Mohon tunggu...
Faiz Arsyad
Faiz Arsyad Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

DIRAHASIAKAN

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Jangan Dibaca! "Membuang Waktu"

2 Desember 2014   17:39 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:14 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masa remaja merupakan masa yang paling indah bukan?

Melakukan apapun untuk mendapatkan yang kita inginkan, bahkan mengorbankan cita-cita yang seharusnya kita utamakan. Penyesalan memang selalu datang belakangan, yang datang duluan ialah pemikiran,  maka kita harus memikirkan sesuatu agar tidak menyesel dibelakangnya.

Tantangan merupakan hal yang membuat orang terhambat untuk mencapai tujuannya, padahal sebenarnya apabila kita dapat mengambil hikmah dari setiap tantangan yang kita hadapi, tentunya kita akan menjadi yang  lebih baik dari yang sebelumnya. pak Asmat memberi saya inspirasi untuk menuliskan cerita ini, beliau ialah seorang pemilik bengkel ac mobil dengan beberapa karyawan. walaupun usahanya belum digolongkan usaha yang besar, namun proses dia mengubah tantangan menjadi potensi diri dia membuat saya tertarik.

Kehidupan remaja pak Asmat sama seperti remaja pada umumnya, yang lebih mementingkan kesenangan dibandingkan kewajiban meraih cita-cita. Dia sering bolos ketika sedang disekolah dan lebih memilih untuk tertawa ria bersama teman-temannya, yang menjadi tantangannya  saat itu ialah belajar. Belajar menurutnya bagaikan sosok yang menakutkan, bagaikan mendengar petir disiang bolong apabila mendengar PR.

Setelah lulus sekolah, dia tidak melanjutkan ke perguruan tinggi, dia lebih memilih untuk bekerja menjadi montir ac mobil di sebuah bengkel kecil. Disaat bekerja tantangan terbarupun muncul, tantangannya kali ini ialah "teman", banyak stimulan-stimulan negarif yang menghinggapi beliau saat itu hingga dia tak mampu menghadapi tantangan tersebut malahan beliau terhasut didalamnya, masa kelam beliaupun dimulai dia dipenjara lalu di keluarkan dari tempat dia bekerja. Dari situlah titik balik kesadaran,  dia sadar bahwa sebenarnya tantangan itu tidak perlu dihadapai, seharusnya kita manfaatkan tantangan itu untuk mengembangkan potensi diri kita.

Setelah keluar dari penjara, dengan bermodalkan warisan tanah dari orang tua beliau meminjam uang kepada kakaknya untuk membuka bengkel, dan teman-temannya yang dulu menjadi tantangan hidup ketika dia bekerja, dia ajak dan dirangkul untuk menjadi karyawannya.

dari kisah beliau kita harus bisa mendapatkan kesan bahwa sebetulnya tantangan itu pasti ada namun bukan bagaimana kita melawati tantangan tersebut, tapi bagaiman kita membuat tantangan tersebut untuk mengembangkan potensi diri kita.

mulailah dengan mengenali potensi apa yang anda miliki, lalu pelajari setiap tantangan yang ada. setelah itu kembangkanlah tantangan yang anda miliki untuk berkontribusi dalam proses pengembangan diri anda. Dari situlah sudah dapat kita pahami bahwa orang yang sudah dapat mengendalikan tantangan dalam hidupnya akan lebih mudah untuk melakukan manuver kehidupan.

Tidak perlu mendapat tegur baru merubah diri kita, tapi cobalah rubah diri kita sebelum kita ditegur, hilangkanlah kata "ntar dulu" dalam kamus hidup kita, biarkan kata "harus bisa" yang mendominasi jalan pikiran kita.

Tidak perlu membaca sebuah artikel panjang tentang bergerak cepat namun ditulis dengan bertele-tele yang membuang waktu, yang diperlukan anda sekarang ialah bergerak dengan tutup browser anda dan lakukanlah sesuatu untuk diri anda



Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun