Mohon tunggu...
Mia Mulyati
Mia Mulyati Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Bimbingan Konseling Islam Universitas Islam Megeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Mia Mulyati adalah kepribadian yang suka deengan dunia kepenulisan, apalagi di bidang kesehatan mental dan pengembangan serta eknomi kreatif dan digitalisasi. Kepeduliannya dengan kesehatan mental sehingga ingin memberikan sebuah tulisan yang berkaitan dengan kesehatan mental dan sosial.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Kuliah Kerja Nyata (Kukerta) Kelompok 77 UIN SMH Banten Mengadakan Inivasi Produk Tempe di Desa Wantisari Kecamatan Leuwidamar

2 Agustus 2024   21:28 Diperbarui: 2 Agustus 2024   21:32 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumetasi bersama Owner Pabrik Tempe desa Wantisari

Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (Kukerta) Kelompok 77 UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten, Kamis, 25 Juli 2024 pukul 13.00 WIB, mengadakan inovasi pembuatan keripik tempe di desa Wantisari kecamatan Leuwidamar kabupaten Lebak, Banten. Pembuatan keripik tempe dilakukan di pabrik pengolahan tempe yang dikelola oleh Bapak Sidik dan Istrinya. UMKM yang sudah berdiri sejak 2010 ini hanya menghasilkan produk tempe yang dipasarkan di lingkungan sekitar desa Wantisari saja, belum meluas keluar dari desa Wantisari. Seperti yang disampaikan Bapak Sidik selaku owner dari pabrik tempe desa Wantisari, bahwa pabrik ini sudah lama berdiri namun untuk pemasaran masih dalam lingkupan satu desa Wantisari saja belum tersebar luas (kamis, 25/07/2024).

Pak sidik selaku owner pabrik tempe membantu Mahasiswa Kukerta Kelompok 77 dalam pembuatan keripik tempe tersebut. Menurut pemaparannya, Keripik tempeini sebenarnya  sudah pernah dibuat olehnya namun tidak berjalan karena kenaikan harga-harga sembako yang melambung tinggi di akhir ini. Sehingga produksi keripik tempe sudh tidak direalisasikan lagi oleh Pak Sidik.

Kegiatan pembuatan keripik tempe oleh mahasiswa kukerta 2024 ini bertujuan untuk melanjutkan laju inovasi dan perkembangan konsumsi tempe menjadi lebih bervariasi dan mudah terjual di kalangan atas bahkan bisa didistribusikan di kota besar. Sehingga mahasiswa Kukerta kelompok 77 melakukan pengembangkan inovasi produk tempe bukan hanya sebagai tempe yang terjual seperti biasa saja, namun bisa dikembangkan menjadi olahan keripik tempe yang bisa tembus di kalangan mana saja.

Mahasiswa kukerta kelompok 77 UIN SMH Banten bukan hanya mengamati dari pembuatannya saja, namun merencanakan program kerja digitalisasi marketing yaitu bagaimana cara pemasaran di era digitalisasi saat ini supaya laju perkembangan keripik tempe mudah akses oleh masyarakat umum.

Perhatian mahasiswa kuketa kelompok 77 juga tertuju kepada cara pengemasan produk agar terlihat menarik, sehingga mahasiswa bisa membantu dalam pengemasannya dan membuat logo kemasan yang menarik. Hal ini bertujuan untuk menarik konsumen agar tertarik dan target marketing pun terpenuhi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun