Mohon tunggu...
Taufik AAS P
Taufik AAS P Mohon Tunggu... Penulis - jurnalis dan pernah menulis

menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Anas Urbaningrum di antara Kata “Kuda” di Tahun Kuda?

13 Januari 2014   13:59 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:52 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humor. Sumber ilustrasi: PEXELS/Gratisography

Meskipun dalam pengalenderan Cina yang berlingkup shio, tahun 2014 adalah tahun Kuda Kayu yang berawal 31 Januari 2014 sampai 18 Februari 2015, namuntahun ini sudah indentik dengan tahun kuda. Satu masa yang terdiri dari kurun waktu kurang lebih 365 hari, penuh pembayangan pada indek kuda, binatang berkaki empat, ada yang liar ada juga piaraan.

Dalam dunia perkudaan, kuda identik dengan binatang napas kencang dan mampu berlari cepat. Sesuai dengan fungsinya sebagai piaraan manusia, kuda dikelompokkan kedalam, kuda beban, kuda pacuan, kuda pejantan, kuda indukan. Namun tidak dijumpai “kuda perah” seperti pada “sapi perah.” Meskipun kuda jugabisa diperah untuk didpatkan susunya yang sangat berkasiat menyembuhka berbagia macam penyakit, misalnya susu kuda liar.

Dibandingkan dengan binatang lain, kata “kuda” dalam bahasa Indonesia memang bisa memiliki pengertian yang bersayap, menyebarluaslah istilah “kuda beban,” “kuda-kuda,” “berkuda-kudaan,” “anak kuda,” “argo kuda,” dan masih banyak lagi.

Terlepas dari pengertian kata “kuda” secara lansung dan referensial dan “kuda” dalam konotasi lain, jelasnya, kuda memiliki identifikasi kepada “kekuatan” dan “kecepatan.” Inilah yang perlu dimaknai secara luas dalam memotivasi diri untuk mengisi tahun 2014, tahun kuda.

Dalam berbagai sektor kehidupan, kita bisa menempatkanmotivasi kuda tersebut untuk memacu diri ke arah yang lebih baik, perubahan untuk semakin maju dan berkembang.

Bisa jadi juga, KPK ketika menahan Anas Urbaningrum, untuk membongkar kasus korupsiyang melingkupinya, tentu KPK dengan kekuatan “kuda” full speed, demi kemajuan negeri ini.

Ada keyakinan yang benar bila motivasi kuda tersebut betul-betul dibijaksanai, akan memberi kontribusi kuat pada pembangunan di daerah. Bahwa sesungguhnya dengan “napas kuda” dan “kecepatan kuda” pemerintah pusat dan daerah tidak henti-hentinya memacu laju pembangunan, demi kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. Bukan justru sebaliknya menjadikan masyarakat sebagai “kuda beban” untuk membiayai gaya-gaya hidup yang suka “kuda-kudaan”.

Sayangnya Anas Urbaningrum (AU) tidak sempat berekspresi di tahun kuda kayu 2014, karena ditahan KPK. Padahal sosok AU yang cerdas bisa mengambil peran lebih besar dalam demokrasi kita pada tahun ini yang siap Pemilu dan Pilpres. Rupanya “kuda-kuda” Anas terbaca oleh seterunya, hingga hingga gagalah mantan Ketua PB HMI ini, memainkan kudanya di tahun kuda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun