Â
Shorea sumatrana, yang lebih dikenal dengan sebutan Meranti Merah Sumatra, adalah salah satu spesies penting dalam ekosistem hutan hujan tropis di Sumatra, Indonesia. Pohon ini memiliki nilai ekologis yang signifikan dan merupakan bagian dari keluarga Dipterocarpaceae, yang sering menjadi target eksploitasi industri kayu karena kualitas kayunya yang tinggi. Namun, akibat deforestasi, perubahan penggunaan lahan, dan praktik pembalakan liar, Shorea sumatrana sekarang berada di ambang kepunahan. Menurut Daftar Merah IUCN, spesies ini masuk dalam kategori Endangered (terancam punah). Artikel ini akan mengkaji berbagai upaya konservasi yang sedang dilakukan untuk melindungi Shorea sumatrana dan memperbaiki kondisi habitatnya, serta literatur yang mendukung strategi konservasi ini.
Pentingnya Konservasi Shorea sumatrana
Shorea sumatrana memiliki peran ekologis penting sebagai pohon kanopi dalam hutan hujan tropis. Sebagai bagian dari ekosistem, pohon ini menyediakan habitat bagi banyak spesies fauna, termasuk burung, serangga, dan mamalia kecil. Selain itu, Shorea sumatrana berfungsi sebagai penjaga struktur tanah, mencegah erosi, dan berkontribusi terhadap siklus karbon melalui penyerapan karbon dioksida dari atmosfer.
Namun, dengan laju deforestasi yang cepat, populasi Shorea sumatrana terus menurun. Kehilangan spesies ini akan menyebabkan kerusakan lebih lanjut pada ekosistem hutan tropis dan hilangnya jasa ekosistem penting yang mereka sediakan. Oleh karena itu, upaya konservasi Shorea sumatrana tidak hanya bertujuan untuk melestarikan spesies ini, tetapi juga untuk menjaga keseimbangan ekosistem secara keseluruhan.
Ancaman Terhadap Kelestarian Shorea sumatrana
Tantangan utama yang dihadapi Shorea sumatrana adalah hilangnya habitat akibat konversi hutan menjadi lahan pertanian, perkebunan kelapa sawit, dan pemukiman. Perkebunan kelapa sawit khususnya menjadi ancaman besar bagi keberlanjutan hutan tropis dataran rendah, yang merupakan habitat utama spesies ini. Selain itu, pembalakan liar dan penebangan yang tidak berkelanjutan juga berkontribusi terhadap menurunnya populasi Shorea sumatrana.
Fragmentasi habitat menjadi masalah tambahan, di mana hutan yang dulunya terhubung sekarang terpecah menjadi potongan-potongan kecil yang terisolasi. Hal ini mengurangi peluang spesies ini untuk berkembang biak dan mempertahankan keanekaragaman genetiknya. Ditambah lagi, spesies ini membutuhkan waktu yang lama untuk tumbuh dewasa, sehingga regenerasi alami dalam lingkungan yang terganggu menjadi sangat sulit.
             Â
ÂUpaya Konservasi In-Situ