Mohon tunggu...
Felix Leonel Chrisnanda
Felix Leonel Chrisnanda Mohon Tunggu... Lainnya - Sekolah

Pelajar suka bernyanyi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Jakarta Keras

18 November 2024   18:08 Diperbarui: 18 November 2024   18:26 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Daria namanya." Ucap biru dengan suara kecil.

Pulanglah ia dimana antah berantah di tengah kota Jakarta. Di tempat yang ia teduh, tidak kehujanan, tidak kepanasan, ia tinggali. berhari-hari seperti biasa ia mencari sepeser uang, apapun ia kerjakan demi uang. Sampai suatu ketika ia bertemu Daria di taman itu lagi. Bukan Daria yang pertama memulai percakapan tetapi Biru.
"Daria!" Teriak Biru
Daria sontak menoleh ke belakang, dan mencari sumber suara. Untungnya ia tidak bingung siapa yang meneriaki dia. Penangis, julukan Daria kepada Biru, dalam benaknya.
"Hai." Saut Daria

"Daria, kenalin Biru,  maaf nggak asik pada waktu itu, dan jadi sok asik sekarang karena meneriaki mu, tapi perkataan yang kamu lontarkan pada waktu itu, membuat ku menjadi semangat kembali, terimakasih ya."

"Sering sering ketemu, main ke taman." Jawab Daria.

Setelah pertemuan yang tak di sengaja ini, mereka menjadi semakin dekat, dan sering bertemu. Bincang apa saja yang ingin mereka bincangkan. Orang orang melihat mereka seperti menjalin hubungan, kenyataanya mereka hanya teman dekat. Biru tak lupa juga sibuk untuk bekerja, dan Daria sibuk dengan dunianya. Mereka sama sama sibuk, namun bisa meluangkan waktu bersama sama. Mereka lakukan ini terus menerus dalam jangka waktu yang panjang.

Hingga pada akhirnya, tiga tahun di Jakarta. Merasa jenuh bisa di rasakan oleh Biru karena ia sampai sekarang mendapat gaji yang kecil di Jakarta, mimpinya masih terkubur. Ia tak tahu bagaimana lagi, namun ia percaya ada batang cendawan tumbuh, di mana kita berada, maka disana pula rezeki kita. Ia mencoba melamar pekerjaan sebagai cleaning service di salah satu kantor di daerah tersebut. Di terimalahnya ia di kantor tersebut. Masalah gaji perlahan sudah mulai teratasi, umr sudah pasti.

Akhirnya Biru kerja di kantoran. Ia merasa bersyukur walaupun sebagai cleaning service ia bisa merasakan bagaimana kerja di daerah distrik perkantoran di Jakarta. Pintar-pintarnya Biru membuka juga bisnis makanan ringan di Jakarta menggunakan gaji yang ia punya. Ia keliling kota di temani oleh Daria guna mengantarkan pesanan-pesanan online makanan tersebut. Dikit demi sedikit menjadi bukit.

Selama di temani oleh Daria kemana pun ia berada. Biru merasa nyaman, hingga akhirnya jatuh suka. Daria yang berarti kedamaian benar benar membawa kedamaian hidup Biru di Jakarta.
"Daria kamu membawa ku sampai ke titik ini, aku pengen bersama mu terus, kamu mau jadi pacarku?." Biru mengajak berpacaran Daria.

Sontak Daria kaget, dan bingung. Namun ia juga merasakan kenyamanan bersama Biru selama ini. Lantas ia menjawab "Mau, Biru." Mereka resmi berpacaran. Jakarta keras itu jika Jakarta tanpa Daria, menurut Biru seperti itu.

Lima tahun di Jakarta, tidak sia sia. Biru keluar dari cleaning service menjadi pembisnis. Pemasukan nya tidak main main, sekarang ia sudah tidak kekurangan lagi. Ia lalu membelikanya rumah untuk keluarganya di Jakarta, dan mengajak keluarganya pindah ke Jakarta. Ia tak luput juga mengenalkan Daria yang menemaninya selama ini kepada orang tuanya. Pada akhirnya memang doa dan dukungan orang tercinta selalu bisa menguatkan Biru untuk tetap kerja keras hingga titik ini. Walaupun tidak menjadi kerja kantoran. Biru tetap berhasil merubah nasib keluarganya. Ada batang cendawan tumbuh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun