Mohon tunggu...
Khalid Asmadi
Khalid Asmadi Mohon Tunggu... Seniman - Mahasiswa Apa adanya

wise person

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Inovasi Bisnis dan Proses Pengembangan Diri

9 Juli 2021   22:31 Diperbarui: 14 Juli 2021   08:57 511
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

          Dalam mengembangkan bisnis seorang enterpreuner selalu dituntut untuk terus berinovasi dan lebih kreatif lagi sesuai dengan perkembangan zaman. Yang kita anggap sebuah trend saat ini, dalam kurang-lebih 2 tahun kedepan trend tersebut akan hilang. Jadi jika kita ingin memulai sebuah bisnis menurut sepengalaman penulis sendiri, bukan hanya melihat trend belaka, tapi bagaimana kita menciptakan sebuh produk (barang/jasa) yang Long Lasting. Yaitu membuat produk dengan daya tarik yang tak lekang waktu, tahan lama, dan bisa terus berkembang mengikuti zaman. Yang menarik adalah banyak pengusaha pemula yang gagal hanya karena terfokus pada trend sementara. Jadi sekarang penulis akan memberikan beberapa tips penting untuk enterpreuner pemula dalam mengambangkan bisnisnya agar bertahan lama dan terus berevolusi mengikuti zaman.

  1. Berbeda belum tentu berguna

          Banyak pengusaha yang selalu menegaskan untuk menciptakan produk yang berbeda/unik. Pandji Pragiwaksono seorang pebisnis dalam dunia kreatif, khususnya dunia Standup Comedy. Beliau selalu mengatakan “sedikit lebih beda lebih baik daripada sedikit lebih baik” Maknanya disini adalah keunikan sebuah produk akan menjadi nilai yang tinggi dihadapan konsumen. Saya setuju dan tidak setuju disaat yang bersamaan, mengapa? Bisa kita analogikan dengan sedotan kertas. produk tersebut menyajikan sesuatu yang berbeda dan ramah lingkungan, tapi pada realitanya terdapat banyak kekurangan seperti: pertama, sisi tajam sedotan yang mudah bengkok saat ingin melubangi dan malah jadi tidak berguna, kedua karena terbuat dari kertas sehingga tidak tahan lama.

          Apakah produk tersebut berbeda?  Jelas berbeda, tetapi belum tentu berguna. Jadi maksud penulis disini adalah kita juga harus memperhatikan aspek fungsi dari produk yang kita ciptakan. Saya setuju bahwa produk harus berbeda/unik tetapi lihat juga apakah akan berfungsi dengan baik atau justru akan memiliki banyak kekurangan. Ada dua sisi berbeda yang harus kita perhatikan Keunikan & Fungsi. kalau kita hanya melihat salah satu sisi saja keunggulan produk kita akan berkurang nilainya. Membuat produk unik dan memiliki fungsi guna yang baik tidak semudah membalik telapak tangan. Ada proses evaluasi panjang terhadap produk agar memiliki hasil yang mendekati sempurna.


2.  Memperkaya diri

          Memperkaya diri disini bukan menjadi seorang kapitalis rakus, tetapi banyak belajar dan memperluas wawasan (literasi yang baik). Dengan membaca banyak buku dan mendengarkan informasi dari interview para enterpreuner sukses bisa membantu kita dalam membentuk dan menetapkan produk yng akan kita ciptakan. Kita bisa membentuk dan meperbaiki mindset juga jiwa pengusaha dalam diri kita. Ada salah satu hal menarik yang dikatakan seorang “Crazy Rich Surabaya” dalam interview-nya Dono Pradana seorang Standup Comedian di kanal Youtube MLI dengan judul “Ini Bisnis Yang Bikin Kaya Crazy Rich Surabaya | Bondo Wani - Eps 7” Disana seorang bernama Melvin mengatakan bahwa kuliah/pendidikan itu penting, karena dengan berpendidikan ia bisa menjadi orang yang tahu bagaimana menjalankan bisnisnya dengan baik dan juga jadi orang yang mampu menyelesaikan masalah dengan baik pula. Ia yang bahkan dari kecil sudah berada dalam keluarga yang berlebihan uang tetapi memiliki mindset yang bagus yaitu pentingnya pendidikan.

          Banyak orang diluar sana yang ingin melakukan sesuatu tetapi tidak memiliki dasar yang baik, tidak memiliki ilmu dan informasi yang cukup, padahal di era digital ini kemudahan untuk mengakses informasi sudah terfasilitasi. Banyak yang langsung ingin berlari tetapi tidak ingin belajar berjalan dulu. Mereka tidak ingin belajar dulu dan langsung memulainya, yang sudah pasti hasilnya akan tidak optimal dan cenderung gagal. Disini lah perbedaan mindset yang memiliki dampak yang besar untuk kesuksesan bisnis seseorang. Jadi dengan informasi kita mendapat ilmu, dengan ilmu kita mendapat pendidikan, dengan pendidikan kita mendapat mindset yang baik, dengan mindset yang baik akan mendorong kita mendekati keberhasilan bisnis.

3.  Mengenali diri

          Karya/produk yang diciptakan seseorang cenderung mereprentasikan penciptanya. Maka penting untuk mengenali potensi diri dan menggalinya karena jika kita membuat produk yang menggambarkan jadi diri kita tentu produk tersebut akan meiliki ke-khasannya tersendiri. Ciri Khas suatu produk akan sangat penting kedepannya untuk konsumen bisa membedakan mana produk yang berasal dari Brand kita dan yang bukan. Dengan kita mengenali dan menggali potensi diri dengan cara melihat apa yang kita suka, banyak belajar hal-hal baru, dan menambah wawasan pengetahuan. Potensi diri yang telah terbentuk dan tergambar dengan baik akan menuntun kita untuk menemukan ke-khasan produk yang kita ciptakan. Oleh karena itu semakin khas produk kita semakin kita mengenali jati diri. mengenali jati diri bukanlah proses yang mudah ada tahapan panjang dan tidak instan untuk kita mengenali siapa kita sebenarnya dan apa kelebihan dan kekurangan kita.


4.  Mampu melihat peluang

          Mampu melihat peluang merupakan sebuah skill yang harus dimilki seorang enterpreuner yang sukses. Ada satu cerita menarik dari penemu produk air mineral “Aqua” Tirto Utomo. Beliau sempat dianggap gila karena menjual air mineral dalam kemasan. Aqua pertama kali di luncurkan pada tahun 1974 yang saat itu air minuman kemasan berkarbonasi sedang naik daun. Tetapi beliau tetap kukuh untuk menjual produk tersebut. Hingga sekarang Aqua menjadi produk yang besar dibawah naungan Danone. Dari kisah beliau secara ringkas itu kita bisa melihat betapa hebatnya beliau dalam melihat peluang dan sangat visioner. Saya kagum beliau bisa melihat bahwa kedepannya air mineral kemasan akan sangat dibutuhkan dan menjanjikan. Beliau bisa dibilang termasuk sosok yang inovatif, kreatif, dan visioner. Sklill untuk melihat peluang memang perlu diasah walau ada beberapa diantaranya yang berbakat, tetapi bukan berarti tidak bisa dipelajari.

          Beliau mengajarkan kita untuk mampu melihat produk yang meiliki Impact jangka panjang atau Long Lasting. Sekarang kita bisa melihat Aqua dimana-mana. Seperti di warung, supermarket, minimarket, bahkan ajang olahraga di Indonesia akan selalu memberikan Aqua untuk para atlitnya. Dan yang lucunya adalah dalam realita sekitar jika ada orang yang ingin membeli air putih kemasan mereka semua akan menyebutnya Aqua. Semua merk air putih kemasan akan dipanggil Aqua, apapun merknya. Beliau adalah sosok jenius bagi saya pribadi, kemampuan beliau dalam melihat peluang sungguh sangat luar biasa sehingga produknya bisa bertahan lama.

5.  Mengerti bisnis model bekerja 

          Model bisnis memiliki berbagai jenis, menurut Wikipedia terdapat 4 jenis model bisnis: Model bisnis bata dan semen, Model bisnis kolektif, Model potong rantai pasok, dan Waralaba. Kita harus mengerti bagaimana model bisnis bekerja, dengan memahami model bisnis dan mendesainnya untuk Brand yang diciptakan akan membantu kita dalam menentukan strategi bisnis yang tepat untuk Brand tersebut. Menurut Casadesus-Masanell and Ricart, ada tiga karakteristik utama dalam sebuah model bisnis, yaitu: 1. Model bisnis harus sesuai dengan tujuan perusahaan, 2. Model bisnis harus mampu memperkuat dirinya sendiri, dan yang terakhir adalah model bisnis haruslah tangguh dan handal.

          Dalam kenyataanya membangun model bisnis yang baik akan memberikan perusahaan keuntungan dan kelebihan untuk membantu perkembangan perusahaan yang kita bangun. Pertama, membantuk perusahaan yang kita bangun untuk mendapatkan informasi tentang bagaimana, dimana, dan kapan produk yang dihasilkan akan berfungsi lebih optimal. Informasi kita dapat dari proses evaluasi panjang dari produk yang kita ciptakan. Kedua, Model bisnis yang baik mampu melemahkan pesaing/Kompetitor. Dengan kita menganalisis model bisnis kompetitor kita akan mengetahui model bisnis yang tepat untuk melemahkan mereka, jadi akan tercipta subtitusi produk yang lebih baik dari konsumen yang melihat produk kitalah yang lebih baik. Ketiga, merubah kompetitor menjadi sekutu, disatu sisi dengan kita bisa melihat kelmahan kompetito kita bisa melakukan sebaliknya, yaitu dengan membuat produk yang saling melengkapi/komplimenter untuk menutupi kelemahan produk kompetitor.

6.  Jangan melawan raksasa

          Apa yang dimaksud dengan “Jangan melawan raksaa” ? yaitu berarti produk yang kita ciptakan jangan berusaha menyaingi produk dari perusahaan raksasa. Eno bening seorang Social Media Strategist dalam kanal youtube-nya pernah menceritakan pengalamanya waktu menjadi juri untuk lomba inovasi khusus anak SMA/SMK dan sederajatnya yang diadakan oleh pemerintah. Ia menceritakan ada seorang anak yang mempresentasikan produknya untuk menyaingi Google, anak tersebut katanya meciptakan mesin pencari khusus informasi dari, tentang dan berbahasa Indonesia. Dia berusaha menciptakan mesin pencari menyaingi Google dengan format ke-Indonesia-an. Eno bening menjalaskan bahwa hal tersebut akan sia-sia karena akan mudah bagi perusahaan sekelas Google untuk menggilas habis model bisnis yang dibuat anak tersebut. Idealisme harus diperhatikan dengan realitanya.

          Kita bisa belajar dari perusahaan TikTok, dari awal kemunculannya ia tidak merepresentasikan dirinya berusaha melawan Instagram dan sosial media lainnya. Ia berkembang dan berinovasi terus dengan menghindari persaingan di awal terhadap perusahaan yang sudah duluan menjadi raksasa seperti Instagram. Hingga akhirnya Instagram berusaha menyaingi Tiktok dengan Reels-nya. Tetapi Tiktok yang sekarang sudah menjadi raksasa dan Instagram tidak akan bisa semudah itu untuk melemahkan TikTok. Oleh karena itu jangan berusaha untuk melawan raksasa, buat/cari peluang sendiri untuk perusahaan yang akan kita bangun sehingga kita tidak akan digilas oleh perusahaan raksasa. Aspek ini terkadang kurang disadari oleh pengusaha pemula, mereka akan berusaha dan terpaku dengan idealismenya hingga akhirnya akan gagal dengan sendirinya.

7.  Selalu meramu formula yang berbeda

           Proses ini membutuhkan orang yang mau terus berinovasi, karena dengan dalam hal ini jika kita sudah berhasil menciptakan produk yang sukses lalu menggunakan formula yang sama untuk produk kedepannya akan menciptakan kejenuhan. Jadi dengan kita terus menciptakan formula yang berbeda dari produk yang kita ciptakan akan selalu terus tercipta hal baru sehingga produk kita akan selalu fresh dimata konsumen. Konsumen tidak akan jenuh dengan produk kita yang itu itu saja. Di sisi lain otomatis produk kita kedepannya akan sellau berkembangan mengikuti zaman. Jadi dengan kita menciptakan dan mengkombinasi formula sebelumnya, kita ramu dan menciptakannya menjadi lebih kompleks akan menjadikan perusahaan yang terus berinovasi. Dengan kebiasaan untuk terus mencoba hal baru lah yang kan memberikan kita ide untuk terus mlakukan inovasi dan perkembangan terhadap produk kita. Perusahaan akan dikenal sebagai perusahaan yang terus berinovasi dan menjadikan investor semakin tertarik mempercayakan uangnya kepada kita.


8.  Menjadi pemimpin yang tidak selalu mendominasi

           Sebagai pemimpin perusahaan kita tidak selalu benar, ada kalanya ego kita harus diturunkan untuk mendengarkan aspirasi dari orang yang bekerja dengan kita. Ada istilah yang disebut The Loudest Voice in The Room yaitu orang yang suaranya paling besar dalam ruangan, artinya mereka yang argumennya tidak berani dibantah atau dikritik. Jadi saat meramu Ide atau saat rapat kita harus mau mendengarkan kritik dan saran dari mereka yang mau bekerja dengan kita. Karena kembali lagi manusia tidak selalu benar, keputusan yang kita ambil, ide yang kita ciptakan, akan berpengaruh terhadap produk yang akan di rilis. Jika sebagai pemimpin kita tidak mau mendengarkan aspirasi dan hanya fokus pada idelisme kita sendiri justru akan menjadi boomerang untuk kita. Nantinya malah produktivitas perusahaan akan terhambat. Juga perusahaan tidak akan berkambang secara maksimal, sehingga perusaan akan berada diambang kehancuran. Mereka  yang memberikan saran dan kritik bukan bertujuan merendahkan kita sebagai pemimpin tetapi justru mereka berambisi juga untuk mengembangkan perusahaan. Dengan mau mendengar aspirasi mereka dan ide yang disampaikan lalu diolah bersama saat meeting, dan dipilih mana yang terbaik dan yang paling tepat. Sehingga mereka akan meraa senang bekerja dengan kita sebagai pemimpin, mereka akan merasa sangat dihargai dan semakin bersemangat untuk bekerja di perusahaan kita. Jadi komunikasi akan terjalin dengan baik juga dinamis antara atasan dan bawahan, dan akhirnya produktivitas perusahaan akan meningkat dan perkembangan perusahaan akan berjalan lebih optimal.

       Oleh karena itu penting untuk memahami secara mendalam bagaimana bisnis bekerja, dari mulai strategi, model, tujuan, inovatif, dan kreatifitas bisnis. Bisnis yang baik adalah yang mampu bersaing dengan zaman bukan hanya sekedar trend belaka, yang mampu memberikan inovasi bukan yang itu-itu saja. Semakin berkembangnya bisnis yang kita lakukan, semakin berkembang pula diri kita secara psikis dan mental, karena sekali lagi keberhasilan dari bisnis dan produk yang kita ciptakan adalah refleksi dari jati diri kita, dan dari siapa kita sebenarnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun