Mohon tunggu...
Hengky Pradana
Hengky Pradana Mohon Tunggu... Administrasi - Mahasiswa

musisi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perkembangan Infrastruktur di Mojokerto

18 September 2024   08:18 Diperbarui: 18 September 2024   08:23 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perkembangan Infrastruktur di Mojokerto

Mojokerto yang berada di Provinsi Jawa Timur memiliki sejarah yang jarang orang tau. Kota Mojokerto pada zaman dahulu merupakan kawasan Kerajaan Majapahit. Terdapat peninggilan pada zaman Majapahit dahulu seperti, Candi Tikus, Candi Brahu, Candi Bajang Ratu, dan lain-lain. Tepatnya di Kecamatan Trowulan tempat bekas peninggalan Kerajaan Majapahit dahulu yang menjadikan Kecamatan Trowulan menjadi salah satu tempat destinasi wisata. Tidak hanya menyajikan keindahan candi-candi peninggilan saja melainkan dengan sejarah-sejarah Kerajaan Majapahit akan diceritakan oleh pemandu wisata yang ada di kecamatan trowulan. Tidak hanya peninggalan Kerajaan Majapahit saja, di Kecamatan Trowulan juga terdapat makam dari Syekh Jumadil Kubro, kakek dari walisongo atau sering disebut dengan makam mbah troloyo. Tempat pemakaman mbah troloyo ini masih ramai dengan pengunjung karena beragaman tujuan yaitu, kepercayaan masyarakat untuk mencari berkah, meminta kesembuhan, meminta di panjangkan umurnya, dan meminta untuk mendapatkan jodoh.

Terdapat bagian Mojokerto di daerah dataran tinggi yang mengalami perkembangan infrastruktur dari tahun ke tahun semakin bagus yaitu daerah Kecamatan Pacet. Dengan berada di daratan yang tinggi Kecamatan Pacet merupakan tempat penghasil bumi di Mojokerto seperti umbi-umbian, sayuran, buah-buahan, dan masih banyak lagi. Kecamatan Pacet menyuguhkan keindahan alam seperti air terjun dan pegunungan tak heran Kecamatan Pacet merupakan tempat wisata yang wajib di kunjungi apabila berkunjung di Mojokerto. Pacet merupakan bagian perbatasan antara Mojokerto dengan kota Batu. Dengan berkembangannya infrastruktur jalan yang baik, mempermudah akses masyarakat untuk bepergian dari Pacet ke Batu atau sebaliknya dengan waktu yang cepat yang dahulu memerlukan waktu yang cukup lama dengan melewati hutan dengan jalan yang belum dapat diakses dengan mudah sekarang menjadi lebih mudah akses dengan adanya perkembangan infrastruktur jalan yang baik. Akses jalan yang baik mempermudah jual beli para petani yang ada di Kecamatan Pacet, dengan hal ini meminimalisir rusaknya hasil panen petani yang akan diperjual belikan. Tidak hanya itu, belakangan ini Pemerintah Jawa Timur telah merilis transportasi umum dengan rute perjalanan Mojokerto-Batu. Dengan adanya ini menjadi opsi pilihan masyakarat untuk menggunakan transportasi umum untuk bepergian ke Kota Batu.

Pada pusat Kota Mojokerto mengalami perkembangan infrastruktur yang singnifikan. Di Kecamatan Magersari yang dahulu masih banyak lahan persawahan sekarang menjadi daerah yang cukup padat di Kota Mojokerto. Dengan adanya mall, taman bermain, kafe, dan jajanan kaki lima yang berada di jalan benteng pancasila. Perkembangan infrastruktur ini memberi dampak positif bagi masyarakat Mojokerto, dengan membuka usaha mulai dari makanan, pakaian, dan tempat bermain dapat mengurangi angka pengangguran yang ada di Mojokerto. Tidak hanya di jalan benteng pancasila, di jalan empunala  dengan adanya perkembangan sarana dan prasarana. Dengan pelebaran jalan yang luas dan adanya hiasan lampu, kursi dan adanya angkringan membuat jalan empunala terlihat seperti jalan malioboro yang ada di Yogyakarta. Tidak lupa di trotoar jalan juga diberi jalur khusus untuk masyakarat yang membutuhkan. Perkembangan infrastruktur berupa fasilitas kesehatan juga semakin berkembang, hampir di setiap kecamatan yang ada Mojokerto sudah terdapat layanan kesehatan setidaknya memiliki puskesmas di setiap kecamatan. Layanan kesehatan masyarakat merupakan hal yang paling penting dalam pembangunan infrastruktur kota, apabila di sebuah kota pembangunan infrastrukktur berupa layanan kesehatan melambat atau jarang adanya tempat layanan kesehatan menyebabkan sulitnya akses layanan kesehatan bagi masyakarat. Dengan meratanya tempat layanan pendidikan mulai dari SD, SMP, dan SMA yang di setiap kecamatan ada menunjukkan adanya pemerataan pendidikan di setiap daerah yang ada di Mojokerto. Dengan adanya tempat layanan pendidikan di setiap kecamatan diharap mampu melahirkan masyarakat yang intelektual menuju Indonesia Emas 2045.

Pada pusat Kota Mojokerto tepatnya di alun-alun yang mengalami perubahan ikon yang sebelumnya  hanya berupa tugu saja sekarang berubah konsep menjadi Kerajaan Majapahit. Dengan berubahnya ikon alun-alun kota Mojokerto ini banyak masyarakat yang tidak setuju, karena tugu pada alun-alun sudah sangat ikonik bagi masyarakat Mojokerto. Namun dengan berubahnya ikon Mojokerto dengan konsep Kerajaan Majapahit menjadi warna baru di dan mejadikan daya tarik Kota Mojokerto untuk para wisatawan. Dengan konsep kerajaan majapahit pada alun-alun Kota Mojokerto membuat pengunjung dari Mojokerto maupun dari luar kota tertarik untuk datang untuk berfoto-foto atau bersantai. Setiap hari minggu di area alun-alun diadakan Car Free Day (CFD). Adanya CFD ini membuat masyakarat ramai datang ke alun-alun atau hanya sekedar mencari sarapan. Hal ini dapat dimanfaatkan untuk para pedagang untuk berjualan di sekitar alun-alun. Diikuti dengan berkembangnya infrastruktur di Mojokerto yaitu stadion Gelora Ahmad Yani. Stadion ini yang dahulu hanya digunakan untuk pertandingan club Sekolah Sepak Bola (SSB), kini ditambah dengan joging track. Penambahan joging track ini menjadi tempat untuk masyarakat joging, latihan fisik, dan lain-lainnya. Dengan adanya fasilitas joging track di stadion Gelora Ahmad Yani  membuat masyakarat Mojokerto antusias untuk joging di stadion. Sebelum adanya joging track di stadion banyak terjadi kemacetan dan kecelakaan di jalan raya karena adanya masyarakat yang joging di bahu jalan, dengan adanya joging track ini merupakan hal positif untuk mengurangi kemacetan dan kecelakaan di jalan raya.

Dengan adanya pembangunan infrastruktur jalan tol yang menghubungkan Mojokerto -  Surabaya sangat membantu untuk mengurangi kemacetan. Sebelum adanya jalan tol dari Mojokerto ke Surabaya membutuhkan waktu sekitar dua jam, sekarang dengan adanya tol hanya membutuhkan waktu satu jam perjalanan saja dari Mojokerto -- Surabaya atau sebaliknya. Dengan adanya tol ini mempercepat perjalanan dan mengurangi kemacetan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun