Lima mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya dari Program Studi Kedokteran dan Farmasi bekerja sama dalam meneliti ekstrak kulit bawang merah (Allium ascalonium) dan kunyit (Curcuma longa) sebagai bahan alami yang dapat mempercepat proses penyembuhan luka bakar. Ekstrak bahan alami ini mereka tuangkan dalam bentuk plester hidrogel yang mudah diaplikasikan.Â
Mereka adalah Zidan Dzulyadain Amri (Pendidikan Dokter/FK 2020), Kameela Dilis Baheera (Pendidikan Dokter/FK 2020), Kevin Surya Widjaya (Farmasi/FK 2020), Galuh Puspa Ramadhana (Farmasi/FK 2020), dan Hanum Bayu (Farmasi/FK 2022) yang tergabung dalam tim Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Riset Eksakta (PKM-RE) yang lolos didanai pada ajang Program Kreativitas Mahasiswa tahun 2023 di bawah bimbingan apt. Oktavia Eka Puspita, S.Farm, M.Sc. dari FK UB.
Zidan Dzulyadain Amri sebagai ketua tim menyampaikan bahwa penelitian ini didasarkan kepada fakta bahwa jumlah penderita luka cenderung meningkat setiap tahunnya, di mana peningkatan dari 7,5% pada tahun 2007 menjadi 8,2% pada 2013 (Adi dkk., 2021). Dan WHO pada tahun 2018 melansir bahwa kasus luka yang banyak terjadi di negara berkembang termasuk Indonesia adalah luka bakar dengan sekitar 180.000 angka kematian setiap tahunnya. Â Salah satu upaya perawatan luka bakar yang dapat dilakukan adalah wound dressing untuk melindungi luka dan mempercepat proses pemulihan. Namun, belum ada alat wound dressing komersial yang memanfaatkan bahan alami untuk membantu mempercepat penyembuhan luka bakar.Â
"Kulit bawang merah mengandung senyawa saponin dan tanin yang dapat membantu penyembuhan luka. Selain itu,  senyawa flavonoid, alkaloid, dan kurkumin dalam kunyit memiliki efek antiinflamasi, antioksidan, dan  antimikroba sehingga kombinasi kedua ekstrak ini akan dapat membantu mempercepat penyembuhan luka bakar" ucap Zidan.Â
Kevin Surya selaku anggota tim juga mengungkapkan bahwa sebagai bahan untuk membalut luka (wound dressing), ekstrak kedua bahan alami ini sebaiknya dikemas dalam sediaan yang mudah diaplikasikan, tahan air, dan tidak mudah rusak. Oleh karena itu, dikemaslah ekstrak kedua bahan alami tersebut dalam bentuk plester hidrogel. Plester hidrogel ini dibuat dengan mengkombinasikan bahan polimer berupa galaktomanan, PVP, dan kitosan. Kombinasi bahan ini akan menghasilkan sediaan hidrogel yang berdaya rekat tinggi, mudah menyerap air, serta biodegradabilitas tinggi.Â
Formulasi plester hidrogel yang diperkaya oleh ekstrak kulit bawang merah dan kunyit ini diberi nama "Turionplast". Untuk menguji keamanan dan efektivitasnya, Turionplast melewati uji secara in vivo pada hewan coba tikus putih (Rattus norvegicus). "Rambut tikus coba di bagian punggung kami cukur kemudian kami suntikkan dengan obat bius ketamin, kemudian dibuatkan perlukaan luka bakar di bagian yang telah dibius dengan plat besi panas ukuran 2x2 cm. Setelah itu, luka bakar pada tikus ditempeli dengan sediaan Turionplast" jelas Kameela. Penelitian ini menunjukkan jika sediaan plester hidrogel yang diformulasikan terbukti efektif dalam mempercepat penyembuhan luka bakar pada hewan coba jika dibandingkan dengan hewan coba yang hanya diberikan plester hidrogel biasa.
Dengan demikian, Turionplast dengan ekstrak kulit bawang merah dan kunyit berpotensi menjadi opsi solusi dalam merawat luka bakar. Tim peneliti berharap hasil penelitian ini dapat memberikan dukungan kepada pihak industri farmasi dan alat kesehatan untuk memproduksi Turionplast serta menjadi sebuah inovasi penting dalam pengembangan terapi perawatan luka bakar.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H