Jembatan Comal saat diperbaiki Akhirnya penulis kembali ke Purwokerto setelah pulang kampung ke Cilimus, Kuningan. Tiga hari cukup untuk mengembalikan tenaga dan pikiran untuk kembali bersekolah hanya empat hari kedepan sebelum kembali pulang ke Purwokerto dengan menggunakan mobil. Ada kejadian penting saat mudik kemarin dan bersifat nasional karena efeknya bukan saja untuk jalur pantura dan sekitarnya tetapi ke daerah lainnya. Apalagi kalau bukan amblasnya jembatan Comal yang terletak di jalur pantura Pemalang, Jawa Tengah. Kemungkinan besar amblasnya jembatan Comal disebabkan efek dari hujan terus menerus yang terjadi beberapa waktu lalu sehingga menyebabkan tidak kuatnya pondasi jembatan dibawahnya yang terkena air dan tentunya apalagi kalau bukan beban berat yang harus ditanggung oleh jembatan Comal karena banyak kendaraan berat seperti truk & bus yang menggunakan jembatan tersebut.
Jembatan comal sering dilalui kendaraan berat Efek amblasnya Jembatan Comal tentunya adalah adanya pengalihan arus lalu lintas lewat jalur alternatif, efek terbesar adalah pengalihan arus kendaraan berat seperti truk kontainer & trailer, truk pengangkut bermacam-macam barang, serta bus-bus pantura ke jalur tengah Pejagan-Prupuk-Bumiayu-Ajibarang-Purwokerto yang ternyata menyebabkan kemacetan yang luar biasa. Jalur ke arah Purwokerto yang tidak seperti jalur pantura, dengan kecenderungan jalan kecil dan berkelok yang tentunya membuat kendaraan berat tadi harus memperlambat perjalanan mereka. Efeknya apalagi kalau bukan antrian kendaraan yang tidak bisa bergerak.
Jalur Songgom-Prupuk macet total akibat pengalihan comal
Jalur Lingkar Bumiayu macet total akibat pengalihan comal
Bahkan sawahpun dijadikan jalur alternatif bagi motor Hingga kemarin sore, kendaraan berat sudah macet sampai daerah Ajibarang, Banyumas yang berjarak hampir 20 km dari Purwokerto. Dan jika tidak ada perubahan yang signifikan, bukan tidak mungkin kemacetan akan sampai ke kota Purwokerto dan efeknya jalur tengah yang lewat Purwokerto akan terhambat alias macet total.
Jalur Ajibarang-Purwokerto macet Tidak terhitung kerugian yang harus ditanggung oleh pengguna jalan yang kehilangan waktu, supir truk serta bus yang harus menghitung ulang pengeluaran atas penggunaan BBM hingga aparat kepolisian yang harus memutar otak dalam mengurai kemacetan akibat pengalihan arus lalu lintas yang disebabkan amblasnya jembatan comal. Belum lagi masyarakat sekitar yang tidak bisa memanfaatkan alat transportasi untuk ke pasar atau sekolah karena tertahannya angkutan yang biasa digunakan. Serta banyaknya kendaraan yang mogok akibat tidak kuat menanjak hingga banyaknya kecelakaan di jalur tersebut, seperti truk yang terguling masuk ke jurang karena belum mengetahui medan jalan. Belajar dari kondisi diatas, harus diakui menjelang arus mudik 2014 , jalur pantura dari sisi jalan sudah siap dan terlihat dalam perjalanan penulis baik berangkat maupun kembali ke Purwokerto hanya mengahabiskan waktu 4-5 jam saja. Tetapi ada “bom waktu” yang tidak bisa terdeteksi, apalagi kalau bukan amblesnya jembatan comal sebagai jembatan penghubung yang ada di jalur pantura. Banyak jembatan penghubung diantara kabupaten di jalur Pantura yang usianya sudah diatas puluhan tahun. Dan kini 2014 jembatan Comal yang amblas. Akan tetapi, sekarang saja walaupun bukan musim lebaran (atau setelah pengalihan jembatan comal), jalur tengah Pejagan-Prupuk-Bumiayu-Ajibarang-Purwokerto saat ini sudah mendesak untuk tersambung oleh layanan jalan tol. Jika tidak, jumlah kendaraan yang terus bertambah akan berdampak kepada kemacetan yang lebih parah pada arus mudik mendatang.
ilustrasi pembangunan tol pejagan-pemalang
ilustrasi jalan tol Para pengendara yang berasal dari arah barat seperti DKI Jakarta, serta warga Jawa Barat, via pantura yang hendak menuju ke Purwokerto & Yogyakarta tidak memiliki pilihan lain selain melewati jalur tersebut. Akibatnya, lonjakan jumlah kendaraan tahun ini menjadi lebih buruk akibat meningkatnya jumlah kendaraan dari tahun sebelumnya. Solusi pengurai kemacetan jangka menengah dengan membangun jalur lingkar bumiayu, tidak memberikan perubahan yang signifikan. Bagaimana pun, rekayasa lalu lintas di jalur utama itu tidak mengalihkan gelombang kendaraan ke luar dari ruas utama. Bahkan, pada saat pengalihan jembatan comal menjelang arus mudik dan balik 2014 kemarin, kemacetan yang didominasi kendaraan besar seperti truk & bus, yang dimulai dari exit tol Pejagan hingga Ajibarang macet total hingga 50 kilometer. Pembuatan ruas jalan tol Pejagan-Purwokerto sudah harus dikaji serius. Sebab, saat ini jalur tengah Pejagan-Prupuk-Bumiayu-Ajibarang-Purwokerto, sebagai ruas jalur tengah, sudah tidak mampu menampung beban kendaraan yang melintas. Terlebih pada saat jalan tol cipali (Cikampek-Palimanan) sudah beroperasi, diperkirakan hampir setengah juta kendaraan akan menyerbu Kota Purwokerto pada arus mudik mendatang. Sehingga perlu langkah konkrit untuk mengantisipasi kepadatan lalu lintas yang kerap terjadi di jalur tengah (salah satunya seperti membangun jalan tol pejagan-purwokerto), dan pihak terkait macam Kementerian PU lah yang mungkin paham dengan kondisi dan cara mengatasi kemacetan lalu lintas yang sering terjadi di jalur tengah yang sebenarnya akibat ukuran jalan yang terlalu kecil untuk dilalui kendaraan berat dan jalan yang rusak akibat sering dilalui kendaraan besar yang melebihi tonase. Besar harapan dengan dibangunnya jalan tol Pejagan-Purwokerto tersebut, dapat lebih menggeliatkan industri perdagangan dengan akses jalan yang lebih baik, dapat meningkatkan kunjungan serta akses menuju Objek wisata dapat lebih efektif dan tidak memakan jarak tempuh dan waktu yang lama, serta akan menghidupkan perekonomian warga daerah sekitar yang dilalui jalan tol. Semoga saja, wacana pembangunan jalan tol Pejagan-Purwokerto dapat segera direalisasikan sehingga kondisi kemacetan yang kerap terjadi di jalur tengah Pejagan ke Purwokerto dapat segera terurai dan kembali normal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Travel Story Selengkapnya