Mohon tunggu...
Kompasiana Shop
Kompasiana Shop Mohon Tunggu... Freelance Writer -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Saya senang membaca dan menulis !

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima

12 Februari 2015   19:02 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:20 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Pedagang kaki lima adalah sekelompok pedagang yang memasarkan barang – barang dagangannya dengan cara memakai gerobak. Gerobak yang dipakai semacam gerobak dorong dengan menggunakan beberapa roda. Pada umumnya barang yang dijual adalah makanan ringan berupa makanan umum yang ada di Indonesia seperti bakso, rujak, es buah, sate, buah – buahan segar hingga pedagang sayur langganan ibu – ibu rumah tangga. Usaha ini sangat mudah untuk dilakoni asalkan anda mengetahui peraturan pemerintah setempat tentang kebersihan dan penataan area kota.

Beragam kreasi olahan makanan dari laut juga cocok dijual dengan cara seperti ini. Namun perlu diingat pada beberapa kasus terjadinya konflik antara pihak pedagang kaki lima dengan pemkot setempat adalah lokasi penjualan yang dipilih para pedagang kaki lima adalah sembarangan, sehingga mengganggu fasilitas umum. Seharusnya kegiatan sektor informal tentang pedagang kaki lima ini haruslah mempunyai lokasi yang strategis untuk berjualan supaya kedua belah pihak sama – sama untung.

Munculnya pedagang kaki lima disebabkan oleh mahalnya biaya untuk membeli atau menyewa ruko –roko dan stand - stand di mall sementara mereka hanya memiliki modal sedikit. Sejak jaman dahulu hal ini sudah mendapat perhatian khusus dari pemerintah kota setempat, mereka membantu menyediakan ruang kota yang kerap dikunjungi oleh warga untuk jalan – jalan seperti taman kota, alun - alun atau beberapa trotoar kompleks pertokoan (pada malam hari saat toko – toko tersebut tutup) adalah tempat yang dianggap strategis untuk PKL berjualan sementara Pemkot dapat menata area kota menjadi lebih rapi dan tertib.

Faktor Kebersihan Dan Kesehatan Terhadap Jajanan Laut Yang Dijual

Sama halnya dengan beberapa negara lainseperti di Brazil, Vietnam, dan Belanda, di Indonesia sangat mudah buat membuka peluang usaha kecil mandiri berupa jajanan kaki lima. Berbagai jenis jajanan dari camilan hingga makanan utama baik itu dari bahan olahan ternak (daging) dan olahan makanan dari laut bisa anda jual dalam gerobak dorong di tempat – tempat strategis yang banyak dikunjungi oleh warga.

Agar jajanan anda mudah laku, perhatikan faktor kebersihan dan kesehatan terhadap jajanan yang akan dijual, tips praktis berikut bisa anda tiru sebelum memulai usaha ini :

1). Mayoritas jajanan kaki lima seperti cilok atau sejenis bakso dalam ukuran kecil adalah dibuat dengan mencampur bahan – bahan berbahaya bagi kesehatan tubuh dengan tujuan agar dagangan awet jika tidak laku jual. Tentu hal ini sangat berbahaya bagi si konsumen apalagi anak – anak kecil. Buatlah cilok dengan cara yang benar sehingga selain berasa lezat juga sehat, jika rasa jajanan anda enak tentu secara otomatis akan banyak mendapatkan pembeli.

2). Perhatikan takaran. Seperti PKL berupa es. Jika musim hujan tiba tentu pembeli akan berkurang sehingga dagangan anda sulit laku terjual dalam jumlah besar. Dalam kondisi seperti ini, cepatlah mengambil keputusan, jual es dalam porsi sedikit atau ganti es dengan berjualan aneka jajanan ringan khas daerah tertentu seperti jajanan Bali, tentu akan laku dijual dalam jumlah yang cukup menyenangkan hati anda sebagai pelaku PKL.

3). Pilihlah jenis makanan atau minuman yang cukup banyak memiliki penggemar seperti olahan makanan dari laut khas pulau Bali (pepes ikan laut atau sate lilit). Makanan jenis ini mudah dipasarkan karena masyarakat luas sudah mengenalnya, atau jajanan yang disukai oleh anak – anak hingga makanan khas daerah tertentu (selain Bali). Bagi masyarakat Bugis di Makasar, Barongko adalah salah satu jajanan yang kerap dijual pada PKL karena rasanya lezat dan bercita rasa tertentu. Kue ini dibuat oleh orang yang memiliki pengalaman dalam membuat Barongko (ibu – ibu yang sudah berusia tua) sehingga cita rasanya benar – benar menunjukkan keaslian daerah dimana makanan ini berasal. Namun saat ini kue Barongko sudah menjadi kue tradisional umum yang bisa dibuat oleh siapa saja bahkan sudah dijual ke penjaja makanan kaki lima.

Bila memiliki modal awal yang lebih besar, anda bisa berkreasi dengan mengembangkan ide – ide terbaru terhadap jajanan yang dijual seperti mengolahnya menjadi camilan ala orang barat seperti beberapa jajanan kaki lima terbaik di dunia yang berasa lezat namun pengolahannya tidak memerlukan biaya mahal : Baquette Vietnam (sandwich dari fillet ikan laut), atau Niewe Haring Belanda merupakan makanan kaki lima yang terbuat dari bahan ikan asin dicampur dengan garam serta bawang dan acar.

Itulah cara memasarkan beragam kreasi olahan makanan dari laut dengan berjualan kaki lima, semoga bermanfaat buat anda tiru sebagai salah satu pilihan membuka usaha kecil mandiri yang sukses.


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun