Mohon tunggu...
Money

Pentingnya Mengetahui Mazhab Alternatif Kritis

27 Februari 2018   18:36 Diperbarui: 27 Februari 2018   18:49 322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Dalam sejarah pemikiran ekonomi, suatu aliran atau madzhab tentang  ekonomi biasanya bertujuan untuk mengkritik, mengevaluasi atau mengoreksi aliran-aliran ekonomi sebelumnya, yang di nilai masih belum bisa memecahkan permasalahan- permasalahan ekonomi konvensiaonal maupun ekonomi islam.
A. Pengertian Madzab Alternatif Kritis

Mazhab ini adalah mazhab yang kritis. Meraka berpendapat bahwa analisis kritis bukan saja harus dilakukan terhadap sosialisme dan kapitalisme, tetapi juga terhadap ekonomi Islam itu sendiri.  Mereka meyakini bahwa Islam itu benar tetapi ekonomi Islami belum tentu benar karena ekonomi Islami adalah hasil tafsiran manusia atas Alquran dan Assunnah. 

Oleh karena itu nilai kebenarannya tidaklah mutlak. Mazhab alternatif kritis, lebih pada analisa mendalam mengenai hasil temuan-temuan sistem ekonomi yang ada, termasuk ekonomi Islam untuk dikritisi kembali dan secara terus menerus

Madzhab alternatif kritis ini, mengkritik dua mazhab sebelumnya. Madzhab Baqir di kritik sebagai madzhab yang berusaha mencari sesuatu yang  baru yang sebenarnya sudah di temukan oleh orang lain. Mengahancurkan teori lama dan sebagai jiplakan  dari Ekonomi Neoklasik  baru. Madzhab mainstream di lirik sebagai jiplakan Ekonomi Neoklasik, dengan menghilangakan variable riba serta memasukkan variable zakat serta niat.

Secara umum madzhab kritis ini berpandangan bahwa analitis kritis bukan saja di lakukan sosialis dan kapitalis tetapi juga terhadap Ekonomi islam. Menurutnya Islam pasti benar, tetapi ilmu ekonomi Islam belum tentu benar karena ia merupakan tafsiran manusia dari Al- Qur'an dan Hadits, sehingga nilai kebenarannya tidaklah mutlak. 

Diantara tokoh Madzhab ini adalah: Timur Kuran, jumo, Muhammad Arif dan lain- lain. [1]
Selanjutnya mazhab ini menawarkan suatu kontribusi dengan memberikan analisis kritis tentang ilmu ekonomi bukan hanya pada pandangan kapitalisme dan sosialisme (yang merupakan representasi wajah ekonomi konvensional), melainkan juga melakukan kritik terhadap perkembangan wacana ekonomi Islam. [2]

Teori- teori yang diajukan oleh Ekonomi Islami harus selalu diuji kebenarannya sebagaimana yang dilakukan terhadap ekonomi konvensional. Masing-masing dari ketiga mazhab diatas telah memiliki ciri menonjol yang bisa saling berkonfrontasi, seperti halnya mainstream yang terlihat paling moderat karena sikapnya terhadap teori ekonomi konvensional yang tidak semata-mata dihapus, melainkan dipilah berdasarkan prinsip metodologi teori ekonomi Islam jika didapatkan sesuatu yang tidak salah dan dibolehkan atau dibenarkan maka hal itu dilaksanakan, dan apabila ada yang salah maka hal itu dihilangkan. Begitu juga sikapnya terhadap permasalahan pangkal dari sebuah teori ekonomi berupa kelangkaan yang titik tolaknya pada dasarnya sama, melainkan lebih pada pola distribusinya.

Gelombang jatidiri Islam yang lebih kuat telah memberikan dorongan positif yang lain bagi penerapn prinsip-prinsip Islam dalam bisnis dan keuangan. Karena jenuh dengan politik dan kebudayaan Barat, dan diilhami oleh kesalehan relijius, sejumlah Muslim taat yang terus bertambah jumlahnya berusaha untuk menyesuaikan kehidupan mereka di dunia modern dengan ajaran agamanya. Berakhirnya kolonialisme dan munculnya trend keberagamaan telah merangsang kebangkitan kembali keuangan Islam.
B. Tokoh Madzhab Alternatif Kritis
      1. Timur Kuran
Timur Kuran lahir pada tahun 1954 di New York.  Timur kuran memperoleh pendidikan menengah di turki, lulus di Universitas Robert di Istanbul pada tahun 1973, kemudian dia belajar ekonomi di Princeton University, sampai akhirnya ia di wisuda dengan prestasi sebagai mahasiswa terbaik di angkatannya pada tahun 1977. Lalu ia melanjutkan belajarnya di Stanford Univercity untuk memperoleh gelar doctor di bidang ekonomi. Timur kuran telah banyak menulis tentang evolusi preferensi dan lembaga, dengan kontribusi untuk mempelajari preferensi tersembunyi, ketidakpastian revolusi sosial, dinamika konflik etnis, persepsi diskriminasi, kebohongan publik. Kuran juga menulis tentang Islam dan Timur Tengah. Dengan fokus awal pada kontemporer untuk merestrukturisasi ekonomi menurut ajaran Islam. Beberapa esainya tentang topik ini termasuk dalam Islam dan mammon: The Predicaments Ekonomi Islamisme (Priceton University Press) yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Turki dan Arab. Sejak pertengahan 1990-an ia telah mengalihkan perhatiannya untuk teka-teki  Timur Tengah, yang pernah memiliki standar hidup yang tinggi dengan standar global, kemudian tertinggal di berbagai bidang, termasuk produksi ekonomi, kemampuan organisasi, kreativitas dengan standar global, kreativitas teknologi, demokratisasi, dan kekuatan militer. Dari 1990-2008 Timur Kuran menjabat sebagai editor dari seri buku interdisipliner diterbitkan oleh University of Michigan Press. Seri ini didirikan kembali di Cambridge University Press pada tahun 2009 dengan judul Cambridge Studi Ekonomi, Kognisi dan Masyarakat. Dia mengajar di University of Southern California antara tahun 1982 dan 2007, di mana ia memegang Raja Faisal guru dalam pemikiran Islam dan budaya dari 1993 dan seterusnya. Dari tahun 2005 sampai 2007, dia adalah Direktur USC Lembaga Penelitian Ekonomi pada Peradaban, yang didirikannya. Pada 1989-1990 ia menjadi anggota Institute for Advanced Study di Princeton, tahun 1996-97 ia memegang John Olin mengunjungi guru di Graduate School of Business, University of Chicago, saat ini ia adalah anggota komite eksekutif asosiasi ekonomi internasional.
      2. Jumo. Yale, Cambridge, Harvard, Malaya
       3. Muhammad Arif


C. Kesimpulan

Madzhab alternatif yang dipelopori oleh Prof. Timur Kuran (Ketua Jurusan Ekonomi di University of Southern California), Prof. Jomo dan Muhammad Arif, memandang pemikiran mazhab Baqr berusaha menggali dan menemukan paradigma ekonomi Islam yang baru dengan meninggalkan paradigma ekonomi konvensional, tapi banyak kelemahannya, sedangkan mazhab mainstream merupakan wajah baru dari pandangan Neo-Klasik dengan menghilangkan unsur bunga dan menambahkan zakat serta niat.

Daftar Pustaka:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun