Karya Monolog "Seragam Cokelat Bau Tahi Kucing"

SERAGAM COKELAT

BAU TAHI KUCING

Sebuah karya Monolog

Oleh : Arung Wardhana

Di pilih, di pilih, di pilih, seribu tiga, seribu tiga, di pilih, di pilih, ini dagangan paling anyar Mak, Cing, Neng, Pak, Bu, Kak, ayuk Bu, di pilih, di pilih, jangan sampek ketinggalan, bakalan rugi karena stocknya sudah habis, di pilih, di pilih, seribu tiga, dua ribu lima, di pilih, di pilih, jangan salah memilih, nanti sampeyan semuanya bakal kebelinger, nanti sampeyan bakal ngiler, nanti sampeyan bakal kelenger, di pilih, di pilih, ayuk di pilih.

Ya, mau yang mana? Itu? Ya itu seribu tiga.

Kalau yang itu dua ribu lima.

Murah meriah Pak, Bu, Cak, Neng, Kak, semuanya ada di sini, semuanya bakal nyenengin sampeyan semuanya, di balikin kalau nggak cocok, di balikin kalau nggak sesuai selera, di balikin kalau ada yang rusak, di balikin ada yang kotor, di balikin kalau ada yang berlubang, di balikin kalau ada yang sobek, di balikin kalau potongannya keliru, di balikin kalau ada yang pecah, di balikin kalau ada yang nggak bagus.

Di balikin ke mana kampret?

Kematamu?

Ke jidadmu?

Bangsat!

SEMUA ORANG TUMPAH MERUAH BERJUBEL, MEMBAWA MAP, YANG MANA DI DALAMNYA BERISI IJAZAH, MEMBENTUK ANTRIAN YANG PANJANG, MENGISI DAFTAR FORMULIR, MENGISI BIODATA, NAMA, TEMPAT DAN TANGGAL LAHIR, NAMA ORANG TUA, PEKERJAAN ORANG TUA, PENDIDIKAN ORANG TUA, PENGHASILAN ORANG TUA. DI KAWAL BEBERAPA PETUGAS, BERSERAGAM COKELAT.

Apa kerjaan orang tuamu Cong?

Nggak ada yang punya seragam cokelat?

Oh, cuma buruh semuanya?

Oh, cuma kuli semuanya?

Yang nikah ini sampeyan apa adikku?

Cewekmu juga gendeng Dek, liat Bapaknya gendeng kayak gitu, ikut gendeng, udah buang aja cewek kayak gitu, atau perlu bikin sate ayam. Ngaku lulusan sarjana, tapi emang dasar orang Bangkalan, emang genetik, gendeng di turunin.

Buruh itu nggak punya masa depan yang jelas, nggak punya kehidupan yang layak, ntar anak cucunya makan apa, ntar cucu saya sekolahnya di mana, nggak pernah jalan-jalan, ntar jarang makan bebek sinjay.

Bangsat!

AKU HANCURKAN WAJAHNYA DENGAN MEMBUNUH TRADISINYA, POLA PANDANGNYA, AKU HANCURKAN RUMAHNYA DENGAN KETEGUHAN, CARA BERPIKIR YANG SEDERHANA, MEMANGNYA TUHAN BUTA, MEMANGNYA TUHAN TULI, SELAMA AKU MENGAYUH, DAN BERKERINGAT DI JALAN NASIB YANG DI KEHENDAKI TUHAN SEMESTA ALAM, MEMANGNYA TUHAN NGGAK TAHU KALAU AKU SEDANG BERPELUH.

AKU BERPELUH, MEREKA YANG MENGANTRI BERPELUH.

KITA SUDAH DI KELABUI DENGAN YANG NAMANYA SERAGAM COKELAT, KITA SEDANG DI KELABUI.

Bangsat!

PELUH KERINGAT, BERCAMPUR ADUK DENGAN AROMA WANGI PARFUM, WARNA KULIT, BENTUK RUPA, DARI SITU KITA BISA MELIHAT MEREKA BERSASAL DARI MANA, KELAS SOSIALNYA APA, TERNYATA MASIH BERJIWA MANUSIA, BERTUBUH MANUSIA, BUKAN BERTUBUH BINATANG, ATAUPUN BERTUBUH PEPOHONAN, APALAGI BERTUBUH MANUSIA SETENGAH DEWA.

APA YANG MAU DI CAPAINYA? APA YANG DI INGINKAN MEREKA? APA YANG DI BELI MEREKA SAMPAI RELA MENGANTRI? APA YANG HENDAK DI BELINYA? APA YANG HENDAK DI JUALNYA? LALU KEMANA MEREKA MEMBELINYA? LALU MEREKA KEMANA MENJUALNYA? LALU SEPERTI APA TRANSAKSINYA? LALU KEMANA MEREKA YANG BERASAL DARI KELAS SOSIAL MENENGAH KE BAWAH? APA YANG HARUS DI ANDALKANNYA? APAKAH MEREKA HARUS MENJADI ORANG YANG CERDAS ATAU PINTAR BIAR LOLOS?

Bangsat!

RIUH DENGAN HIRUK PIKUK, ADA JUGA YANG TENANG, KARENA SEBAGIAN DARI MEREKA TAHU KALAU KEDUA ORANG TUANYA MEMILIKI UANG YANG BANYAK, NANTI AKAN MUDAH MEMBELINYA, ADA YANG SANGAT CEMAS, KARENA SEBAGIAN DARI MEREKA TAHU KALAU KEDUA ORANG TUANYA TIDAK PUNYA UANG, LALU MEREKA TERJADI SALING INTERAKSI ANTARA YANG SATU DENGAN YANG LAINNYA, MIRIP PERCAKAPAN DI DEPAN RUMAH, MIRIP PERCAKAPAN DI GARDU, MIRIP PERCAKAPAN DI DEPAN WARUNG KLONTONG, MIRIP PERCAKAPAN DI TENGAH JALAN, KEMUDIAN SALING BERINTERAKSI, BERAPA KIRA-KIRA? KIRA-KIRA 20 JUTAAN? LALU ADA YANG BILANG, MAHAL AMET, BAGI YANG TIDAK MAMPU, ADA YANG BILANG SEKARANG MAINNYA 60 JUTAAN, MAKIN MAHAL AJA, BESOK HARGANYA BAKAL 1 M, SETIAP SERAGAM COKELAT, DI PASAR BANYAK, ATAU MEMBUATNYA SAJA SAMA TUKANG JAHIT.

Bangsat!

ANTRIAN MAKIN MEMANJANG, SEGALANYA MENJADI TUMPAH RUAH, BAK SEBUAH KONSER DENGAN PENYANYI YANG DI IDAM-IDAMKANNYA, STATUS ADALAH IDAMAN, PEKERJAAN ITU ADALAH IDAMAN, MARTABAT ITU APA? HARKAT ITU SENDIRI APA? BINGUNG SEMUANYA, SEMUANYA SEDANG MENCARINYA, TIDAK ADA YANG TAHU PERGINYA KEMANA, TIDAK ADA YANG TAHU LARINYA KEMANA, BAU MULAI SEMAKIN TERASA, BAU BADAN, BAU PARFUM SUDAH MULAI MENGHILANG, BARANGKALI KALAU YANG HARGANYA MAHAL BANGET TIDAK AKAN HILANG, PETUGAS SATU PERSATU MULAI BERDATANGAN, TERLIHAT GAGAH, LALU APA YANG AKAN TERJADI NANTI?

Bangsat!

YANG BERASAL DARI KELAS SOSIAL BAWAH, LALU BODOH DAN TOLOL, MENGUMPAT, ATAU MENJADI PENJAHAT, ATAU MEMANG HARUS JADI PENJAHAT, ATAU MUNGKIN JADI PEJABAT, HARKAT TAMBAH MARTABAT JADI PEJABAT TAMBAH HARKAT DAN MARTABAT LAGI JADI PENJAHAT.

Bangsat!

BANGSAT DI TAMBAH BANGSAT JADI BANGSAT, BANGSAT DI KALIKAN BANGSAT JADI BANGSAT, BANGSAT DI KURANGI BANGSAT, TETAP JADI BANGSAT, IA BINATANG MELATA, MENYENGAT, BANGSAT MENJADI MANTRA, BANGSAT MENJADI DEWA, BANGSAT MENJADI DZIKIR, BANGSAT MENJADI KIKIR, BANGSAT MENJADI KAFIR.

GELAP, SEBAGIAN SAJA YANG TERANG, SEBAGIAN SAJA SEDANG MELAKUKAN PENCARIAN, SEBAGAI LAGI SEDANG MERASA ASING DENGAN DUNIANYA, SEBAGIAN SAJA SEDANG BINGUNG DENGAN DIRINYA SENDIRI.

Ups, sekarang daftarnya lewat media online coy.

Tetep saja nanti ngantri-ngantri juga, liat aja nanti kalau nggak percaya.

Bangsat, mari kita berdzikir saja.

Mari kita bermain mantra bangsat.

Binatang yang melata dan menggeliat.

Di pilih, di pilih, ayuk di pilih, Pak, Bu, di pilih, seribu tiga, dua ribu lima, ayuk di pilih, jangan sembarangan memilih, liat kualitas barangnya Bu, Pak, Cak, Neng, Kak, Cong, Beng, Lek, liat barang yang mau di jual, pasti akan awet sampai mati, sampeyan bakal semuanya bakal hidup sejahtera, bakal aman, bakal makmur, bakal tentram, bakal jadi orang kaya, jadi anaknya nanti nggak susah, nggak kere, sampeyan semuanya kalau membeli ini,  bakal dapet pensiunan dunia akhir, saya jamin sampeyan semuanya masuk surga.

Enak saja masuk surga?

Trus mau masuk apa?

Mau masuk angin?

Masuk apa?

Mau masukin.

Masukin kemana?

Kemana aja yang bisa di masukin.

Lubang semut juga nggak papa.

Jancok, pokelembu’eh.

SEMUANYA BISA DI MASUKIN, SIAPA SAJA YANG PUNYA DUIT BISA MASUKIN, SEMUANYA BISA DI MASUKIN, ASAL PUNYA STATUS YANG JELAS, PUNYA PEKERJAAN YANG JELAS, PUNYA SERAGAM COKELAT, ATAU BEKERJA SEBAGAI PELAYARAN, BIAR PULANG KE BANGKALAN, BANGUN RUMAH MEGAH, MOBIL MEWAH, DAN UANG BERLIMPAH. MEREKA TIDAK BERPIKIR KALAU KEBANYAKAN PELAUT ITU ATAU PELAYAR ITU SUKA NGEWEK, SUKA NGENTOT, SAMA ORANG ASING, SESAMA BURUH, MEREKA JUGA BURUH-BURUH JUGA, KARENA MEREKA BODOH, DI ANGGAPNYA JUGA BUKAN BURUH, SERAGAM COKELAT JUGA BURUH, BURUH NEGARA, TAPI  MEREKA BODOH, MEREKA NGGAK PERNAH TAHU BAHWA MEREKA BURUH, BURUH NEGARA.

Bangsat!

HILANG, LENYAP, SESAAT, TERTIKAM, YANG MUNCUL BEBERAPA ORANG HIDUP, MEREKA SANGAT SIBUK DENGAN AKTIFITASNYA, MEREKA IKHLAS, MEREKA CINTA DENGAN PEKERJAANNYA, MEREKA TULUS MELAKUKANNYA, TIDAK MENJADI PEJABAT, TAPI MEREKA SAYANG DENGAN APA YANG DI LAKUKANNYA, MEREKA JUGA TIDAK TERJEBAK DENGAN HAL-HAL BURUK, KARENA MEREKA YAKIN DENGAN PEKERJAAN YANG DI CINTAINYA. LALU KEMANA MEREKA YANG TERJEBAK? LALU KEMANA MEREKA YANG TERMAKAN DENGAN POLA PANDANG YANG TOLOL? LALU KEMANA MEREKA YANG GOBLOK JUGA? LALU KEMANA MEREKA YANG LARUT PADA TRADISI CARUT MARUT? LALU KEMANA MEREKA YANG DI BUNUH OLEH KEBUDAYAAN YANG AKAN TERCIPTA? LALU KEMANA MEREKA YANG TERJEBAL AKULTURASI KEBUDAYAAN? BUKANKAH UANG BISA MEMBENTUK KEBUDAYAAN? BUKANKAH UANG BISA MEMBELI KEBUDAYAAN? LALU KEMANA MEREKA YANG TIDAK BISA DI BELI? DI SINI, JADI PENJAHAT, TAPI BUKAN PENJAHAT.

Assalamu’alaikum, Permisi, Pak, Bu, Mas, Dek, kami di sini, nggak bermaksud kriminal, tapi kami cuman perlu buat makan Pak, Bu, ketimbang kami nodong, ketimbang kami menjambret Pak, Bu, kami meminta di sini, baik-baik Pak, Bu, tolong hargai keluh kesah kami, kami bukannya nggak mau bekerja, tapi tahu sendiri, sulit Pak, Bu, nyari kerjaan, bukannya kami malas bekerja, tahu sendiri nyari pekerjaan susah Pak, Bu. Tolong hargai kami, kami berteriak-teriak minta tolong, kami sudah bosan masuk keluar penjara, kami sudah bosan berkelahi, bukannya kami nggak mampu ngelakuin lagi, gampang buat kami Pak, Bu, gampang buat kami melakukannya, gampang buat kami, sekali lagi bukannya kami males, tapi susah nyari kerjaan.

Kerjaan di salahin?

Kan banyak kerjaan?

Emang ngapain aja kerjaannya?

Jadi kuli panggul.

Jadi buruh kasar.

Jadi tukang becak.

Jadi tukang.

Jadi kuli bangunan.

Jadi tukang sapu jalanan.

Ogah.

Bangsat!

PENIPU KEAGAMAAN!

SESEORANG MENGAMUK SEDEMIKIAN RUPA, IA AKAN BERNIAT MENJADI PEMBUNUH, IA AKAN MEMBUNUH TRADISI YANG DI BENTUKNYA DENGAN CARA PELAN-PELAN, IA MEMBUDAYAKAAN KEBUDAYAAN BARU YANG DI ANGGAPNYA KABALIS, YANG DI ANGGAPNYA BAGIAN DARI ILUMINATI, YANG MEMANG SUDAH MEMILIKI AKAR DINASTI TURUN TEMURUN, IA AKAN MEMBUNUH PARA KAUM PENJAJAH YANG DI ANGGAPNYA KAUM KAFIR, IA AKAN MEMBUNUH DIRINYA YANG TERMAKAN, IA AKAN MEMBUNUH SIAPA SAJA YANG TIDAK MAU MEMBUNUH MEREKA.

BUNUH, BUNUH, BUNUH!!!! LALU BERGELUT DENGAN NASIBNYA SENDIRI, LALU BERGELUT DENGAN KOTANYA SENDIRI, LALU BERGELUT DENGAN PARTIKEL-PARTIKEL TRADISI YANG SALAH, LALU BERGELUT DENGAN AKULTURASI KEBUDAYAAN ASING, YANG HINGGAP DI KOTANYA. BANYAK ORANG TERLALU BANGGA DENGAN KEBUDAYAANNYA, KEBUDAYAAN YANG MANA? BANYAK ORANG SEBENARNYA TIDAK PAHAM DENGAN KEBUDAYAANNYA, TAPI MERASA PAHAM, BEARTI ITU TOLOL NAMANYA.

BUNUH, BUNUH, BUNUH! DI TARIKLAH SEBUAH PELATUK PISTOL, DI TEMBAKI SATU PERSATU, LALU MENYERET ORANG-ORANG KE DUNIANYA, LALU DI TELANJANGINYA SEMUANYA, SATU PERSATU, LALU DI PERETELI SEMUA ORGAN-ORGAN TUBUHNYA, LALU DI SAYAT-SAYAT, LALU DI GANTI DENGAN MESIN, LALU DI GANTI DENGAN TEKNOLOGI, LALU DI GANTI DENGAN ALAT YANG BISA DI KOMANDOI ALAT KONTROL, BUAT APA OTAK ADA DALAM TUBUH MANUSIA, KALAU TIDAK BISA BERFUNGSI DENGAN BAIK, INILAH YANG DI NAMAKAN MANIFASTASI KEBUDAYAAN, INILAH YANG DI NAMAKAN MANIFASTASI PERADABAN, LALU DI GANTI DALAM TUBUHNYA DENGAN SERAGAM COKELAT, LALU DI GANTI BAU-BAU BANGKAI DENGAN BAU TAHI KUCING, LALU DI MASUKKAN SEMUANYA KE DALAM TUBUHNYA.

BUNUH! BUNUH! BUNUH! BUNUH!!!!!!!!!!

MATI!!! MATI!!! MATI!!! MATIIII!!!! HIDUP!!!

Bangkalan, Agustus 2014