Titik Dua Kolektif adalah rumahnya anak muda Kota Batu yang memiliki kreatifitas. Tidak melulu bermusik, berbagai kegiatan lain juga dikerjakan. Kekuatan solidaritas adalah pegangan yang utama.
Kota Batu cukup dikenal dengan pariwisata dan keindahan alamnya.Aliran Musik Cadas
Musik bawah tanah kini kerap dikenal dengan Musik Underground atau cadas. Terdiri dari beberapa subgenre yang familiar di kalangan anak muda. Punk, Rock, Hadrcore, Emo, kini mencuat lagi keberadaannya. Musik ini diidentikkan dengan dentuman drum dan distorsi yang keras.Â
Yustian, Mahasiswa UMM jurusan Ekonomi Syariah, seorang musisi Band Break Age. Menuturkan bahwa para pelaku musik cadas, tidak bergantung pada pihak manapun. Dalam proses menghasilkan dan merilis sebuah karya bergerak secara mandiri. Lirik lagu menyinggung kehidupan sosial, pemerintahan, bahkan kematian dituangkan pada musik cadas ini. Tanpa takut di sensor oleh perusahaan.Â
Rumah Skena Kecil
Helmi Brilian atau yang dikenal Ciwen Ilusi, Mahasiswa STIKI jurusan DKV musisi Band Interad. Dia merupakan salah satu penggagas komunitas Titik Dua Kolektif. Menurutnya, komunitas ini dibentuk karena adanya keresahan musik cadas kembali menurun. Tidak adanya regenerasi dan kurangnya kekompakan antar pelaku musik menjadi alasan.Â
Titik Dua Kolektif, dibentuk pada Juni 2018. Berawal dari tongkrongan. Ciwen, Petruk, Tedjo, Ocir, dan Gaby ternyata memiliki keresahan yang sama. "Kenapa di Batu jarang ada gigs? Kenapa tongkrongan pelaku musik underground mencar?" ucap Ciwen.Â
Kota Batu merupakan kota kecil yang anak mudanya banyak berkecimpung di musik cadas. Memang banyak komunitas kecil yang menaungi band-band Underground. Tetapi, pada saat itu belum ada rumah yang menjadikan komunitas kecil tersebut berkumpul. Akhirnya muncul keinginan untuk membuat wadah yang menampung pelaku musik cadas. Terbentuklah Titik Dua Kolektif. Pelaku musik cadas, Band, hingga beberapa komunitas kecil tergabung. Youth Stone, GGDWP, Ngawur Crew, Division, dll. "Titik dua adalah rumahnya musik khususnya Underground," tambahnya.Â
Berbeda dengan komunitas pada umumnya. Titik Dua Kolektif tidak memiliki struktur yang paten. Kesepakatan yang diambil bahwa komunitas ini Non-profit. Bekerja atas dasar kesenangan. Mengandalkan keterbukaan, tidak ada open recruitment anggota. Tanpa syarat dan batasan, meskipun kepada mereka yang tidak berkecimpung pada dunia musik.Â
Cerita Titik Dua Kolektif