Mohon tunggu...
Deka Amalia
Deka Amalia Mohon Tunggu... Writer & Writing Trainer -

Telah menjadi dosen selama lebih dari 20 tahun. Ketua komunitas Women Script Community dan mendirikan Writing Training Center. Founder Writerpreneur Club. Dapat dihubungi di fb Deka Amalia Ridwan dan instragram : ig deka66

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kiat Sukses “Self Branding”

13 Februari 2016   17:29 Diperbarui: 13 Februari 2016   18:16 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kiat sukses “Self Branding”

Pic : Memberi pelatihan menulis di Thailand

Menyambung artikel saya terdahulu tentang apa itu Self Branding? Artikel ini adalah lanjutannya. Agak lama ya jedanya, baru sempat he he he...Setelah memahami apa itu self branding dan apa manfaatnya, tentu kita ingin tahu bagaimana mencapainya. Bagaimana agar langkah kita benar dalam mem”branding” diri sendiri. Agar apa yang kita lakukan tidak sia-sia dan tidak membuang waktu percuma. Karena self branding membutuhkan waktu, konsistensi dan kesabaran.

Bayangkan jika langkah kita keliru, tentu waktu dan tenaga akan terbuang percuma. Tetapi jika langkah kita benar, kita yakin berada di jalur yang benar, maka melalui usaha dan kesabaran, kita akan mencapai hasil yang maksimal. Sedikit banyak, saya sudah menjalani dan memperoleh hasilnya.
Terbukti secara perlahan saya sudah dikenal di dunia yang saya jalani, banyak pihak menghubungi saya dan memberi pekerjaan. Artinya apa? Artinya tentu saya mendapat penghasilan. Dan, saya percaya setiap upaya yang ikhlas akan membuahkan hasil. Setiap orang bisa memperolehnya, tentu saja. Jadi pahami dulu apa yang kita kerjakan lalu jalani dengan serius. Maka hasil maksimal akan diraih.

Yang harus dilakukan adalah kita menemukan jati diri kita dulu. Kita tahu kelebihan kita dan sadar kekurangan kita. Kelebiham kita tonjolkan. Kekurangan kita perbaiki. Seringkali kita merasa tidak punya kelebihan dan terpaku pada kekurangan. Itu adalah pola pikir yang salah dalam self branding. Harus kita sadari jika setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan. Jadi mulai ubah pola pikir kita. Temukan kelebihan dan kekurangan. Manfaatkan kelebihan dan jadikan catatan saja kekurangan kita. Satu hal yang penting, self branding dimulai dari percaya diri. Jadi mulailah percaya diri. Buang rasa malu, rendah diri, takut, kuatir dan hal negatif lainnya karena itu yang akan menghalangi kita untuk maju.

Intinya self branding ada 3 yaitu :

1. Vision.
Kita punya visi tentang diri kita. Apa visi kita ke depannya? Mau jadi apa? Mau bagaimana? Buat visi dan jadikan itu pegangan dalam diri kita. Agar saat melangkah kita tidak keluar dari visi kita. Karena itulah setiap brand merumuskan visi dahulu lalu menyebarkan ke semua pihak yang terlibat agar punya visi yang sama tentang brand itu. Maka jika self branding, buat visi dan tanamkan dalam diri kita.

2.values.
Apa nilai yang ada dalam diri kita? Temukan setiap nilai yang ada dalam diri kita. Yang bisa kita gunakan dalam menjalankan self branding. Misalnya konsistensi, motivasi yang tinggi, tidak kenal putus asa dan sebagainya.

3. Mission
Apa misinya? Ingin bermanfaat utk diri sendiri dan orang banyak, misalnya. Kita harus punya misi yang tepat, sehingga saat melakukan sesuatu sesuai dengan misi tersebut.

Ketiga hal tersebut membentuk self concept dalam diri kita. Kita punya konsep dalam mem"branding" diri sendiri. Self concept itu kita catat, kita tanamkan dalam diri kita dan kita evaluasi secara berkala. Jika kita punya konsep diri yang jelas, maka rasa percaya diri akan tumbuh dengan sendirinya. Seringkali rendah diri atau minder itu karena kita tidak memahami diri sendiri. Tidak punya konsep diri.

Setelah kita temukan jadi diri kita, yang hanya kita yang tahu. Maka alirkan itu saat branding. Itu yang disebut : the mind of others. Secara perlahan dan halus branding kita bangun dan secara halus kita alirkan dalam setiap langkah kita. Contoh sederhana, postingan kita, status kita secara tidak langsung memiliki muatan itu. Itu yang disebut membentuk “image” yang menghasilkan “impression.” Kita membentuk image dan memberi impression. Sehingga kita juga membangun presepsi orang banyak sesuai yang kita inginkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun