Mohon tunggu...
Mila Shofiana
Mila Shofiana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya mahasiswa yang memiliki hobi menggambar dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Sampah Tidak Dikelola Salah Siapa?

4 Juni 2024   06:01 Diperbarui: 4 Juni 2024   06:33 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Sampah sudah menjadi menjadi masalah lingkungan yang tidak asing lagi jika dibahas. Sebagai negara dengan jumlah penduduk yang banyak memungkinkan Indonesia menghasilkan sampah dalam jumlah yang besar. Bayangkan saja jika sampah-sampah tidak  dikelola dengan benar maka nantinya akan berpengaruh terhadap lingkungan yang kita tinggali. Contohnya dapat kita lihat kondisi sungai yang semakin hari semakin tercemar karena sampah. 

"Ya terkadang kalau malam bau sungai itu sampai ke rumah-rumah apalagi pas musim kemarau itu, air sungai warnanya jadi hitam isinya sampah semua," Kata Ibu Iroh (53 tahun) salah satu warga yang tinggal dekat dengan sungai perbatasan kabupaten Pemalang dan kabupaten Pekalongan.

Hal itu seharusnya menyadarkan kita untuk membuang sampah pada tempatnya dan juga pentingnya pengelolaan sampah karena sampah mampu mencemari lingkungan, apalagi sampah plastik yang memiliki jangka waktu penguraian paling lama. Agar sungai jauh dari pencemaran dibutuhkan kesadaran dari setiap orang.

Dari keterangan beberapa warga sekitar, sebenarnya warga sudah mulai terganggu dengan adanya sampah yang ada di pinggiran sungai yang menumpuk dan juga di sungai tersebut, karena mengeluarkan bau tak sedap dari sampah yang membusuk di bawah jembatan dan juga di pinggiran sungai. Sampah dibuang pinggiran sungai tanpa dikelola. Padahal sebenarnya tempat pembuangan sampah sudah dibuatkan sejak tahun 2015, dalam bentuk bak sampah, akan tetapi tidak adanya pengelola yang membuat sungai tercemar. Beberapa warga sekitar sudah mengajukan pembuangan sampah yang setiap minggunya diangkut, akan tetapi dari pihak desa belum menkonfirmasi sampai saat ini, padahal melihat kondisi sampah yang bertumpukan seharusnya sadar pentingnya pengelolaan sampah.

Salah satu faktor yang menyebabkan rusaknya lingkungan hidup yang sampai saat ini masih tetap menjadi "PR" besar bagi bangsa Indonesia adalah faktor pembuangan limbah sampah plastik. Kantong plastik telah menjadi sampah yang berbahaya dan juga sulit dikelola. Diperlukan waktu puluhan bahkan ratusan tahun untuk membuat sampah bekas kantong plastik itu benar-benar terurai. Namun yang menjadi persoalan adalah dampak negatif sampah plastik ternyata sebesar fungsinya juga. Dibutuhkan waktu 1000 tahun agar plastik dapat terurai oleh tanah secara terdekomposisi atau terurai dengan sempurna. Saat terurai, partikel-partikel plastik akan mencemari tanah dan air tanah. Jika dibakar, sampah plastik akan menghasilkan asap beracun yang berbahaya bagi kesehatan yaitu jika proses pembakarannya tidak sempurna, plastik akan mengurai di udara sebagai dioksin. Senyawa ini sangat berbahaya jika dihirup oleh manusia.Dampaknya antara lain memicu penyakit kanker, hepatitis, pembengkakan hati, gangguan sistem saraf dan memicu depresi. Kantong plastik juga penyebab banjir, karena menyumbat saluran-saluran air, tanggul.

Setelah melakukan wawancara dengan beberapa warga sekitar dan juga ketua RT setempat, penulis berhasil mendapatkan beberapa informasi mengapa sampah yang ada di bak sampah tidak diangkut setiap minggunya atau bahkan tidak di kelola. Karena letak bak sampah berada di tengah-tengah antara RT 02 dan RT 01, akhirnya penulis memutuskan mewawancarai kedua ketua RT tersebut. Yang pertama menurut informasi dari ketua RT 02, bahwa permasalahan sampah yang ada itu urusannya dengan RT sebelah karena dilihat dari peta pembagian tugas menurutnya, akan tetapi saat melakukan wawancara dengan ketua RT 01, membalikkan fakta lagi bahwa menurutnya yang mengurus permasalahan sampah adalah RT 02 karena sebelum pergantian ketua RT yang baru, permasalahan tentang pengelolaan sampah diurus oleh warga dari RT 02.

Selain itu penyebab lain tidak adanya pengelolaan sampah juga berasal dari warga sekitar, karena warga sekitar yang hidupnya individualisme. Dari informasi sementara yang ada, dapat disimpulkan bahwa tidak adanya pengelolaan sampah itu dikarenakan adanya misscomunication antara Ketua RT 02 dan RT 01. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun