Mohon tunggu...
Achmad Tito Rusady
Achmad Tito Rusady Mohon Tunggu... -

Cinta yang berkepompong, bermetamorfosa dalam taat kepadaNya, akan menjelma seindah kupu-kupu. Seindah saat berbuka..

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Hentikan Budaya Coret-Coret Seragam Sekolah

16 Mei 2015   10:12 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:55 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Entah apa sebenarnya hubungan antara rasa syukur dengan mencoret-coret baju sekolah. Aksi seperti itu terjadi berulang-ulang dari tahun ke tahun, di hari kelulusan siswa diumumkan. Sejumlah anak membawa cat semprot yang disemprotkan ke seragam mereka, ditambah lagi aksi konvoi dengan berkendaraan motor ke berbagai tempat. Aksi seperti itu sudah terjadi turun temurun dari generasi ke generasi sampai hari ini. Jika hal ini dibiarkan, maka akan memicu adik-adik kelas mereka untuk meniru aksi yang sama saat kelulusan. Pada akhirnya aksi yang tidak mencerdaskan tersebut tidak akan berhenti. Oleh karena itu dalam hal ini, pihak sekolah punya peran penting dalam mengatasi masalah tersebut dengan beberapa upaya berikut ini: 1. Menanamkan nilai-nilai syukur kepada siswa, bahwa syukur yang benar bukan dengan mencoret-coret baju atau konvoi di jalan-jalan. Akan tetapi hakikat syukur adalah semakin meningkatkannya seseorang dalam ibadah dan bertambahnya amal sholeh. 2. Menyampaikan konsep amal jariyah, bahwa jika baju seragam mereka disumbangkan kepada orang yang membutuhkan, seragam itu akan bermanfaat bagi mereka serta pahalanya akan mengalir selama seragam itu digunakan untuk menuntut ilmu dan belajar di sekolah. 3. Menjelaskan bahaya mubazir, bahwa mubazir akan mendatangkan dosa bagi pelakunya, serta menjadi saudara-saudaranya syetan. Karena saking dekatnya orang mubazir dengan syetan, di dalam Al Qur’an disebutkan dengan mengunakan diksi “ikhwan” (saudara-saudara). Bukan “ashdiqa’” (teman-teman). 4. Menjelaskan bahwa tugas sebagai seorang pelajar belumlah selesai. Lulus SMA adalah tahap kecil dari sekian tahap-tahap untuk menuju jenjang berikutnya. Hendaknya para siswa diingatkan untuk tidak cepat puas saat mencapai keberhasilannya, akan tetapi segera melakukan kegiatan-kegiatan lainnya yang bersifat mendukung langkah-langkah mereka menuju jenjang berikutnya. 5. Memberikan sanksi berat kepada siswa yang mencoret-coret baju mereka seperti ditahannya ijasah dan atau tidak diluluskan. Karena hakikat pendidikan adalah usaha untuk mengubah seseorang menjadi orang cerdas dan bermoral. Jika hanya otaknya saja yang pintar tapi moralnya tidak, maka siswa seperti ini tidak pantas untuk diluluskan. Demikianlah upaya yang harus dilakukan agar tradisi coret-coret baju tidak lagi dilakukan di masa yang akan datang. Upaya tersebut juga harus didukung penuh oleh sekolah, orang tua, masyarakat dan pemerintah. [caption id="" align="alignleft" width="500" caption="Inilah syukuranku"][/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun