Hingga kini, penulis belum dapat keterangan kenapa dusun pertama dijumpai  di Desa Botteng, Kecamatan Mehalaan, Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat (Sulbar), bernama "Katakata." Walau seharian mengitari  area  yang jadi titik nol lokasi transimigrasi Botteng-Passembu ini.
Menapak di Dusun Katakata (bukan "kata kata" yang membentuk kalimat, red) dan menemukan rumah pertama milik Abdul Didin, pria asal Campalagian, Kabupaten Polewati Mandar (Polman) berusia 70-an. Pria gaek berambut sedikit gondrong ini, menawarkan gula merah bersama air minum yang diramu daun pandan, sungguh menyenangkan.
Juga mantan Camat Mehalaan, Yance Borahima, hanya tertawa lebar saat ditanya, kenapa dusun penghasil gula merah dan langsat ini disebut "Katakata." Ia juga tidak tahu asal muasalnya.
Hingga usai menikmati suguhan Abdul Didin durian manis jualannya. Kami melanjutkan perjalanan ke lokasi kawasan trasimigrasi Botteng -- Passembu. Perjalanannya cukup mengasyikkan, oleh kondisi jalan yang betul-betul fantastik untuk croser-croser amatir seperti kami. Berkali kali motor-motor kami harus menancap di lumpur merah dengan manisnya. Hingga, kendaraan roda dua buatan Jepang tersebut harus campur dorong mencapai Dusun Salu Biru.
Hingga pulang, Dusun Kataka, masih membekas diingatan penulis, sebuah dusun yang namanya sering ditemui dalam  pelajaran Bahasa Indonesia. Cukup terpencil, berada di perbukitan Quarles Sulawesi. Tanahnya subur, penduduknya baik, sayang masih tertinggal.
Ditulis ulang di Makassar, 1 Desember 2017 Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H