Sebagai seorang pelajar memiliki otak yang bak saja tidak cukup. Yang lebih penting dari itu adalah bagaimana menggunakannya dengan tujuan yang baik. Tanggungjawab mungkin bisa diartikan sebagai konsekuensi. Ang harus di terima atau di jalankan terhadap apa yang sudah dilakukan atau dijalani.Â
Baca juga: Guru Penggerak Melatih Tanggung Jawab Siswa di Saat Pandemi
Kita sering mendengar kata "lepas tanggungjawab" artinya tidak mau mempertanggungjawabkan apa yang sudah dilakukan (lempar batu sembunyi tangan). Hal penting yang harus dipahami dan dijalankan oleh seorang pelajar.Â
Setiap siswa harus menanamkan rasa tanggungjawab pada diri masing-masing. Tanggung jawab siswa sebagai seorang pelajar adalah beljara dengan baik, mengerjakan tugas sekolah yang sudah di berikan kepadanya, disiplin dalam menjalani tata tertib sekolah. Artinya setiap pelajar wabi dan mutlak menjalankan tanggungjawab tersebut tanpa terkecuali.Â
Baca juga: Membangun Karakter Tanggung Jawab Siswa dengan Penerapan Budaya Positif di Kelas
Tapi kenyataanya masih ada pelajar yang merasa terbebani dengan kewajiban mereka sebagai seorang pelajar. Siswa berangkat kesekolah bukan bertujuan untuk belajar, akan tetapi dijadikan ajang untuk ketemu, kumpul dengan teman-teman, mgobrol dan lain sebagianya.Â
Sementara tugas sejatinya untuk belajar dan menimba ilmun bukan lagi menjadi pokok. Tapi ini realita dan potret sebagai siswa maka kini. Selalu mengingkan sesuatu tanpa bersusah payah. Menyerah sebelum berjuang, kalah sebelum bertanding.Â
Setiap siswa juga harus melakukan penyadaran diri bahwa orang tua tidak menginginkan banyak hal pada dirinya. Hanya satu yang diinginkan oleh orang tua, yaitu anaka saya bisa sekolah dan kelak lulus dan mempunyai kehidupan yang lebih baik dari orang tuanya. Sekali lahi hanya itu wahai para pelajar tercinta.Â
Baca juga: Selama Pembelajaran Daring, Belajar Menjadi Tanggung Jawab Siswa atau Orangtua?
Sebagi seorang siswa kita juga harus menjalakan kewajiban kita sebagai orang yang beragama. Banyak diantara kita yang mampu secara akademis, tercukupi dari segi materi tapi jiwanya kosong tidak tersentuh oleh nilai-nilai ibadah dan religi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H