Pernahkan pembaca mengolok-ngolok teman anda yang kerjaannya bermain smart phone, FB-an, twetteran dengan sebutan AUTIS. Mulai saat ini hentikan, andai anda diposisikan sebagai autis, olok-olokan tersebut sangat menyakitkan.
Perlu diketahui bahwa autis bukanlan sebuah penyakit, bukanlah sebuah gangguan, dan bukan pula sebuah syindrom. Karena autis tidak dapat disembuhkan karena metode saat ini hanya kepada pendekatan untuk penanganan perilaku intensif yang menerapkan prinsip-prinsip belajar untuk mengurangi perilaku yang mengganggu dan meningkatkan ketrampilan belajar serta komunikasi kepada individu autis.
Meskipun begitu autis belum diketahui penyebabnya, tetapi diduga berhubungan dengan abnormalitas system otak. Autis bersifat kronis dan berlangsung sepanjang hidup. Pada anak laki-laki lebih banyak terjadi umumnya mulai tampak pada usia 18-30 bulan. Namun demikian pada usia 6 tahun rata-rata anak mengalami autis baru pertama kali memperoleh diagnosis.
Ciri-ciri autis yang paling sering terihat adalah kesendirian yang amat sangat. Ciri-ciri lain mengcakup masalah bahasa , komunikasi dan perilaku ritualistic yang monoton. Ciri utama dari individu autis adalah gerakan stereoti yang berulang yang tidak memiliki tujuan seperti berulang-ulang memutar benda, menggepakkan tangan, berayun kedepan dan belakang dengan lengan memeluk kaki. Sebagian dari individu autis sering menyakiti diri sendiri meskipun mereka berteriak kesakitan. Mereka mungkin membenturkan kepala, menampar , menggigit tangan atau bahkan menjambak rambut mereka sendiri.
Autis adalah individu bukanlan penderita ataupun gangguan, karena autis tidak bisa disembuhkan. Jadi jangan mengolok-ngolok teman dengan sebutan autis.
Referensi
Nevid, Jeffrey S, Spencer A. Rathus, Â & Beverly Greene. 2005. Psikologi Abnormal. Jilid II. Â Jakarta; Erlanga
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H