Konstantinopel merupakan ibukota dari Bizantium yang merupakan kota dengan penduduk Kristen terbesar atau bisa dikatakan menjadi pusatnya agama Kristen. Kota ini berhasil ditaklukan oleh sultan Muhammad II yang sering disebut muhammad al-fateh(sang penakluk.
Sultan al-Fateh menyiapkan strategi agar tidak kalah lagi sepertti para pendahulu-pendahulunya. Beliau mempelajari kelemahan-kelemahan yang dialami oleh para pendahulumya dalam menaklukkan konstantinopel.
Pasukan Sultan Muhammad al-Fateh berhasil mengepung kota konstantinopel dengan jumlah pasukan kurang lebih 250.000 dibawah pimpinan Sulatan Muhammad II. Dengan bantuan tentara Venicia sultan dapat dengan strateginya dapat mengepung kot Bizantium.
Kaisar mati terbunuh dalam pertempuran itu, dan Konstantinopel jatuh di tangan Utsmani lalu sultan Muhammad mengganti Konstantinopel menjadi Istanbul. Dan dijadikan sebagai ibukota hingga sampai saat ini. Sultan Muhammad mengubah gereja Aya Sophia menjadi Masjid Muhammad sebagai peringatan keberhasilan dalam menakhlukkan total hamba.
Jatuhnya Konstantinop oleh sultan Muhammad II membuat pengaruh yang sangat kuat. Dulu pusat Bizantium menyimpan banyak ilmu pengetahuan, dan menjadi pusat keagamaan. Agama yang termasuk masyhur dengan kristen otodidaknya penakhlukan Konstantinopel memudahkan mobilisasi pasukan dari Anatolia menuju Eropa.
Meskipun sultan utsmani sesudah Sulaiman yang agung lemah, tetapi penyerangan terhadap Eropa masih berlangsung. Mereka berusaha menaklukan kota Wina di Austria. Namun kota wina tidak bisa kota tentuin sendiri fokusnya ke apa dulu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H