Kota Mojokerto akan memiliki simbol baru, pemerintah kota akan kembali mengingat perwajahan kota Mojokerto, pembangunan patung mahapatih Gajah Mada disimpang Bhayangkara Jln. Gajah Mada kota Mojokerto akan dilakukan dengan tujuan menambah nuansa sejarah majapahit di jantung kota, menggantikan tugu Adipura yang sebelumnya berada pada tempat tersebut, Tugu Adipura nantinya akan dipindahkan oleh Dinas Lingkungan Hidup ke taman Kehati. Fakta menarik dibalik tugu Adipura kota Mojokerto, berdasar keterangan yang diperoleh dari kepala Dinas Lingkungan Hidup kota Mojokerto Amin Wahid, rupanya tugu adipura sudah berdiri sejak tahun 1989 silam, artinya sudah berdiri selama 35 tahun. Kepala Dinas PUPR perakim kota mojokerto, Muraji mengatakan bahwa alokasi anggaran sebesar Rp. 133 jt dari APBD 2024 telah disiapkan. Patung Gajah Mada memiliki ukuran mencapai 5,5 meter, terdiri dari landasan setinggi 2 meter, dan patung setinggi 3,5 meter. Rencananya pembangunan patung Gajah Mada ini dilaksanakan sekitar akhir bulan Oktober atau awal November mendatang, dalam pengerjaanya akan melibatkan para perupa untuk memunculkan nilai sejarah dari sang mahapatih, dalam hal ini pemerintah juga berkoordinasi dengan Dewan Kebudayaan Daerah.
Proyek patung Gajah Mada menimbulkan pro dan kontra dari masyarakat, urgensi adanya proyek ini yang dianggap masih kurang, masih banyak urgensi lain yang perlu dibenahi oleh pemerintah, karena proyek ini dirasa hanya menghabiskan dana dan tidak ada impact yang dirasakan oleh masyarakat. Pemerintah seharusnya dapat memprioritaskan hal mana yang perlu dibenahi terlebih dahulu sebelum perwajahan kota, percuma saja kota bagus namun masyarakatnya tidak diperhatikan. Salah satu contohnya adalah pembenahan trotoar yang akhir-akhir ini menjadi keluh kesah masyarakat, karena banyak kerusakan yang terjadi, meskipun sudah dibenahi oleh pemerintah dengan dana yang cukup besar namun masih dianggap sebagai proyek asal-asalan, lampu trotoar kerap kali mati dan tidak berfungsi dengan baik saat malam, serta beberapa jalan di kota yang perlu diperbaiki. Masalah lain yang perlu dibenahi adalah pembenahan saluran air dibeberapa titik, karena sering terjadi banjir jika musim hujan datang, seperti daerah Meri, Gatoel dan sekitarnya yang dianggap minimnya saluran pembuangan air, serta dangkalnya saluran air sehingga menyebabkan air meluap ke jalanan dan menghambat aktivitas masyarakat. perkabelan dan lalu lintas kerap kali menjadi masalah serius mengingat di simpang Bhayangkara rawan macet dan posisinya juga dekat dengan rel kereta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H