang tepat sasaran, pencitraan dan diagnosis Medis yang efisien, serta rekayasa jaringan untuk memperbaiki jaringan tubuh yang rusak.
Secara umum, dalam konsep nanoteknologi ada beberapa metode yang digunakan untuk pengembangan dan penerapannya. Berikut adalah dua metode utama yang sering digunakan: 1) Top-down approach, metode ini adalah cara membuat benda atau struktur kecil (nanometer) dengan memulai dari bahan yang lebih besar, kemudian memotong, menghancurkan, atau mengurangi ukuran bahan tersebut hingga mencapai ukuran nano, contohnya adalah pembuatan chip mikroskopis dengan konsep litografi. 2) Bottom up approach, pendekatan ini adalah cara membuat material dengan menyusun atom atau molekul dari yang paling kecil hingga membentuk bahan yang lebih besar untuk membentuk struktur atau bahan yang memiliki sifat atau fungsi tertentu yang diinginkan.Â
Dalam konsep medis, pendekatan top-down dan bottom-up digunakan untuk mengembangkan sistem dan teknologi yang lebih efektif dalam diagnosis, pengobatan, dan pemantauan penyakit. Pendekatan top-down sering diterapkan untuk membuat perangkat medis canggih, seperti chip mikroskopis dan sensor nano yang digunakan dalam mendiagnosis sebuah penyakit. Nanoteknologi memproduksi chip medis yang lebih kecil, lebih sensitif, dan lebih akurat. Chip ini digunakan untuk mendeteksi penyakit dengan lebih efisien. Dengan kemampuan untuk mendeteksi perubahan molekuler atau genetik yang sangat kecil, alat ini dapat memberikan informasi lebih mendalam tentang kondisi kesehatan seseorang. Salah satu aplikasi khusus adalah pemantauan penyebaran kanker payudara setelah operasi. Selain itu, nanoteknologi juga berperan dalam penghantaran obat. Novel Drug Delivery System (NDDS), adalah sistem inovatif untuk mengontrol penghantaran obat dalam tubuh. Sistem ini dapat mengatasi masalah yang ada pada metode konvensional, seperti bioavailabilitas yang rendah dan efek samping yang tidak diinginkan. Dengan teknologi ini, obat dapat dihantarkan lebih tepat sasaran, meningkatkan efektivitas pengobatan dan mengurangi dampak negatif pada tubuh. Selain itu, nanoteknologi dapat dimanfaatkan sebagai zat kontras untuk meningkatkan ketajaman gambar dalam pencitraan medis. Ini dilakukan dengan melapisi nanopartikel menggunakan bahan kontras, sehingga dokter akan dimudahkan dalam mendapatkan gambar yang lebih jelas tentang organ dan jaringan tubuh.
Nanoteknologi memberikan dampak yang signifikan dalam berbagai bidang, seperti kesehatan, energi, dan lingkungan, berkat kemampuannya bekerja pada skala mikroskopis. Kelebihannya termasuk peningkatan pengobatan,produksi material yang lebih kuat dan ringan, serta efisiensi energi. Namun, selain manfaatnya, ada tantangan dan potensi risiko, terutama terkait dampak terhadap kesehatan dan lingkungan. Penerapan teknologi nano dapat memiliki dampak negatif terhadap kesehatan manusia dan lingkungan. Menurut Johnson dkk, serta Jia, ukuran partikel nano yang sangat kecil memungkinkan mereka dengan mudah tersebar di udara, yang dapat membahayakan manusia dan lingkungan. Dalam penggunaan nanoteknologi dibutuhkan sarana dan prasarana yang memadai untuk meminimalisir kerugian.
Untuk mengatasi potensi dampak negatif nanoteknologi terhadap kesehatan dan lingkungan, beberapa upaya dapat diterapkan. Pertama, meneliti dan mengembangankan lebih lanjut tentang nanoteknologi dan dampaknya. Hal ini penting agar kita dapat mengetahui bagaimana nanomaterial mempengaruhi lingkungan sehingga risiko yang tidak diinginkan dapat diminimalisir. Kedua, edukasi kepada masyarakat luas. Hal ini akan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk turut berpartisipasi melakukan pengelolaan limbah nanoteknologi dengan benar. Ketiga, membuat kebijakan mengenai potensi bahaya dan cara-cara aman dalam menggunakan nanoteknologi.Â
Nanoteknologi telah membuktikan kemampuannya dalam bidang kesehatan, menciptakan peluang besar untuk meningkatkan pengobatan, diagnosis, dan perawatan. Kolaborasi antara nanoteknologi dan bidang kesehatan membuka pengetahuan baru dalam pemeriksaan medis yang lebih tepat sasaran, aman, dan efektif, serta memberikan solusi untuk berbagai tantangan. Di masa depan, nanoteknologi diharapkan dapat mempercepat penemuan pengobatan untuk penyakit-penyakit yang sulit disembuhkan, seperti kanker, penyakit genetik, dan infeksi kronis. Selain itu, diharapkan nanoteknologi dapat meningkatkan kemampuan diagnosis dengan alat yang lebih sensitif, memungkinkan deteksi penyakit pada tahap yang sangat dini. Teknologi ini juga diharapkan dapat mengurangi efek samping pengobatan dan memberikan perawatan yang lebih produktif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H