Mohon tunggu...
RONNY HARTONO PANDIANGAN
RONNY HARTONO PANDIANGAN Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

calon orang sukses

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kamu Nanya Ini Artikel Apa?

2 Desember 2022   22:00 Diperbarui: 2 Desember 2022   22:02 1204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diagram jumlah orang kreatif menggunakan teknologi. Dokpri

Ditengah-tengah perkembangan era digital, semakin banyak ditemukan peluang untuk masyarakat Indonesia terutama generasi milenial untuk menuangkan atau mengekpresikan kekreatifitasan dan ide-ide melalui platform media sosial. Seperti tik-tok, you tube, instagram, dan masih banyak lagi.

Buktinya beberapa bulan yang lalu sindrom "Kamu Nanya?" viral di salah satu medial sosial. Saat ini dunia remaja Indonesia sedang dilanda sindrom "Kamu Nanya?" dengan disertai nada yang lucu yang membuat pendengar menjadi tertawa dan tanpa pikir panjang menirukan kata-kata tersebut setiap orang bertanya kepadanya. 

Kata- kata tersebut viral setalah pemilik akun tik-tok dengan username @alif_cepmek mengupload video tersebut pada platform tik-tok. Selang beberapa hari kata-kata tersebut menjadi santapan remaja di Indonesia.

(17 November 2022) Ganjar Prawono seorang Gubernur Jawa Tengah mengupload satu video twitter. Pada video yang diupload tersebut nampak bahwa Gubernur Jawa Tengah tersebut menghadiri acara wisuda di salah satu Universitas di Indonesia dan  Ganjar menanyakan kepada para wisudawan/i apakah mereka mengenal Alif Cepmek (julukan Alif), tetapi mereka tidak mengenal Alif. Namun pada saat Gubernur Jawa Tengah tersebut mengucapkan "Kamu Nanya?" sontak semua tertawa dan merasa familiar dengan nada dan kata-kata tersebut." 

Dengan intonasi dan personifikasi gaya Dilan KW sekarang dia mendapatkan pundi-pundi rupiah dan diundang menjadi narasumber dibanyak tempat termasuk di acara Televisi Nasional, Podcast di platform you tube, Bahkan mendapat endorsement dari berbagai produk-produk lokal. Bukan dengan alat-alat canggih dan studio yang bagus seorang Alif syuting produk endorsement dan berjualan secara online. Melainkan dengan alat dan pencahayaan yang seadanya di gang kecil depan kediaman Alif, namun dengan enterpreneuship, kreatifitas, dan inovasi yang muncul. Hal tersebut adalah softskill yang dimiliki oleh Alif". Ujar Ganjar Prawono pada acara wisuda tersebut.

Beberapa waktu yang lalu Alif Cepmek juga sudah menulis dan bahkan merilis sebuah lagu yang berjudul "Cepmek" (cepat mencintai kamu). Siapa sangka yang awalnya hanya sebuah candaan dabat berubah menjadi karya yang dapat dinikmati banyak orang melalui platform you tube dan spotify dan menghasilkan pundi-pundi rupiah yang menguntungkan. Kini lagu tersebut sudah didengar lebih dari 1,5 juta kali di you tube.

Diagram jumlah orang kreatif menggunakan teknologi. Dokpri
Diagram jumlah orang kreatif menggunakan teknologi. Dokpri

Dari kisah Alif tersebut  penulis membuat survey dan mengambil data dari  7 orang dengan berbagai profesi, diantaranya 3 orang mahasiswa, 2 orang karyawan, 1 orang siswa SMA, dan 1 orang pengangguran.  Dari 7 orang tersebut hanya 2 orang yang kreatif menggunakan teknologi yang ada. Pardosi seorang mahasiswa Universitas Jember mengisi polling pertanyaan dengan jawaban kreatif menggunakan teknologi dengan cara " Menjadikan teknologi sebagai ladang penghasilan" dan Tarigan seorang karyawan di salah satu toko di Kabanjahe menjawab kreatif menggunakan teknologi dengan cara "Mulai mempelajari cara menjadi konten kreator yang dapat memotivasi orang-orang".

Dari beberapa orang yang mengisi polling, hambatan mereka dalam mengekpresikan kekreatifitasannya melalui media sosial adalah kurangnya minat dalam bidang teknologi dan entertainment, kesibukan kuliah, rasa malas, ide kurang berkembang, dan sering bad mood sehingga berdampak terhadap menurunnya tingkat kekreatifitasan dan minat dalam bidang tersebut. Padahal dengan menggeluti dan menuangkan kekreatifitasan di media sosial akan meningkatkan peluang dalam bidang entertainment dan dapat menghasilkan pundi-pundi rupiah yang menguntungkan hanya dengan sebuah smartphone.

Disalah satu podcast pada platform tik-tok seorang host di podcast tersebut mewawancarai Alif dan bertanya " waktu itu kamu terkenal karena menginpersonifikasi seorang Raffi Ahmad. Kenapa kamu berpindah menjadi karakter Dilan?". Lalu Alif menjawab "untuk mempertahankan keviralan di media sosial perlu yang namanya kreatifitas".

Dari keberhasilan Alif tersebut, generasi milenial harus bisa menjadi kreatif dan mengambil peluang-peluang yang ada, karena pada perkembangan industri 5.0 sekarang bukan hanya ijazah dan sekolah yang tinggi penentu keberhasilan. Melainkan kemampuan untuk memanfaatkan peluang yang ada dan kekonsistenan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun