Mohon tunggu...
Hasna Naraisya Hanin
Hasna Naraisya Hanin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah seorang mahasiswa yang sedang dalam perjalanan mengeksplorasi berbagai hal baru.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Kunci Kesembuhan Lebih dari Sekadar Obat

2 Januari 2025   21:35 Diperbarui: 2 Januari 2025   21:35 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Dalam dunia medis, kesembuhan sering kali dianggap sebagai hasil dari diagnosis yang tepat dan pemberian obat yang sesuai. Namun, kenyataannya, ada faktor lain yang tidak kalah penting, bahkan kadang lebih berpengaruh dalam proses penyembuhan yaitu komunikasi antara dokter dan pasien. Komunikasi ini dinamakan dengan komunikasi terapeutik. Tapi, apa sebenarnya yang dimaksud dengan komunikasi terapeutik, dan mengapa hal ini begitu penting?

Bayangkan seorang pasien yang datang ke dokter dengan keluhan yang sudah dirasakan selama berhari-hari. Setelah menjelaskan berbagai gejala yang ia rasakan, ia berharap mendapatkan penjelasan yang membuat dirinya merasa tenang. Namun, dokter hanya memberikan resep tanpa banyak berbicara. Pasien pun pulang dengan rasa cemas, bahkan merasa tidak benar-benar dipahami. Situasi seperti ini mungkin saja terjadi di fasilitas pelayanan kesehatan. Dalam kondisi ini, peran komunikasi terapeutik menjadi penting untuk diperhatikan.

Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar dan bertujuan untuk menyembuhkan pasien. Komunikasi terapeutik adalah media untuk saling memberikan dan menerima antar tenaga medis atau tenaga kesehatan dengan pasien yang berlangsung secara verbal dan non verbal. Komunikasi ini bukan sekadar berbicara saja, melainkan juga melibatkan kemampuan untuk mendengarkan dengan penuh perhatian, menjelaskan rencana pengobatan dengan bahasa yang mudah dimengerti, dan menunjukkan empati terhadap perasaan pasien. Melalui komunikasi yang baik, dokter dapat membangun rasa percaya, mengurangi kecemasan pasien, dan memastikan bahwa mereka memahami langkah-langkah pengobatan yang harus dijalani. Dengan kata lain, komunikasi yang baik dapat menjadi "obat" yang tidak kalah penting dari pil dan suntikan.

Ada banyak sekali penerapan komunikasi terapeutik dalam praktik pelayanan kesehatan, salah satunya adalah memperhatikan pasien saat mereka berbicara. Saat pasien berbicara, dokter memberikan kesempatan bagi pasien untuk mengungkapkan keluhan mereka dengan penuh perhatian. Hal ini dapat membuat pasien merasa nyaman dan merasa dihargai. Selain itu, dokter dapat menjelaskan diagnosis dengan kata yang sederhana. Misalnya, daripada dokter menjelaskan dengan istilah medis, dokter dapat menjelaskan dengan istilah yang lebih mudah dipahami. Contoh yang lain adalah menggunakan empati saat berkomunikasi dengan pasien. Dokter dapat menunjukkan empati melalui kalimat sederhana seperti, "Saya mengerti bahwa ini adalah situasi yang sulit bagi Anda." Ungkapan ini dapat memberikan rasa aman kepada pasien

Komunikasi terapeutik membawa dampak positif dalam hubungan antara dokter dan pasien. Salah satu manfaatnya adalah mendorong pasien untuk disiplin dalam mengikuti anjuran medis yang membuat proses pengobatan menjadi lebih efektif. Selain itu, komunikasi yang baik dapat membantu menurunkan tingkat kecemasan dalam diri pasien. Pasien yang merasa didengar dan dimengerti oleh dokter biasanya lebih tenang dan percaya diri. Komunikasi yang terbuka juga memungkinkan dokter dan pasien untuk bekerja sama dalam mengambil keputusan medis. Dengan mendiskusikan kebutuhan medis dan preferensi pribadi pasien, dokter bisa mengambil keputusan yang lebih tepat dan relevan.

Kesembuhan tidak hanya bergantung pada resep dokter, tetapi juga pada cara kita saling memahami. Dalam setiap interaksi antara dokter dan pasien, ada peluang untuk menciptakan hubungan yang mendukung proses penyembuhan secara holistik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun