Mohon tunggu...
Edi Abdullah
Edi Abdullah Mohon Tunggu... Administrasi - Bekerja Sebagai Widyaiswara Pada Lembaga Administrasi Negara RI

RIWAYAT PEKERJAAN.\r\n1. DOSEN PADA UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR TAHUN 2008-2011.\r\n2.DOSEN PADA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR. TAHUN 2008.\r\n3. DOSEN PADA STIH COKROAMINOTO TAHUN 2009-2012.\r\n4. DOSEN PADA STMIK DIPANEGARA TAHUN 2009-2012.DENGAN NOMOR INDUK DOSEN NASIONA(.NIDN ) 09101182O1. \r\n6.BEKERJA SEBAGAI ADVOKAT PADA TAHUN 2008-2011.\r\n7. BEKERJA SEBAGAI PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) DI PKP2A II LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA RI. SEJAK TAHUN 2011-SEKARANG\r\n.\r\nPENGAMAT KEBIJAKAN PUBLIK,HUKUM, POLITIK LAN MAKASSAR, WIDYAISWARA BIDAnG HUKUM LAN MAKASSAR\r\n\r\nKARYA ILMIAH ;BUKU PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DALAM SISTEM PERADILAN PIDANA,merobek demokrasi\r\nFROM PINRANG TO MAKASSAR\r\n\r\

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Pertemuan Presiden Jokowi dengan Prabowo Pesan Tersirat kepada Megawati

29 Januari 2015   22:28 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:08 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

langkah Jokowi mulai semakin kelihatan ara kebijakannya terkait dengan calon Kapolri yg telah disetuji DPR dan sepertinya jokowi menerima saran Tim 9 yang telah dia bentuk untuk menangani kemelut Plri dan KPK dan sala satu saran Tim 9 yang paling controversial terkait dengan Calon Kapolri Komjen Budi Gunawan , Tim 9 merekomendasikan supaya Presiden Jokowi tidak melantik Komjen Budi gunawan sebagai Kapolri terkait dengan status hukumnya sebaagai tersangka oleh KPK.

Dan hari ini di istana Bogor jokowi menelpon lagsung ketua Umum Gerindra sekaligus mantan rivalnya dalam pemilihan Pilpres 2014 lalu namun peretemuan ini sendiri sepertinya akan membahas berbagai masalah khususnya masala kemelut KPK dan Polri yang selalu terjadi dalam setiap toga tahun sekali.

Pesan tersirat Pada Megawati

Pertemuanjokowi dengan Prabowo subianto pada sore hari ini kamis (29/1/2014) kemungkinan bukan merupakan pertemuan biasa karena kedatangan prabowo Keistana presiden di bogor merupakan inisatif presiden jokowi

Seperti kita ketahui PDI-P sudah memberikan signal kepada presiden Jokowi untuk melantik Komjen Budi Gunawan secepatnya.

Langka Jokowi untuk bertemu dengan rival politiknya pada pilpres lalu merupakan indikasi kuat Jokowi untuk segera menolak secara tegas dan membatalkan status kapolri komjen budi gunawan , dan tentunya dengan pertemuannya dengan probowo merupakan sebuah signal halus yg mulai dikirim jokowi kepada Megawati bahwa keputusannya pembatalan komjen Gunawan akan segera dia umumkan setelah mendapatkan Pendapat dan dukungan dari Prabowo Subianto.dan hal ini tentunya sebuah ketegasan jokowi yg tidak sejalan dengan partai pengusungnya dan lebih mendengarkan suara rakyat serta sesuai dengan pameo when loyality ti the state begin, loyality to theparty end.

Tidak ada kawan dan lawan yg abadi,

Memang benar kata para pujangga politik bahwa didalam lingkaran politik tidak ada kawan dan lawan yg abadi justru yg abadi adalah kepentingan.

Tentu masih tak luput dalam ingatan kita pada pilpres 2014 lalu persaingan ketat untuk meraih popularitas dan kemenangan dalam pemilu sangat kental dirasakan bagaimana peperangan politik tersebut dilayangkan masing-masing pihak baik kubu jokowi maupun prabowo saling menyerang dengan berbagai caara termasuk menyebarkan isu baik yg bersifat agama, suku, ras, adat

Dan tentunya serangan serangan politik tersebut memang sangat efektif untuk menjatuhkan lawan politik karena itu penulis berpendapat jika anda ingin menghancurkan karir lawan politik anda maka hancurkan dulu kredibilitasnya setelah itu usahakan media menyorotnya dan biarkan media menghakiminya setelah itu menyingkirla.

Namun pertemuan ini juga sangat bermanfaat karena bagaimana pun sengitnya pertarungan 2014 lalu maka demi kemajuan bangsa dan negara hendaknya kepentingan pribadi ditanggalkan dan kepentingan bangsa diatas segala-galanya, karena itu memaafkan lebih baik dari pada meminta maaf .

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun