Mohon tunggu...
Abdul Hanif
Abdul Hanif Mohon Tunggu... -

bukan untuk dibaca, nikmatilah apaadanya..

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Autis bukan penyakit ataupun gangguan

9 Desember 2014   18:06 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:41 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Pernahkan pembaca mengolok-ngolok teman anda yang kerjaannya bermain smart phone, FB-an, twetteran dengan sebutan AUTIS. Mulai saat ini hentikan, andai anda diposisikan sebagai autis, olok-olokan tersebut sangat menyakitkan.

Perlu diketahui bahwa autis bukanlan sebuah penyakit, bukanlah sebuah gangguan, dan bukan pula sebuah syindrom. Karena autis tidak dapat disembuhkan karena metode saat ini hanya kepada pendekatan untuk penanganan perilaku intensif yang menerapkan prinsip-prinsip belajar untuk mengurangi perilaku yang mengganggu dan meningkatkan ketrampilan belajar  serta komunikasi kepada individu autis.

Meskipun begitu autis belum diketahui penyebabnya, tetapi diduga berhubungan dengan abnormalitas system otak. Autis bersifat kronis dan berlangsung sepanjang hidup. Pada anak laki-laki lebih banyak terjadi umumnya mulai tampak pada usia 18-30 bulan. Namun demikian pada usia 6 tahun rata-rata anak mengalami autis baru pertama kali memperoleh diagnosis.

Ciri-ciri autis yang paling sering terihat adalah kesendirian yang amat sangat. Ciri-ciri lain mengcakup masalah bahasa , komunikasi dan perilaku ritualistic yang monoton. Ciri utama dari individu autis adalah gerakan stereoti yang berulang yang tidak memiliki tujuan seperti berulang-ulang memutar benda, menggepakkan tangan, berayun kedepan dan belakang dengan lengan memeluk kaki. Sebagian dari individu autis sering menyakiti diri sendiri meskipun mereka berteriak kesakitan. Mereka mungkin membenturkan kepala, menampar , menggigit tangan atau bahkan menjambak rambut mereka sendiri.

Autis adalah individu bukanlan penderita ataupun gangguan, karena autis tidak bisa disembuhkan. Jadi jangan mengolok-ngolok teman dengan sebutan autis.

Referensi

Nevid, Jeffrey S, Spencer A. Rathus,  & Beverly Greene. 2005. Psikologi Abnormal. Jilid II.  Jakarta; Erlanga

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun