Sampah merupakan masalah lingkungan hidup yang sering terjadi hingga saat ini. Penanganan yang tidak tepat terhadap sampah dapat memicu kerusakan lingkungan hingga masalah kesehatan. Hal tersebut terjadi karena zat berbahaya yang dikandung oleh sampah dapat mencemari air, tanah maupun udara. Penyakit yang ditimbulkan oleh sampah juga tidak dapat dianggap remeh. Menurut Noveyani dkk. (2023), penyakit yang akan timbul akibat dari pengelolaan sampah yang salah dapat berupa diare, tifus, bahkan gangguan saluran pernafasan.
Minimnya kesadaran masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya kerap kali menjadi masalah utama pada suatu daerah. Sumenep merupakan salah satu kota yang sedang menghadapi masalah tersebut. Berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk mengatasi masalah ini. Contoh dari upaya yang dilaksanakan namun terkadang mendapat timbal balik acuh tak acuh dari masyarakat adalah pembuatan plang slogan yang diletakkan di dekat sungai maupun di tempat-tempat yang rawan untuk dibuangi sampah. Tak jarang, pemilik lahan tanah kosong juga langsung turun tangan untuk membuat slogan dilarang membuang sampah dan diletakkan di lahan tanah mereka. Disisi lain, pemerintah tetap melakukan rangkaian yang sekiranya dapat menyadarkan masyarakat dalam membuang sampah pada tempatnya. Rencana pembuatan TPS inilah yang merupakan rangkaian upaya yang sedang dilaksanakan dalam membangun kesadaran masyarakat Sumenep.
Rencana diadakannya pembangunan TPS di Sumenep sudah direncanakan sejak 2023 lalu. Namun, ketua DLH Sumenep mengatakan, hal tersebut baru terealisasi pada 2024 karena adanya proses peralihan kawasan pada titik awal yang menjadi proyek  pengembangan Bandar Udara Trunojoyo. Dilihat dari sini, bahwasanya peran pemerintah sangat penting untuk memberikan sarana dan prasarana berupa TPS yang memadai. Dari didirikannya TPS ini, tentu saja ada harapan besar pemerintah tentang munculnya kesadaran masyarakat dalam membuang sampah secara berkelanjutan. Berkelanjutan disini tidak serta-merta hanya dilakukan hanya pada awal saja, namun secara terus-menerus dan konsisten. Sebagai bentuk realisasi terhadap peduli lingkungan, Diadakannya kerja bhakti setiap minggu oleh TNI-AD di taman bunga Sumenep dapat menjadi contoh positif bagi masyarakat Sumenep.
Disisi lain, penyebab minimnya kesadaran masyarakat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Pertama, kurangnya edukasi terkait bahaya membuang sampah sembarangan. Kedua, sarana dan prasarana yang kurang memadai. Dan yang ketiga, sikap tidak peduli terhadap lingkungan. Dapat dilihat, faktor yang ketiga merupakan faktor yang dominan terjadi di masyarakat. Jika peran pemerintah untuk memenuhi sarana dan prasaran serta memberikan edukasi terhadap masyarakatnya sudah terpenuhi, hal yang harus disadari adalah kesadaran yang dimiliki oleh setiap individu. Sikap terbuka terhadap suatu informasi dan tidak enggan untuk melakukan refleksi diri, dapat menjadikan masyarakat yang taat akan aturan dan peduli terhadap lingkungan yang ditinggali. Kesadaran ini harus dimunculkan, sebab jika tidak ada kesadaran dari masing-masing individu , maka peran pemerintah yang sudah terpenuhi tidak akan berjalan dengan efektif. Setidaknya, ketika pembangunan TPS telah dilaksanakan, maka petugas kebersihan tidak akan terlalu kesulitan untuk membersihkan seluruh kota Sumenep apabila masyarakatnya sudah menerapkan kesadaran tentang membuang sampah pada tempatnya. Sebaliknya, jika kesadaran masyarakat tidak diterapkan, maka petugas kebersihan akan kewalahan untuk membersihkan sampah dari setiap sudut kota.
Dampak dari membuang sampah sembarangan juga bukan sekedar hal remeh. Rusaknya lingkungan yang merupakan sumber kehidupan kita juga dapat terganggu ekosistemnya. Nilai estetika dari suatu tempat pun juga akan berkurang atau bahkan habis. Banyak contoh yang bisa kita ambil serta pembelajaran akibat peristiwa yang sudah terjadi. Contoh nyatanya yaitu, banyak tempat wisata di Sumenep yang masih terjaga keasrian dan keindahannya sebelum diviralkan, namun setelah banyaknya pengunjung yang datang malah menjadi rusak dan menyebabkan nilai dari suatu tempat wisata itu berkurang karena ditemukan banyaknya sampah yang berserakan. Padahal, tempat sampah juga sudah disediakan untuk keperluan pengunjung dalam membuang sampah. Oleh karenanya, akan sangat disayangkan ketika suatu tempat menjadi rusak hanya karena tercemar sampah karena kurangnya kesadaran dari masing-masing individu. Selain itu, Sampah juga dapat menimbulkan berbagai pernyakit seperti diare, tifus, bahkan gangguan saluran pernafasan akibat zat kimia yang timbul karena kesalahan dalam pengelolaan sampah.
Bencana alam berupa banjir juga dapat terjadi akibat sampah itu sendiri karena menghambat saluran perairan yang sudah dibuat untuk proses penyerapan air (Pembuangan sampah di sungai). Pasalnya, masyarakat Sumenep masih sering membuang sampah di sungai karena dinilai dekat dengan tempat mereka tinggal. Akibatnya, air yang bisa digunakan untuk pemanfaatan desa menjadi tercemar. Bahkan, munculnya bau yang tidak sedap akibat dari sampah yang mereka buang ke sungai juga mengganggu aktifitas mereka sehari-hari.
 Rencana pembangunan TPS ini tentu saja merupakan salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat Sumenep terkait dengan membuang sampah pada tempatnya. Selain peran pemerintah, peran dari masyarakat juga dibutuhkan untuk mensukseskan program yang dibuat. Minimnya kesadaran masyarakat dapat diatasi dengan edukasi terkait tentang pentingnya membuang sampah pada tempatnya. Namun, tanpa adanya kesadaran penuh dari diri sendiri dan sikap enggan peduli terhadap lingkungan, maka kesadaran juga tidak akan terbentuk. Perlu diingat, peran keduanya sangat penting. Apabila salah satu dari pihak pemerintah ataupun masyarakat tidak turut ikut berkontribusi, maka keselarasan dalam pembangunan TPS sebagai sarana dan prasarana  tidak dapat terwujud dan menjadi tidak seimbang. Oleh karenanya, diperlukan kerjasama antara kedua belah pihak agar tujuan untuk membangun Sumenep menjadi kota yang bebas sampah dengan sikap peduli dengan kesadaran dalam masyarakatnya dapat terealisasikan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H