Pendekatan  Culturally  Responsive  Teaching  (CRT)  adalah  suatu  pendekatan  dalam dunia pendidikan yang berfokus pada mengenali, menghormati dan merespon keberagaman budaya, latar belakang dan pengalaman siswa dalam proses pembelajaran. Tujuannya adalah untuk menciptakan  lingkungan  belajar  yang  inklusif  dan  mengakomodasi  kebutuhan  belajar serta pengalam unik setiap siswa. Dalam pendekatan ini, guru mengakui bahwa setiap siswa membawa pengetahun, nilai-nilai dan pengalaman budaya yang berbeda ke dalam kelas. guru kemudian berusaha untuk mengintegrasikan konten dan strategi pembelajaran yang relevan dengan  keberagaman  budaya  ini  ke  dalam  kurikulum  dan  metode  pengajaran.  Tujuannya adalah  untuk  membuat  siswa merasa  diterima,  dihormati  dan  terlibat  aktif  dalam  proses pembelajaran.
Dikemukakan Guy (2000), langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan CRT yaitu sebagai berikut.
- Identitas diri peserta didik: peserta didik diajak untuk mengenal identitas budayanya yang berkaitan dengan materi yang akan disampaikan.
- Pemahaman budaya: peserta didik mengonstruksikan pemahaman budaya dengan ilmu pengetahuan baru yang diperoleh dari berbagai sumber.
- Kolaborasi: peserta didik bekerja dalam kelompok untuk membahas konsep dan perspektif budaya.
- Berpikir kritis untuk refleksi: peserta didik membandingkan hasil diskusinya dengan teori yang ada dengan bimbingan guru.
- Konstruksi transformatif: peserta didik menyajikan pemahaman mereka melalui sebuah projek.
Kelebihan Culturally Responsive Teaching adalah :
- Meningkatkan keaktifan siswa.
- Mewujudkan kreativitasnya.
- Membantu guru memenuhi kebutuhan spesifik siswa.
- Mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan siswa.
- Membantu memperkuat identitas budaya siswa.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI