Mohon tunggu...
Humaniora

Kebutuhan Dasar Manusia di Usia yang Akan Datang

7 April 2018   06:44 Diperbarui: 7 April 2018   09:25 353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tanda orang hidup itu punya kebutuhan. Kebutuhannya bermacam-macam, dan menjadi bahagia apabila kebutuhan tersebut dapat dipenuhinya. Bahkan kadang tidak sadar, apa yang kita lakukan setiap saat, hakikatnya adalah upaya dalam memenuhi kebutuhan. Setiap orang punya kebutuhan tersendiri sesuai dengan latar belakang, status sosial, situasi dan kondisi masing-masing. Namun dari beragam kebutuhan tersebut, ada kebutuhan yang sifatnya bersama (common need), kebutuhan dasar, dan ada kebutuhan yang sifatnya turunan dari kebutuhan dasar tersebut.

Hakikat kebutuhan dasar setiap orang itu terangkum dalam rangkaian doa yang kita ucapkan saat kita duduk di antara dua sujud. "Ya Tuhanku, ampunilah (dosa)-ku, kasihanilah aku, lengkapilah aku, tinggikanlah (derajat)-ku, beri rezekilah aku, tunjukulah aku, sehatkanlah aku, dan beri maafkanlah aku!. Itulah kebutuhan dasar manusia. Memang kita lebih fokus kepada momen sujud, padahal kita duduk di antara dua sujud inilah kita memohonkan kepada Allah SWT.

Salah satu kebutuhan dasar dalam kehidupan kita adalah maghfirah  atau ampunan Allah. Sebagai manusia, kita tak pernah luput dari salah dan dosa. Manusia pilihan Tuhan pun tumbuh dari kesalahan-kesalahan masa lampau, sebagai dinamika kehidupan, tetapi semuanya berunjung pada kemuliaan.

Manusia bisa salah dan keliru. Manusia itu tempatnya salah dan lupa. Tapi kita dikaruniai kemampuan untuk belajar dan mengambil hikmah dari keliuran-keliuran manusia. Itulah makna tobat, salah satu spirit dari permohonan ampun kita dalam shalat.

Jadi memohoon maghfirah berarti kita meminta perlindungan agar kita dijaga dari akibat negatif dosa-dosa manusia. Kita memohon agar Allah memelihara diri kita dari azab-Nya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun