Mohon tunggu...
Mhd. Arsyad Elfiqah Rambe
Mhd. Arsyad Elfiqah Rambe Mohon Tunggu... -

Pemerhati Kesehatan Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Apoteker Benteng Terakhir Obat Rasional

5 Desember 2014   16:17 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:59 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Perselingkuhan dokter dan industri farmasi bukanlah cerita baru lagi. Perselingkuhan ini sudah menjamur dan mungkin sudah mendarah daging pada sebagian tenaga kesehatan. Pemberitaan terakhir ini benar-benar telah memperlihatkan bobroknya mental dari para petugas kesehatan di negara ini. Dulunya kita hanya tahu bahwa dokter-dokter ini menerima fee dalam bentuk uang, biaya seminar dan biaya wisata tetapi sekarang bahkan sex juga sudah menjadi bayaran untuk para dokter.1.2.3.

Sebenarnya fenomena ini bukan terjadi di Indonesia saja tetapi juga terjadi di banyak negara seperti yang diungkapkan oleh Geoffrey Spurling dari Universitas Queensland, Brisbane, Australia dalam hasil analisis terhadap studi yang dilakukan pada 58 negara mengungkapkan bahwa dalam menetapkan resep kepada pasien, para dokter dipengaruhi oleh informasi yang diberikan oleh industri farmasi.4

Hal yang sama juga terjadi di Korea Selatan, dimana dari data Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan Korea Selatan sejak november 2010 hingga Desember 2012 terdapat sekitar 8.000 orang dokter tertangkap tangan menerima sogokan atau uang terimakasih dari industri farmasi karena kesetiaannya menggunakan atau meresepkan obat dari industri farmasi tersebut. 5 Tetapi hebatnya Kementerian kesehatan dan Kesejahteraan Korea Selatan ini berani menerapkan sanksi yang tegas bagi dokter-dokter tersebut, mulai dari sanksi penangguhan surat izin berpraktek hingga denda.

Kondisi yang seperti ini tentunya sangat berimbas kepada masyarakat, para tenaga kesehatan yang menerima fee dari industri farmasi tertentu dalam memberikan obat ke pasiennya tentunya sudah tidak objektif lagi sebab sebagai pengganti fee tersebut si dokter harus meresepkan obat tertentu sebanyak yang diinginkan oleh perusahaan farmasi tersebut. Bahkan untuk memenuhi target yang diberikan perusahaan farmasi itu, si dokter terkadang memberikan obat dengan cara yang tidak masuk diakal atau konyol misalnya memberikan antibiotika cair ke pasien dewasa seperti yang diberitakan di tribun news beberapa waktu yang lalu.

Namun kita juga harus ingat bahwa tidak semua dokter yang berkelakuan nakal seperti itu, kita harus tetap percaya dengan itikad baik dari dokter dan profesi kesehatan lainnya karena masih banyak dokter yang benar-benar berjuang demi meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia. Seharusnya perjuangan dokter-dokter seperti ini yang harus lebih di blow up sehingga dapat memicu semangat para tenaga kesehatan lainnya untuk berjuang lebih gigih lagi dan bukan hanya memberitakan hal-hal yang buruk semata.

Oleh karenanya dalam keadaan yang seperti ini, peran dan independensi farmasis dalam menunaikan tugasnya sebagai benteng terakhir pemberian obat yang rasional kepada masyarakat sangat diharapkan dan ditunggu oleh masyarakat.

Dalam menerapkan pekerjaan kefarmasiannya, apoteker mempunyai 2 peran yaitu peran sebagai pelayan dan manajer. Peran sebagai pelayan mempunyai maksud memberikan pelayanan kefarmasian kepada masyarakat (pasien) sesuai dengan standar pelayanan kefarmasian. Pelayanan kefarmasian ini berupa memberikan pelayanan resep dan non resep, promosi dan edukasi dan pelayanan residensial (home care). Dalam pelayan resep ini tentunya farmasis tidak hanya memberikan obat yang sesuai dengan apa yang tertulis di resep saja tetapi farmasis mempunyai peranan penting untuk melihat mulai dari kelengkapan resep, kesesuaian farmasetik seperti melihat bentuk sediaan, dosis, potensi, stabilitas obat, cara pemberian obat, efek samping dan interaksi obat, penyiapan obat kemudian memberikan informasi dan edukasi yang berkaitan dengan pengobatan pasien.

Dengan peranan yang begitu strategis dan penting, keberadaan apoteker baik itu di apotek maupun di rumah sakit mutlak sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Namun hingga saat ini masih banyak masyarakat yang belum menyadari pentingnya peran apoteker tersebut. Apoteker harus segera merubah kondisi ini dan harus berani mengambil peran penting tersebut. Dan dari informasi yang diterima oleh penulis dari beberapa teman apoteker yang berpraktek di apotik, sudah banyak apoteker yang benar-benar berpraktek di apotik walaupun memang masih banyak juga yang belum dan informasi ini tentunya menunjukkan ada perubahan ke arah yang lebih baik.

Kenyataan lainnya adalah, para apoteker (farmasis) ini sering menghadapi tantangan dan gangguan dari banyak fihak yang merasa terganggu dengan peran para apoteker ini bahkan dari pengalaman penulis dilapangan, kehadiran apoteker dalam melaksanakan tugasnya pun sering dianggap sebagai gangguan dan tidak diharapkan kehadirannya diapotik. Hal ini wajar saja, karena sebagaian besar dari pemilik saham apotek bukanlah apoteker tetapi murni orang bisnis yang tentunya hanya berfikir untuk mencari keuntungan sebanyak-banyaknya.

Untuk menjawab hal itu, apoteker disamping mempunyai peran sebagai pelayan, juga dituntut untuk mahir dan handal dalam hal memainkan perannya yang lain yaitu peran sebagai manajer. Dengan kehandalannya memainkan peran sebagai manajer untuk mengelola sumber daya yang ada (di Apotik) secara efektif dan efisien diharapkan dapat memberikan kepercayaan kepada para pemegang saham apotik untuk memberikan ruang yang luas untuk apoteker berkarya di apotik.

Selain peran dari apoteker sendiri, peranan Ikatan Apoteker Indonesia dalam melindungi dan meningkatkan pengetahuan para apoteker juga sangat penting disamping tentunya peran pemerintah sbegai regulator sehingga masayarakat tidak lagi mendapatkan obat yang tidak rasional lagi.

Sumber:


  1. http://makassar.tribunnews.com/2014/11/21/cara-perusahaan-obat-menggaet-dokter-dan-pasien
  2. http://makassar.tribunnews.com/2014/11/21/usai-dugem-7-dokter-booking-wanita-asing-untuk-sekamar
  3. http://makassar.tribunnews.com/2014/11/21/bu-dokter-minta-cowok-dan-uang-sekoper
  4. http://health.kompas.com/read/2010/10/20/09264388/Ada.Konspirasi.Dokter.dengan.Perusahaan.Farmasi
  5. http://internasional.kompas.com/read/2013/09/09/1014289/Terima.Sogok.Perusahaan.Farmasi.8.000.Dokter.Terancam.Penalti?utm_campaign=related&utm_medium=bp-kompas&utm_source=health&
  6. http://www.ikatanapotekerindonesia.net/pharmacy-news/32-pharmaceutical-information/118-peran-tenaga-kefarmasian.html

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun