Manusia Pertama dalam Agama Hindu
Dalam ajaran agama Hindu, disebutkan bahwa manusia pertama adalah Svambu yang berarti makhluk yang dapat berpikir pertama yang menjadikannya diri sendiri. Secara etimologi, manusia berasal dari kata "manu" yang berarti pikiran atau berpikir. Dalam ajaran agama Hindu, diajarkan bahwa manusia adalah makhluk yang terdiri dari unsur jasmani dan rohani. Manusia yang memiliki kesatuan antara badan jasmani dan jiwa sering disebut dengan mikrokosmos atau bhuana alit yang dimana merupakan perwujudan dari makrokosmos atau bhuana agung. Manusia adalah makhluk yang memiliki Tri Pramana atau tiga kemampuan utama yakni:
- Bayu, yang berarti memiliki nafas atau tenaga
- Sabda, yang berarti memiliki suara dan mampu berkomunikasi
- Idep, yang berarti mampu untuk berpikir
Jika dibandingkan dengan makhluk hidup yang lainnya seperti hewan dan tumbuhan, dimana hewan hanya memiliki Bayu dan Sabda, tumbuhan hanya memiliki Bayu saja, sedangkan manusia memiliki ketiga-tiganya dan satu-satunya makhluk hidup yang memiliki pikiran. Maka dengan memiliki pikiran, diharapkan manusia memiliki ilmu pengetahuan yang dapat membedakan perbuatan yang baik dengan perbuatan yang buruk. Dikarenakan manusia memiliki Tri Pramana, maka manusia dapat melakukan perbuatan baik ataupun perbuatan buruk sekalipun yang disebut dengan Subha Asubha Karma. Manusia yang mampu untuk melakukan perbuatan baik (Subha Karma), maka akan terhindar dari yang namanya kesengsaraan dan mampu mencapai moksa. Namun, bagi manusia yang hanya melakukan perbuatan buruk (Asubha Karma), maka tidak mampu untuk mencapai Moksa.
Dasar Keyakinan Agama Hindu
Dalam agama Hindu, diajarkan kita sebagai manusia untuk memahi konsep Panca Sradha. Panca Sradha inilah menjadi pedoman atau landasan bagi umat Hindu dalam menjalani kehidupan yang sesuai dengan ajaran-ajaran dharma agar mencapai kebebasan keduniawian. Pengertian Panca Sradha adalah Panca yang berarti lima, dan Sradha yang berarti keyakinan. Maka, Panca Sradha adalah lima dasar keyakinan dalam agama hindu. Adapun bagian-bagian Panca Sradha sebagai berikut.
- Brahman, yang berarti Tuhan. Maka, percaya terhadap adanya Tuhan atau Sang Hyang Widhi. Konsep Brahman ini memberikan pemahaman bahwa ada satu kekuatan yang mampu mengatur seluruh alam semesta ini yaitu Tuhan. Dengan menyadari adanya Brahman, diharapkan manusia Hindu dapat meperoleh kebijaksanaan, dan ketenangan dalam menjalani kehidupan. Implementasi atau penerapan dalam kehidupan sehari-hari tentang percaya terhadap Brahman dengan melakukan persembahyangan untuk memohon keselamatan, dan juga dapat melakukan meditasi
- Atman, yang berarti percaya dengan adanya Atman. Konsep Atman ini memberikan pemahaman tentang adanya Sang Hyang Atman atau jiwa yang tidak terpisah dari Brahman. Dengan percayanya terhadap Atman yang ada di dalam jiwa setiap individu, maka diharapkan mampu untuk meningkatkan rasa kasih saying terhadap sesama.
- Karmaphala, yang berarti percaya dengan adanya hukum karma atau sebab-akibat. Hukum Kharmaphala ini memberikan pemahaman bahwa setiap tindakan yang dilakukan, maka akan ada hasil atau konsekuensi yang diterima. Maka dari itu, hukum Karmaphala inilah yang menjadi pedoman bagi manusia Hindu untuk melakukan suatu tindakan yang baik. Terdapat jenis-jenis Kharmaphala sebagai berikut.
- Sancita Karmaphala, artinya perbuatan yang dilakukan pada masa lalu dan hasilnya akan diterima di masa sekarang.
- Prarabdha Karmaphala, artinya tindakan yang dilakukan sekarang dan hasilnya akan diterima pada kehidupan saat ini.
- Kriyamana Karmaphala, artinya tindakan yang dilakukan pada kehidupan sekarang, namun hasil dari tindakan tersebut akan diterima pada kehidupan yang akan datang.
- Punarbhawa, yang berarti percaya terhadap adanya siklus kelahiran kembali atau reinkarnasi. Dalam ajaran agama Hindu, Punarbhawa atau reinkarnasi akan dialami oleh semua manusia yang bergantung dengan hukum Karmaphala, yaitu tindakan yang dilakukan. Apabila jiwa masih terikat dengan siklus reinkarnasi ini maka akan terus mengalami keinginan duniawi. Sedangkan jika jiwa sudah memiliki pemahaman yang mendalam, maka akan terbebas dari ikatan keduniawian atau telah mencapai Moksa.
- Moksa, yang berarti percaya akan bersatunya Atman dengan Brahman. Moksa ini artinya pembebasan dari siklus kelahiran kembali atau reinkarnasi (Punarbhawa). Namun Moksa itu sendiri bukan hanya pembebasan saja, tapi sudah mampu mencapai kebahagiaan dan kedamaian yang abadi. Dengan adanya Moksa ini diharapkan dapat dijadikan sebagai pedoman manusia dalam menjalani kehidupan dengan etika, moralitas dan mengikuti norma-norma yang ada, dengan harapan terbebas dari ikatan keduniawian dan mencapai kebahagiaan dan ketenangan abadi sehingga terbebas dari siklus kelahiran kembali.
Sumber Penyakit Menurut Pandangan Hindu
Dalam ajaran agama Hindu, dalam ajaran Ayurveda dan Upanishad dijelaskan bahwa munculnya penyakit disebabkan karena adanya ketidakseimbangan dalam kehidupan seseorang. Sumber penyakit pada tubuh manusia yang berasal dari beberapa faktor penyebab, yaitu:
- Ketidakseimbangan Tridosha, Tri Dosha merupakan suatu teori dalam pengobatan Ayurveda. Teori ini menjelaskan bahwa semua fungsi tubuh diatur oleh tiga elemen yaitu:
- Vata Dosha, Vata, yang terdiri dari unsur-unsur udara dan ruang. Vata mengatur seluruh gerakan fisik dan mental tubuh, seperti pernapasan, detak jantung, gerakan otot dan jaringan, dan proses berpikir. Jika tidak seimbang, Vata dapat menyebabkan rasa takut, cemas, gelisah secara fisik dan mental.
- Pitta Dosha. Pitta, merupakan dari unsur api dan air. Pitta menggambarkan prinsip transformasi atau metabolisme. Jika tidak seimbang, maka dapat menyebabkan kemarahan, kebencian, dan kecemburuan.
- Kapha Dosha merupakan gabungan unsur air dan tanah. Kappa menggambarkan prinsip struktur dan pelumasan dalam tubuh. Jika tidak seimbang, maka dapat menyebabkan keterikatan, keserakahan, dan iri hati.
- Berasal dari Karma, Dalam ajaran agama Hindu, penyakit dapat disebabkan dari karma atau dari perbuatan kita yang sudah kita lakukan di masa lalu. Karma buruk akan menyebabkan penderitaan yang mendalam hingga menimbulkan penyakit. Penyakit yang dialami juga sebagai ujian spiritual untuk membersihkan diri dari dosa.
- Ketidakharmonisan dengan sesama manusia, lingkungan, dan alam semesta, Dalam ajaran agama Hindu, diajarkan tentang Tri Hita Karana, yang terdiri dari Parahyangan yaitu hubungan manusia dengan Tuhan, Pawongan yaitu hubungan manusia dengan manusia, dan Palemahan yaitu hubungan manusia dengan alam sekitar. Jika manusia tidak mampu menerapkan Tri Hita Karana ini maka akan menjadi salah satu penyebab datangnya penyakit
- Gangguan pikiran dan emosi, Dalam Bhagawad Gita, Krishna mengajarkan bahwa pentingnya menjaga keseimbangan mental dan pengendalian diri untuk menjaga Kesehatan. Stres, marah, cemas, dan kesedihan yang berlebih dapat menyebabkan gangguan mental dan juga mempengaruhi Kesehatan fisik.
Pengobatan atau Usada dalam Sastra Hindu dalam Menghadapi Penyakit Fisik dan Rohani pada Manusia
Dalam tradisi agama Hindu, khususnya di Bali, pengobatan tradisional dikenal dengan istilah Usada. Usada merupakan suatu sistem pengobatan yang berakar pada ajaran Hindu, terutama dalam Ayurveda, lontar-lontar Bali, dan ajaran spiritual Hindu lainnya. Usada tidak hanya mampu mengobati penyakit fisik tetapi juga penyakit rohani yang disebabkan oleh ketidakseimbangan energi atau karma buruk.
- Pengobatan Fisik (Usada Sekala), Metode penyembuhan yang sifatnya medis dan herbal untuk mengatasi penyakit fisik, yaitu:
- Pengobatan Herbal. Menggunakan tanaman-tanaman herbal seperti kunyit, jahe, daun sirih dan yang lainnya untuk menyembuhkan penyakit, bentuk obatnya dapat berupa jamu, minyak ataupun salep.
- Diet dan Menjaga Pola Makan. Dalam Ayurveda dijelaskan prinsip Satwika Ahara yang artinya makanan murni dan sehat. Makan lah makanan yang sehat dan hindari makanan yang terlalu pedas, asam, manis, asin dan berat yang dapat mengganggu keseimbangan Tri Dosha
- Terapi Pijat. Pijat tradisional dapat melancarkan peredaran darah tubuh, dan mampu meredakan nyeri di tubuh
- Tirta. Tirta merupakan air suci dari pura yang telah diucapkan mantra-mantra untuk penyembuhan, air tirta dipercaya memiliki energi yang dapat menyembuhkan penyakit.
- Pengobatan Rohani (Usada Niskala), Metode penyembuhan penyakit melalui aspek spiritual untuk mengatasi penyakit non-fisik.
- Mantra dan doa penyembuhan. Seperti dibacakan mantra "Maha Mrityunjaya Mantra" yang digunakan untuk mempercepat kesembuhan
- Meditasi dan yoga. Dengan melakukan yoga dan meditasi dengan metode Pranayama atau pengaturan nafas, maka tubuh akan lebih rileks sehngga dapat mengurangi stres yang berlebih.
- Melukat. Melukat adalah ritual untuk menyucikan diri dengan air suci untuk membuang seluruh energi negative dan karma buruk yang ada di dalam tubuh.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI